Data PMI: Tiga Orang Meninggal Dunia, Ribuan Mengungsi akibat Gempa Pasaman Barat
Rida menerangkan, untuk bangunan rumah yang mengalami rusak berat saat diperkirakan mencapai 100 unit, sedangkan untuk rusak ringan mencapai 300 unit.
Data Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Pasaman Barat hingga saat ini mencatat, ada tiga orang yang meninggal dunia akibat gempa magnitudo 6,2 yang terjadi pada Jumat (25/2) pagi.
Kepala Markas PMI Pasaman Barat, Rida Warsa mengatakan, ada tiga orang yang dilaporkan meninggal dunia, 10 orang luka parah dan 50 orang luka ringan karena gempa tersebut.
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Bagaimana Bunga Jeumpa diperbanyak? Perbanyakan Bunga Jeumpa ini dapat dilakukan dengan melalui biji yang tumbuh kurang lebih 3 bulan sesudah biji disebar.
-
Bagaimana dampak gempa bumi bagi warga? Getaran yang cukup kuat seketika membuat warga berhamburan ke luar rumah. Mereka juga berteriak untuk mengingatkan para tetangga agar segera menyelamatkan diri.
-
Di mana gempa Bantul berpusat? Gempa bumi yang berpusat di Kabupaten Bantul menjadi sebuah alarm pengingat tentang keberadaan zona subduksi yang masih aktif di wilayah selatan Pulau Jawa.
-
Di mana gempa terjadi? Mengutip informsi BMKG, pusat gempa berada di 8.52 LS,115.35 BT atau 2 km timur laut Gianyar, Bali dengan kedalaman 10 km.
-
Apa yang menyebabkan gempa bumi? “Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan,”
“Data sementara di lapangan, ada tiga yang meninggal dunia, 10 luka parah, dan 50 luka ringan, masih terus didata,” jelasnya di Pasaman Barat, Sumbar, Jumat (25/2) siang.
Dia menerangkan, untuk bangunan rumah yang mengalami rusak berat saat diperkirakan mencapai 100 unit, sedangkan untuk rusak ringan mencapai 300 unit.
“Ada juga rumah ibadah, sekolah dan perkantoran yang rusak,” ujarnya.
Sedangkan untuk warga yang mengungsi saat ini ada pada 35 titik lokasi, dengan jumlah sekitar lima ribu jiwa.
“Kita masih menyebar relawan PMI ke lokasi-lokasi yang terdampak, untuk pendataan dan memberikan bantuan terhadap warga yang membutuhkan. Kita juga ikut dalam evakuasi, keperluan ambulans, assesment, pendirian tenda, pos kesehatan, hingga distribusi terpal,” jelas Rida.
Untuk saat ini, PMI mengaku masyarakat yang mengungsi kekurangan tenda barak, tim kesehatan, makanan siap saji, dan dapur umum.
“Dapur umum sudah didirikan di Puskesmas Kajai, namun belum memadai untuk meng-cover seluruh warga mengungsi. Untuk yang mengungsi, rata-rata, karena terdampak gempa, dan ada yang masih trauma, dan takut pulang ke rumahnya,” tutup Rida.
(mdk/fik)