Kerap Jadi Tempat Ziarah, Begini Kisah di Balik Makam Jabang Bayi Kesambi Cirebon
Banyak yang punya hajat dan dipermudah jalannya setelah berdoa di sini.
Banyak yang punya hajat dan dipermudah jalannya setelah berdoa di sini.
Kerap Jadi Tempat Ziarah, Begini Kisah di Balik Makam Jabang Bayi Kesambi Cirebon
Situs makam jabang bayi di wilayah Kesambi, Kota Cirebon, selalu ramai didatangi para peziarah. Tak sekedar berdoa, mereka juga ingin menggali tentang sejarahnya di masa silam.
-
Di mana makam bayi perempuan itu ditemukan? Penemuan ini terjadi di wilayah Liguria, Italia, dan telah diungkapkan dalam sebuah artikel ilmiah yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports.
-
Kenapa orang berkunjung ke Makam Mbah Marijan? Meskipun hanya makam biasa, namun hingga kini banyak wisatawan yang berkunjung ke sana baik untuk berziarah. Ada juga yang hanya sekadar ingin mengetahui kisah Mbah Marijan selama menjadi guru kunci Merapi.
-
Apa isi Babad Cirebon? Babad ini berbentuk manuskrip kuno, dengan tulisan beraksara Jawa Cirebon yang mengisahkan berdirinya wilayah tersebut sebagai sebuah pemerintahan paling awal.Sosok yang diangkat adalah Pangeran Walangsungsang yang merupakan putra dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi, sebagai pemimpin tertinggi Kerajaan Pajajaran.
-
Apa saja benda-benda unik di makam bayi? Situs tersebut mengandung lebih dari 60 manik-manik kerang yang berlubang, empat liontin, dan bahkan satu cakar burung hantu elang yang ditemukan berdekatan dengan sisa-sisa tulang manusia.
-
Di mana petilasan Sunan Kalijaga di Cirebon? Di masa silam Sunan Kalijaga pernah aktif berdakwah di Cirebon dan meninggalkan petilasan sekitar 1 kilometer dari terminal Harjamukti.
-
Di mana pawai takbiran Cirebon dilangsungkan? Biasanya pawai ini diiringi musik-musik Islami, dan diadakan di sepanjang jalan desa hingga kecamatan.
Sampai sekarang tidak ada yang mengetahui secara persis siapa sosok jabang bayi tersebut. Namun menurut cerita yang berkembang, bayi ini mulanya ditemukan di sekitar perairan pelabuhan Cirebon.
Kisahnya pun misterius, karena sering dikaitkan dengan kisah cinta terlarang antara anggota keraton setempat dengan putri dari residen Belanda.
Sampai sekarang, situs jabang bayi ini banyak didatangi para pecinta sejarah dan kebudayaan serta dijadikan sebagai destinasi religi di kota perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Simak kisah selengkapnya.
Sosok jabang bayi
Mengutip YouTube Dasuhe Channel, juru kunci makam tersebut, Kani membenarkan bahwa tempatnya selalu ramai didatangi masyarakat bahkan sampai luar daerah..
Menurutnya, banyak orang berdatangan untuk berdoa, dan penasaran dengan cerita sejarah di baliknya. Sosok jabang bayi dalam makam tersebut pun tidak diketahui identitasnya.
“Sosoknya ini sesuai kepercayaan saja, saya tidak berani mengatakan sosoknya laki-laki atau perempuan dari jabang bayi ini,” kata dia
Mitos yang berkembang
Adapun cerita yang berkembang saat ini bahwa jabang bayi adalah sosok anak hasil hubungan terlarang antaran anggota keraton di Cirebon dengan putri dari residen Belanda, bernama putri De Lamor.
Lalu bayi tersebut karena tidak diharapkan akhirnya dilarung ke laut di wilayah Cirebon dan ditemukan oleh nelayan.
“Ya kalau ambil dari cerita, mungkin saja benar. Saya hanya tahu bahwa orang tua bilang bayi ini ditemukan di laut pada 1733,” katanya lagi.
Asal usul nama jabang bayi
Penamaan jabang bayi kemudian diartikan oleh Kani bahwa bayi tersebut adalah sosok yang tidak diketahui asal usulnya.
Jabang merujuk ke sosok bayi yang tidak memiliki orang tua, sehingga asal usul bayi yang ada di makam keramat itu masih belum terungkap.
“Makanya ini namanya jabang bayi, karena namanya siapa, jenis kelaminnya apa, orang tuanya siapa tidak bisa diceritakan,” terangnya.
Banyak peziarah dari luar daerah
Selama ini makam tersebut selalu didatangi peziarah dari berbagai daerah, mulai dari Kabupaten Cirebon, Indramayu sampai Majalengka.
Mereka mempercayai bahwa ziarah di makam ini akan membantu memudahkan jalan dari harapan yang disampaikan.
“Biasanya mereka yang punya hajat akan berdoa ke sini, ” pungkasnya.