Di Taman Amir Hamzah didirikan patung Gus Dur kecil sedang baca buku
Patung Gus Dur terbuat dari perunggu dengan berat total 400 kg karya seniman instalasi Yani Mariani Sastranegara.
The Wahid Institute dan Komodo Dragon Foundation mendirikan patung Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Gus Dur) saat masih kecil. Patung tersebut ditempatkan di Taman Amir Hamzah, Pegangsaan, Menteng, Jakpus, atau tepat di depan kantor Wahid Institute, Sabtu (25/4).
Menurut pendiri Komodo Dragon Foundation, Ron Mullers, anak-anak Indonesia pada dasarnya membutuhkan sosok yang bisa menginspirasi mereka. Gus Dur adalah orang yang tepat untuk itu. Atas dasar alasan itulah maka sosok Gus Dur dihadirkan melalui patung semasa kecilnya.
"Anak-anak Indonesia pada dasarnya membutuhkan sosok yang menginspirasi mereka. Oleh karena itu kami memilih Gus Dur yang dihadirkan dalam sebuah patung," ungkap Ron di lokasi.
Ron mengatakan, alasan penempatan patung Gus Dur di Taman Amir Hamzah karena historis. Gus Dur dulunya sering bermain bola di tempat ini yang tak jauh dari rumah kediaman kakeknya, KH Hasyim Asyari yang kini menjadi kantor Wahid Institute.
Putri Gus Dur, Yenny Wahid menyambut baik gagasan ini. Yenny berharap, anak-anak muda tumbuh menjadi manusia biasa yang dewasa seperti Gus Dur cerdas dan berpikiran cinta damai.
"Keluarga menyambut baik inisiatif dari yayasan Komodo Dragon untuk membuat patung Gus Dur muda, apalagi diniatkan untuk menginspirasi anak muda agar tumbuh menjadi manusia dewasa yang cerdas dan berpikiran cinta damai," ujar Yenny yang juga merupakan Direktur Wahid Institute.
Patung Gus Dur kecil yang sedang membaca buku ini terbuat dari perunggu dengan berat total 400 kg karya seniman instalasi Yani Mariani Sastranegara. Pembuatan patung Gus Dur kecil ini digagas pertama kali oleh Ron Mullers dan Dalton Tatonaka.
Agar terlihat proporsional, patung sengaja dibuat dengan tinggi 1,20 m di atas penyangga berbahan batu candi dari Muntilan setinggi 80 cm.
Baca juga:
Di Taman Amir Hamzah didirikan patung Gus Dur kecil sedang baca buku
Masjid KH Abdurrahman Wahid diresmikan bersamaan Harlah ke-81 Ansor
Pemerintahan Jokowi-JK dinilai tak akan lama, kayak Mega & Gus Dur
Ini 4 kritik presiden RI terhadap PBB, dari Soekarno sampai Jokowi
Putri Gus Dur dukung situs Islam penebar paham radikal diblokir
-
Bagaimana Gus Dur mengubah namanya? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan "Wahid," yang diambil dari nama ayahnya.
-
Siapa yang disebut Gus Dur sebagai wali? Di mata Gus Dur sendiri, Kiai Faqih adalah seorang wali. “Namun, kewalian beliau bukan lewat thariqat atau tasawuf, justru karena kedalaman ilmu fiqhnya,” kata Gus Dur
-
Mengapa Gus Dur disebut sebagai Bapak Pluralisme? Kedekatan Gus Dur dengan masyarakat minoritas dan orang-orang terpinggirkan, membuatnya dikenal sebagai sosok yang plural dan menghargai semua perbedaan. Hal ini yang kemudian Gus Dur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.
-
Di mana Gudeg Jogja Bu Iin berada? Sebuah kedai angkringan di Perumahan Taman Kota, Jakarta Barat, menjadi buruan para pecinta kuliner di ibu kota.
-
Apa saja yang dilakukan Gus Dur untuk menunjukkan toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Kapan Sahrul Gunawan diwisuda? Alhamdulillah, guys! Hari ini, Selasa, 21 November 2023, setelah sukses banget lulus sidang tesis bulan April kemarin, kita semua merayakan Wisuda Magister Ilmu tafsir Al Quran universitas PTIQ yang pertama.