Derita TKI asal NTB tak digaji saat kerja di Malaysia
Dia kemudian dijual oleh majikannya ke orang India.
Tiga Tenaga Kerja Indonesia (TKI) wanita asal Nusa Tenggara Barat (NTB), yang kabur dari tempat penampungannya di Sumatera Utara, tersesat sampai ke Jambi dan ditolong petugas Dinas Perhubungan setempat di terminal. Kabid Angkutan Dinas Perhubungan Kota Jambi, Hendri Ramdes, di Jambi mengatakan, ketiga wanita muda yang merupakan calon TKI itu diamankan petugas karena kebingungan setelah turun dari bus di terminal.
Ketiga perempuan tersebut diketahui bernama Salmiah (29), serta kakak beradik Kasmiati (29) dan Harniati (20) yang semuanya berasal dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Korban Salmiah kepada wartawan mengatakan mereka tiba di Jambi setelah sebelumnya kabur dari lokasi penampungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal di kawasan Tanjung Balai, Sumatera Utara.
Sebelumnya, mereka direkrut oleh penyalur TKI di Lombok dan setelah sepakat langsung dibawa ke Tanjung Balai. Namun belakangan Salmiah mulai ragu dengan penyalur TKI tersebut, apalagi ada sejumlah dokumen yang dipalsukan.
Salmiah menyebutkan, ia sempat bekerja di Malaysia setelah diambil oleh majikan yang merupakan orang Melayu. Namun kemudian dia malah dijual kepada majikan lain yang merupakan orang India.
"Saya dijual 6.500 Ringgit dan selama di Malaysia tidak sempat digaji dan karena majikannya tidak cocok, lalu dikembalikan ke lokasi penampungan di Tanjung Balai, hingga bertemu dengan Kasmiati dan Harniati," kata Salmiah.
Akhirnya, ketiga perempuan asal Lombok tersebut memutuskan untuk melarikan diri dan awalnya mereka ke Kota Medan, kemudian ada warga yang menolong dan mereka diserahkan ke Dinas Sosial.
Kemudian berbekal surat jalan dari Dinas Sosial Medan tersebut, ketiga perempuan asal Lombok tersebut bertolak menuju Riau. Sesampainya di Riau, mereka lagi-lagi dibuatkan surat jalan oleh Dinas Sosial Riau, untuk bertolak ke Jambi.
"Kami hanya mau pulang ke Lombok, NTB," kata Salmiah.
Sementara itu Kasmiati, saat diperiksa petugas mengaku jika ia dan adiknya, Harniati, belum sempat dipekerjakan dan setelah bertemu dengan Salmiah. Akhirnya Kasmiati dan Harniati memutuskan untuk ikut kabur.
Sementara itu terkait pengirimannya ke lokasi penampungan TKI ilegal di Tanjung Balai, Kasmiati mengaku penyalur membuatkan mereka Kartu Tanda Penduduk (KTP) fiktif. Namun, ketiganya tidak mengetahui masalah penyalur membuatkan mereka KTP fiktif tersebut.