Data Rabu 6 Mei, Angka Pasien Sembuh Corona di Depok Lebih Tinggi dari Meninggal
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Depok, Jawa Barat hingga Rabu, 6 Mei 2020 mencatat, jumlah angka pasien terkonfirmasi yang sembuh lebih tinggi dibanding pasien meninggal dunia.
Data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Depok, Jawa Barat hingga Rabu, 6 Mei 2020 mencatat, jumlah angka pasien terkonfirmasi yang sembuh lebih tinggi dibanding pasien meninggal dunia.
"Sebanyak 47 orang pasien dinyatakan sembuh. Sedangkan untuk yang meninggal ada 20 orang, dari jumlah kasus konfirmasi positif 323 orang," kata Wali Kota Depok Mohammad Idris di Depok, seperti dilansir Antara, Kamis (7/5).
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
Sedangkan untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 3.372 orang, dengan selesai pemantuan 1.752 orang dan masih tersisa 1.620. Untuk Pasien Dalam Pengawasan (PDP) 1.312 orang, selesai 529 orang dan tersisa 783 orang. Untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) tersisa 941 dari 1.331 jiwa, dan selesai pemantauan 390 orang.
Idris mengatakan, pihaknya menerapkan tiga strategi kebijakan dalam penanganan penyebaran virus Corona atau Covid-19. Ketiga kebijakan tersebut yaitu pencegahan (prevent), pendeteksian (detect), dan penanganan (response).
Dia mengatakan strategi prevent dirumuskan dalam kegiatan promosi dan sosialisasi kesehatan. Kemudian, penerapan kewaspadaan dini, pembentukan kampung siaga Covid-19 serta penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Lalu untuk detect dilakukan melalui program Contact Tracing (penelusuran kontak), penyelidikan epidemiologi, rapid test dan Swab Polymerase Chain Reaction (PCR)," ujarnya.
Sementara strategi response, kata Mohammad Idris, dilakukan dengan menjalankan program penanganan kasus, menunjuk Rumah Sakit Rujukan Covid-19, penyediaan logistik, Jaring Pengaman Sosial (JPS) hingga layanan pemakaman.
Selain ketiga strategi tersebut yang ditunjang juga dengan manajemen operasional Covid-19 yaitu manajemen Gugus Tugas dan Informasi atau Komunikasi. Namun yang penting juga dibutuhkan kerja sama semua pihak untuk menyelesaikan pandemi virus Corona.
Baca juga:
Ngobrol Bersama Wali Kota Tanjungbalai: Persiapan Penjemputan WNI di Malaysia
Bertambah 1, Total 7 Santri Asal Aceh Tertular Corona dari Klaster Ponpes di Magetan
EMTEK Gelar Konser Amal Satu Indonesia, Donasi Akan Disumbangkan Penanganan Corona
RSUP M Djamil Padang Dilaporkan ke Polisi Terkait Kasus Bayi Meninggal
Cegah Penyebaran Corona, Kemenag minta Warga Solo Patuhi Imbauan Ibadah di Rumah
Menteri PPPA: Perempuan dan Anak Kelompok Rentan Terdampak Covid-19