Diduga Malapraktik, Dokter RS Bari Palembang Dipolisikan
Penyebabnya, perut bocah perempuan DA (7), membusuk usai tiga kali operasi usus buntu di rumah sakit tersebut.
Seorang dokter di Rumah Sakit Bari Palembang inisial B dilaporkan ke polisi atas tuduhan dugaan kelalaian atau malapraktik dalam menangani pasiennya. Penyebabnya, perut bocah perempuan DA (7), membusuk usai tiga kali operasi usus buntu.
Laporan disampaikan keluarga pasien bersama kuasa hukumnya di SPKT Polda Sumatera Selatan, Kamis (9/3). Mereka meminta yang bersangkutan diproses secara hukum atas perbuatannya.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Kenapa Lak masuk ke Palembang? Konon, Lak masuk ke Palembang diperkirakan pada zaman awal berdirinya Kerajaan Palembang sekitar abad 16.Saat itu, banyak dijumpai gaya arsitektur rumah Palembang yang dibangun dalam bentuk limas.
-
Kapan AMA Malang melakukan silaturahmi dengan PJ Walikota Malang? Pada tanggal 11 Januari 2024, jajaran pengurus AMA Malang melakukan silaturahmi ke kantor Walikota Malang untuk bertemu dengan Pejabat Juru Bicara (PJ) Walikota yang baru, yaitu Bapak Dr. Ir. Wahyu Hidayat, M.M.
-
Kapan Ragit Jalo diburu masyarakat Palembang? Biasanya, ragit jalo diburu oleh masyarakat Palembang ketika Ramadan.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi Rumpak-rumpakan di Palembang? Tradisi warisan turun-temurun masyarakat Palembang ini dilakukan cara yang unik, yaitu keliling ke rumah-rumah tetangga di sebuah kampung atau Sanjo sambil diiringi dengan alunan musik rebana dan nyanyian selawat.
-
Apa yang dimaksud dengan Telok Abang di Palembang? Dalam bahasa Palembang, telok diartikan telur dan abang artinya merah. Artinya secara keseluruhan, Telok Abang merupakan telur rebus yang cangkangnya diberi warna merah.
Kuasa hukum keluarga korban, Edison Wahidin mengungkapkan, laporan dilayangkan karena tidak ada titik temu dengan rumah sakit dan dokter B dalam pertanggungjawaban masalah ini. Mereka seakan lepas tangan terhadap pasien.
"Hari ini resmi kami laporkan ke polisi, utamanya pribadi dokter B karena diduga melakukan malapraktik atau kelalaian," ungkap Edison.
Dia menjelaskan, korban DA yang merupakan pasangan HM (40) dan YN (38) dirawat di RS Bari Palembang karena menderita tipes pada 2 Februari 2023. Kondisinya terus membaik selama perawatan.
Masih dalam pengawasan medis, pasien mengeluhkan sakit perut sehingga dilakukan rontgen dan didiagnosa usus buntu. Pada 6 Februari 2023, dokter melakukan tindakan operasi usus buntu. Meski belum sembuh total, pasien diizinkan pulang dan rawat jalan pada 10 Februari 2023 dengan bekal obat paracetamol dan antibiotik.
"Kondisinya memburuk saat di rumah, jahitan di perutnya keluar cairan. Keluarga membersihkan sendiri dengan betadine dan kasa yang dibeli dari apotek," kata dia.
Lama-kelamaan, cairan yang keluar semakin banyak dan bau amis berwarna kuning seperti nanah. Keluarga pun memutuskan kembali berobat di RS yang sama pada 16 Februari 2023.
Dokter B melakukan operasi kedua. Namun cairan tersebut masih saja keluar. Kemudian pada 24 Februari 2023, pasien menjalani operasi ketiga kalinya dan hasilnya tidak ada perubahan.
"Setelah operasi ketiga, dokter itu memberikan opsi, yakni operasi lagi atau usus pasien dipotong kembali agar aman. Keluarga bingung kenapa tidak dari awal ususnya dipotong, dokter B itu bilang di RS Bari tidak ada dokter spesialis bedah anak," terangnya.
Selanjutnya, pasien dirujuk ke RS Hermina dan selanjutnya dirujuk kembali ke RS Mohammad Hoesin dan kini dirawat di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU). Kondisinya masih lemas dan berat badannya turun drastis karena lama puasa dan mendapat asupan dari infus.
"Keluarga berharap anaknya pulih kembali dan dokter tersebut dihukum atas perbuatannya," tegasnya.
Ayah pasien HM mengaku sejak beberapa hari dirawat di RSMH, baru satu kali perwakilan RS Bari membesuknya. Saat itu, mereka menyebut kejadian ini hanya kesalahan medis belaka.
"Tidak ada omongan lebih dari itu, kebetulan istri yang menerima kedatangan mereka. Kami minta dokter itu bertanggungjawab karena membuat anak saya seperti ini," kata dia.
(mdk/lia)