Derita Warga Samarinda Terjebak Banjir Hingga Berbuka Puasa di Jalan
Tak pelak lagi, banjir merendam sejumlah ruas jalan protokol. Seperti di Jalan Kesuma Bangsa, dan Jalan Pahlawan. Tidak terkecuali kawasan langganan banjir seperti Jalan Pasundan, dan simpang 4 Voorvo Jalan Dr Soetomo-Jalan Letjend S Parman, serta Jalan KH Wahid Hasyim.
Dua hari ini hujan mengguyur kota Samarinda, Kalimantan Timur, setiap sore hari, mengakibatkan banjir di sejumlah ruas jalan. Warga pun terjebak banjir, dan terpaksa berbuka puasa di jalan.
Seperti yang terjadi sore ini tadi. Hujan turun sangat deras, mengguyur sebagian besar wilayah Samarinda, mulai pukul 15.30 WITA dan baru mereda sekitar 1,5 jam kemudian.
-
Kenapa niat puasa Ramadan penting? Niat puasa Ramadan adalah pernyataan batin yang mengkonfirmasi keinginan dan komitmen seseorang untuk menjalankan ibadah puasa sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT. Ini adalah momen reflektif di mana seseorang menyatakan tujuannya untuk berpuasa, memisahkan diri dari kegiatan sehari-hari dan fokus pada spiritualitas dan disiplin diri.
-
Kenapa kue ini diburu saat bulan Ramadan? Bulan Ramadan menjadi momen berburu makanan khas daerah yang menjadi menu andalan untuk santapan berbuka puasa bersama keluarga di rumah.
-
Kenapa puasa ganti Ramadhan penting? Sebagian umat Islam ada yang memiliki utang puasa Ramadhan karena beberapa hal.
-
Apa yang dimaksud dengan bulan Ramadan? Ramadan adalah bulan suci dalam kalender Islam yang paling ditungg-tunggu oleh umat muslim seluruh dunia. Ramadan adalah waktu refleksi, pertumbuhan spiritual, dan kedisiplinan diri.
-
Apa yang dimaksud dengan niat puasa Ramadan? Niat doa puasa adalah salah satu bagian dari puasa yang sangat penting untuk kita lakukan.
-
Apa itu Puasa Ganti Ramadhan? Puasa ganti Ramadhan bisa juga disebut dengan puasa qadha Ramadhan. Sesuai namanya, puasa ini dikerjakan apabila umat Islam memiliki utang puasa saat Ramadhan.
Tak pelak lagi, banjir merendam sejumlah ruas jalan protokol. Seperti di Jalan Kesuma Bangsa, dan Jalan Pahlawan. Tidak terkecuali kawasan langganan banjir seperti Jalan Pasundan, dan simpang 4 Voorvo Jalan Dr Soetomo-Jalan Letjend S Parman, serta Jalan KH Wahid Hasyim.
Warga pengguna jalan pun kembali diuji kesabarannya. Sepulang kantor, mereka harus melepas sepatu kerja, bahkan menggulung celana, agar bisa menerobos banjir.
"Kalau enggak begitu, saya enggak sampai rumah. Ini saya nekat lewat Jalan Pasundan, meski banjirnya memang dalam. Ternyata memang saya tidak bisa buka puasa di rumah, jadinya di jalan," kata Supriyadi (43), karyawan swasta ditemui merdeka.com, Kamis (16/5).
Kali ini, pengguna jalan dikejutkan dengan kedalaman air banjir di Jalan Pahlawan, kawasan depan Hotel Tepian. Banjir nyaris separuh motor matik, bikin motor pengguna jalan pun mati mesin.
"Coba perhatikan mas. Di sekitarnya, ada pengupasan lahan, bangun ruko, dan ruko lagi. Kemarin-kemarin, enggak separah ini. Sekarang makin parah, karena sudah enggak ada resapan air. Kalau air dari bukit yang dikupas itu lari ke atas, enggak masalah. Tapi ini kan lari ke bawah, ya banjir di jalan (Jalan Pahlawan)," kata Lukman (39), warga Jalan KH Wahid Hasyim.
Pun demikian dialami Irfandi (40) salah seorang pegawai instansi swasta. Dua hari ini, dia dan istrinya, terpaksa berbuka puasa di jalan. "Rumah saya di Lempake, ya ini mau bagaimana lewat Jalan DI Panjaitan? Beli air mineral, dan kue, cukup buat saya buka puasa di jalan 2 hari ini, gara-gara banjir ini. Semoga pemerintah melek urus beginian (meminimalisir banjir)," kata Irfandi.
Baca juga:
Dilantik Jadi Penjabat Wali Kota Makassar, Iqbal Suhaeb Soroti Masalah Banjir
Banjir Melanda Delapan Titik di Bekasi
Hujan Deras, Puluhan Sepeda Motor di Tangsel Terkena Banjir
Nekat Cari Ikan di Lokasi Banjir, Dua Orang Tenggelam Terseret Arus
Cegah Banjir di Mojokerto-Jombang, Gubernur Jatim akan Normalisasi Kali Lamong
Gubernur Khofifah Segera Normalisasi Kali Lamong yang Kerap Jadi Penyebab Banjir
Dua Pencari Ikan di Lokasi Banjir Gresik Ditemukan Tewas Tenggelam