Dikira suara kuntilanak, ternyata tangisan bayi yang dibuang dalam pesantren
Awalnya Suparmi dan Santi melihat laki-laki dan perempuan berboncengan dengan sepeda motor keluar dari pintu gerbang pesantren. Mereka tidak melihat wajah keduanya karena terhalang pepohonan.
Penghuni dan pengunjung Pesantren Dar Fatimah, Jalan Yos Sudarso, Cengkeg Turi, Binjai, Sumut, mendadak heboh. Mereka dikejutkan dengan penemuan bayi perempuan di halaman lembaga pendidikan itu.
"Bayi ditemukan dalam keadaan hidup di bawah pohon mahoni di halaman pesantren pada Sabtu (25/8) sekitar pukul 21.30 Wib," kata AKP Lengkap Tarigan, Humas Polres Binjai, Minggu (26/8).
-
Kapan makam dukun dan bayi tersebut ditemukan? Pada 1934, pekerja di Jerman menemukan kuburan seorang perempuan yang ditempatkan dalam posisi duduk dengan bayi di antara kakinya.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menemukan jabang bayi di Cirebon? Lalu bayi tersebut karena tidak diharapkan akhirnya dilarung ke laut di wilayah Cirebon dan ditemukan oleh nelayan.
-
Apa yang dimaksud dengan bedak bayi? Bedak bayi adalah bedak berbentuk tabur atau padat yang dirancang khusus untuk bayi. Bedak ini biasanya digunakan untuk mengatasi biang keringat atau ruam pada kulit bayi. Formula dalam bedak bayi umumnya sangat aman dan anti iritan.
-
Kapan bayi rewel biasanya? Saat mimpi buruk, anak-anak biasanya akan terbangun dari mimpinya karena takut. Hal inilah yang membuat bayi sering rewel malam hari dan merasa ketakutan.
-
Dimana makam jabang bayi di Cirebon ditemukan? Namun menurut cerita yang berkembang, bayi ini mulanya ditemukan di sekitar perairan pelabuhan Cirebon.
Dia menjelaskan, bayi itu pertama kali ditemukan Suparmi (48), warga Jalan KL Yos Sudarso, Tebing Tinggi, dan Santi Sitorus (22), warga Jalan Anwar Idris Tanjung Balai. Keduanya merupakan orangtua santri yang tengah berkunjung ke Pesantren Dar Fatimah.
Saat itu sejumlah orangtua santri memang tengah berada di halaman pesantren. Suparmi dan Santi duduk di ayunan.
Awalnya Suparmi dan Santi melihat laki-laki dan perempuan berboncengan dengan sepeda motor keluar dari pintu gerbang pesantren. Mereka tidak melihat wajah keduanya karena terhalang pepohonan.
Tak lama berselang, terdengar suara tangisan bayi. Suparmi dan Santi mencari asal suara yang berada sekitar 40 meter dari lokasi mereka duduk. Keduanya sempat takut dan menduga suara berasal dari atas pohon mahoni dan menyangkanya suara kuntilanak.
Karena takut, Suparmi dan Santi mengajak santri laki-laki untuk mendatangi asal suara. Tepat di bawah pohon mahoni, mereka menemukan bayi beralas kain panjang batik.
Saat ditemukan, bayi dibungkus kerudung warna ungu. "Kondisi bayi dalam keadaan sehat dan berjenis kelamin perempuan. Tali pusarnya masih ada dan dijepit alat kebidanan. Bayi itu diperkirakan baru berusia 3 hari," jelas Tarigan.
Suparmi dan Santi kemudian membawa bayi itu ke dalam pesantren. Kejadian itu pun dilaporkan ke kepala lingkungan dan lurah setempat. Polisi pun datang ke lokasi untuk melakukan penyelidikan.
Pelaku dan motif pembuangan bayi itu belum diketahui. "Kita masih melakukan penyelidikan. Sementara bayi tersebut dirawat pihak Pesanten Dar Fatimah," jelas Tarigan.
Baca juga:
Polisi wanita Argentina jadi viral karena menyusui bayi terlantar
Orok usia 6 bulan ditemukan dalam kendi, ditanam di kebun ubi
Dikira bangkai babi, kantong plastik di parit sawah ternyata isi orok
Idang dan istri kaget temukan bayi saat membuka ruko
Berusia 4 hari, bayi ini ditinggal di dekat perumahan elite di Makassar
Sejoli pembuang bayi ditangkap, alasan malu belum menikah punya anak