Demi Hadapi Tantangan Kemanusiaan Dunia, Indonesia Kini Punya Institut For Humanitarian Islam
Peluncuran lembaga kemanusiaan ini mengingatkan akan ajaran mendalam Islam yang menekankan kasih sayang, empati, dan tanggung jawab terhadap sesama.
Institute For Humanitarian Islam resmi diluncurkan di Hotel JW Mariot, Jakarta Selatan, Senin (4/11) malam. Lembaga ini hadir sebagai upaya untuk mendorong pemahaman, kasih sayang, dan aksi dalam menghadapi tantangan kemanusiaan di dunia.
Lembaga baru ini diresmikan langsung oleh Menteri Agama RI Prof KH Nasaruddin Umar, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), dan mantan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut).
- 7 Cara Menghadapi Orang yang Iri Menurut Islam, Penyakit Hati yang Menghancurkan Amal Kebaikan
- 8 Hadits untuk Ilmu dalam Islam, Anjuran Agama untuk Selalu Tetap Belajar
- Dapat Hadiah Rp1 Juta Jika Raih IPK 4, Cara Ibu Kos Semangati Mahasiswa untuk Kuliah Ini Banjir Pujian
- Kasus Dugaan Penistaan Agama Pegawai Kemenhub, Polisi Bakal Periksa Saksi Ahli MUI & Kemenag
Acara peluncuran ini dihadiri kedutaan negara sahabat, Direktur Eksekutif Rabithah 'Alam Islami untuk Indonesia Syekh Abdulrahman Al-Khayyat, Perwakilan organisasi keagamaan, serta perwakilan kementerian/lembaga negara.
Direktur Eksekutif Institute For Humanitarian Islam, Gus Yaqut dengan penuh kebanggaan dan antusiasme menyambut para tokoh yang hadir dalam acara peluncuran Institut Islam Humanitarian ini. Menurutnya kehadiran lembaga ini merupakan langkah penting untuk menghadapi tantangan kemanusiaan di dunia.
"Inisiatif ini merupakan langkah penting dalam upaya kita untuk mendorong pemahaman, kasih sayang, dan aksi dalam menghadapi tantangan kemanusiaan yang mendesak di dunia kita," ujar Gus Yaqut dalam sambutannya dikutip Rabu (6/11).
Tujuan Lahirnya Institute For Humanitarian Islam
Peluncuran lembaga kemanusiaan ini mengingatkan akan ajaran mendalam Islam yang menekankan kasih sayang, empati, dan tanggung jawab terhadap sesama. Institut kata Gus Yaqut, bertujuan untuk mewujudkan prinsip-prinsip tersebut dengan menyediakan platform untuk pendidikan, dialog, dan kolaborasi.
"Kami bertekad untuk memberdayakan individu dan komunitas dalam upaya kemanusiaan yang berakar pada nilai-nilai Islam," ucap Gus Yaqut.
Melalui lembaga ini, Gus Yaqut mengajak semua pihak menjelajahi solusi inovatif untuk mengurangi penderitaan, mempromosikan keadilan, dan membangun jembatan pemahaman antar berbagai komunitas.
"Komitmen kami terhadap keunggulan dan inklusivitas akan menjadi panduan dalam setiap langkah yang kami ambil," kata mantan Ketua Umum GP Ansor ini.
"Kami sangat menantikan partisipasi Anda saat kita berupaya memberikan dampak positif di dunia ini. Mari kita jalani misi ini bersama-sama, dengan harapan dan tekad," ucap Gus Yaqut.
Sudah Direncanakan Sejak 2017
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menjelaskan, wacana Humanitarian Islam pertama kali diperkenalkan pada 2017 lalu dalam konferensi yang digelar di Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang.
"Kami waktu itu menghadirikan narusumber dari berbagai negara yabng kemudian melahirkan deklarasi Gerakan Prmuda Ansor tentang Islam untuk kemanusiaan," kata Gus Yahya.
Kakak kandung Gus Yaqut ini menuturkan, begitu banyak keragaman di Tanah Air ini. Indonesia telah terbangun satu peradaban yang bersatu dan harmonis di tengah-tengah perbedaan dan luar biasa.
"Sehingga saya kira di Indonesia sangat pantas mengklaim bahwa unity of diversity sungguh-sungguh telah terwujud di dalam kehidupan berkuasa masyarakat," jelas Gus Yahya.
Gus Yahya yakin keberhasilan Indonesia ini cukup berharga untuk disumbangkan ke tengah-tengah masyarakat internasional dengan harapan bisa menjadi inspirasi untuk menemukan jalan keluar dari berbagai macam masalah internasional yang berkaitan dengan konflik.
"Mudah-mudahan nanti ini akan mewujudkan peradaban global yang sungguh-sungguh adil dan harmonis," kata Gus Yahya.