Demo Tolak Pabrik Semen di Samarinda Ricuh, Batu hingga Busur Beterbangan
Demo mahasiswa di depan kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gadjah Mada, Samarinda berujung ricuh, Senin (8/4). Sedikitnya tujuh mahasiswa, polisi dan Satpol PP, mengalami luka-luka. Para demonstran menolak pabrik semen di Kutai Timur.
Demo mahasiswa di depan kantor Gubernur Kaltim, Jalan Gadjah Mada, Samarinda berujung ricuh, Senin (8/4). Sedikitnya tujuh mahasiswa, polisi dan Satpol PP, mengalami luka-luka. Para demonstran menolak pabrik semen di Kutai Timur.
Demo hari ini merupakan kali kedua yang dilakukan mahasiswa. Ratusan mahasiswa datang berorasi di depan kantor Gubernur sekira pukul 11.00 WITA. Dua jam kemudian, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi datang menemui mahasiswa.
-
Siapa Sanggramawijaya Tunggadewi? Sosok Sanggramawijaya Tunggadewi, Putri Mahkota Kerajaan Medang Kahuripan yang Memilih Jadi Pertapa dan Tak Menikah Ia meninggalkan kemewahan duniawi demi tujuan besar. Putri Sulung Raja Sanggramawijaya Tunggadewi merupakan putri sulung Raja Airlangga. Ia punya dua adik laki-laki yang kelak terlibat perang saudara.
-
Siapa Delsy Syamsumar? Delsy Syamsumar, Pelukis Neoklasik Asal Sumbar yang Karyanya Sudah Diakui Dunia Salah satu pelukis terkemuka di Indonesia ini telah melahirkan karya-karya hebat yang sudah diakui oleh Lembaga Seni dan Sejarah Perancis melalui literatur.
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
-
Di mana Syawalan Morodemak digelar? Syawalan Morodemak merupakan sebuah ritual sedekah laut yang digelar di Pantai Morodemak, Kecamatan Bonang.
-
Siapa Mbak Dewi? Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan.
-
Siapa Dewi Rengganis? Legenda Dewi Rengganis penjaga Gunung Argopuro Diceritakan bahwa Dewi Rengganis, putri dari Kerajaan Majapahit, diasingkan ke puncak gunung bersama enam dayangnya.
Situasi mulai memanas, dan Hadi sempat disela saat diberikan penjelasan. Mahasiswa bersikeras, Hadi mengeluarkan statement menolak pabrik semen.
"Kalau tidak ada dialog, untuk apa saya hadir di sini? Kenapa saya tidak dikasih kesempatan bicara?" kata Hadi kepada mahasiswa berbagai elemen yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Karts Kalimantan Timur.
Armin menuding Pemprov tidak memberi ruang dialog untuk menolak pendirian pabrik semen, sejak Desember 2018. Menurut dia, ada 2,1 juta hektare ekosistem terancam apabila bentangan karts di Kutai Timur, dieksploitasi untuk industri semen. Dia mendesak Hadi tidak kompromi terhadap upaya perusakan lingkungan akibat dampak pabrik semen.
"Kita tidak boleh menolak tanpa kajian. Saya tidak langsung menerima, saya pelajari dulu. Saya harus adil. Tidak boleh menolak mentah-mentah, tidak boleh menerima mentah-mentah," jawab Hadi.
Hampir 1 jam Hadi bicara di pikap. Dia lantas meninggalkan demonstran. Belum jelas sebabnya, sekira pukul 15.00 WITA, aparat Satpol PP dan polisi di depan pagar masuk kantor Gubernur terlibat bentrok. Gas air mata ditembakkan ke udara.
Petugas membubarkan massa yang anarkis, karena mulai menghujani aparat dengan batu, dan menembakkan busur. Kendati demikian, mahasiswa dipukul mundur dan aparat gabungan masuk kembali ke dalam pagar. Situasi mereda. Namun begitu, sedikitnya dua polisi, 4 Satpol PP, dan mahasiswa terluka di kepala, kaki, bibir, dan wajah.
"Mengamankan aksi demo ini, kami turunkan 400 personel polisi termasuk Brimob, di luar jumlah personel Satpol PP. Berdasarkan SOP (Standar Operasional Prosedur), batas aksi sampai jam 6 sore. Kita lihat perkembangan," kata Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Vendra Riviyanto.
Baca juga:
Demo Tolak Pabrik Semen di Kutai Timur Ricuh, Wartawan dan Polisi Dikeroyok Massa
Aksi Mahasiswa Kampanye Keselamatan Lalu Lintas di Thamrin
Puluhan Mahasiswa di Pekanbaru Desak Polisi Tuntaskan Kasus Korupsi PDAM Inhil
Demo di Depan Gedung DPRD Sumut, Mahasiswa Nilai Nawacita Jokowi Belum Terwujud
Mahasiswa Segel Kantor Rektor Universitas Muhammadiyah Riau
Kampus Sebut Kasus Rektor Mubarok Mahasiswi S3 Bukan Urusan UMRI