Desak warga eks Gafatar pergi, Warga Mempawah ngamuk & bakar mobil
massa menyuarakan penolakan berulang kali dan meminta warga eks Gafatar, segera meninggalkan Mempawah.
Warga Mempawah, Senin (18/1) malam, mulai hilang kesabaran untuk mendesak sekitar 700 warga eks ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di 2 desa di Mempawah, segera meninggalkan Mempawah. Massa merusak dan membakar kendaraan milik perwakilan warga eks Gafatar, yang terparkir di halaman kantor Bupati Mempawah.
Keterangan diperoleh merdeka.com, aksi massa itu sebagai lanjutan sore sebelumnya dengan tujuan yang sama. Meski berada dalam penjagaan aparat kepolisian dan TNI, massa nekat merusak dan membakar mobil milik perwakilan warga eks Gafatar. Amarah massa belakangan diduga dipicu penolakan warga eks Gafatar, untuk angkat kaki dari Mempawah.
"Iya, mereka menolak untuk meninggalkan Mempawah," kata salah seorang warga Mempawah, Sani, saat dihubungi merdeka.com, Senin (18/1) malam.
-
Kapan Gewa lahir? Mutia mengungkapkan bahwa anaknya yang lahir pada 28 Februari 2020 sudah semakin besar dan dapat memilih pakaian yang ingin dikenakannya.
-
Dimana pusat gempa bumi di Garut? Gempa bumi melanda sisi selatan Jawa Barat pada Sabtu (28/4) pukul 23:29 WIB. Getaran diketahui berpusat di Samudera Hindia Selatan, Kabupaten Garut, dengan besaran magnitudo hingga 6,2.
-
Kapan Gunung Seulawah Agam meletus? Dari segi sejarah erupsinya, tidak diketahui pasti kapan terjadinya letusan tersebut.
-
Kapan Gunung Dempo meletus? Gunung Dempo Pagaralam, Sumatera Selatan, mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak, Selasa (25/7) pukul 21.15 WIB.
-
Kapan Rafathar potong rambut? 3 Namun, ternyata Raffi dan Nagita ingin anak mereka tampil berbeda menjelang Hari Raya Idul Fitri yang tidak lama lagi.
-
Dimana lokasi retakan tanah yang membentang di Garut? Retakan tampak membentang sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter. Sudah dua bulan terakhir masyarakat di Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut hidup dalam ketidaktenangan.
Emosi massa warga tak terbendung, mereka lalu menyeret mobil yang digunakan perwakilan eks Gafatar yang tengah berunding di dalam kantor Bupati Mempawah. Selain merusaknya, massa pun membakarnya di tengah lapangan.
"Mobil itu terbakar, meledak di lapangan," ujar Sani.
Diterangkan Sani, massa menyuarakan penolakan berulang kali dan meminta warga eks Gafatar, segera meninggalkan Mempawah. Hal itu sebagai aksi lanjutan sejak Sabtu (16/1), memberikan batas 3x24 jam bagi sekitar 700 warga eks Gafatar di 2 desa, desa Pasir dan Antibar, meninggalkan Mempawah. Warga pendatang di kedua desa itu diketahui memang pernah bergabung dengan Gafatar di daerah asalnya.
Hingga tengah malam, perwakilan warga dari massa terus berorasi. Bahkan jumlahnya terus bertambah. Bupati Mempawah Ria Norsan yang turun tangan mencoba menenangkan amarah warganya tidak digubris.
"Permintaan cuma satu, segera relokasi dan mengevakuasi warga eks Gafatar dari Mempawah," terang Sarif, warga lainnya.
Amarah massa semakin menjadi-jadi, setelah mereka mengetahui, dalam perundingan di kantor Bupati Mempawah, warga eks Gafatar menolak ganti rugi lahan yang sudah dibeli warga eks Gafatar, sebagaimana yang ditawarkan Pemkab. Massa pun menunggu 9 perwakilan warga eks Gafatar keluar dan mengepung kantor Bupati.
"Perwakilan Gafatar dievakuasi dari dalam kantor dalam kawalan ketat Brimob Polda Kalbar yang datang dari Pontianak," ungkap Sarif.
Sesuai rencana awal, hari ini menjadi batas waktu terakhir warga eks Gafatar meninggalkan Mempawah. Apabila tidak diindahkan, massa dikabarkan nekat memaksa warga eks Gafar angkat kaki dari Mempawah.
Keberadan warga eks Gafatar yang telah berubah menjadi kelompok tani di Mempawah, dinilai meresahkan lantaran Gafatar tak pernah bersosialisasi dan dikhawatirkan menyebarluaskan ajaran menyimpang bagi warga Mempawah. Hingga akhirnya, warga mengultimatum. Warga eks Gafatar, meminta waktu 3x24 jam sejak Sabtu (16/1) lalu, untuk meninggalkan Mempawah.