Dimakan usia, rumah Bung Karno di Bengkulu terancam roboh
Perbaikan rumah Bung Karno sangat mendesak karena material bangunan 90 persen masih asli dan sudah rapuh dimakan usia,
Perbaikan benda cagar budaya Rumah Bung Karno di Kelurahan Anggut, Kota Bengkulu sangat mendesak, sebab sebagian besar bangunan sudah lapuk dimakan usia. Juru pelihara Rumah Bung Karno , Yaman mengatakan jika dalam tiga tahun tidak ada perbaikan, dikhawatirkan rumah itu akan roboh.
"Kami khawatir karena rumah bersejarah ini terus dipadati pengunjung, sementara sebagian besar kusen sudah keropos," katanya saat ditemui di objek wisata sejarah itu seperti dikutip dari Antara, Jumat (10/5).
Yaman mengatakan kunjungan tim Pokja Perlindungan dan Pokja Pemeliharaan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jambi ke rumah bersejarah itu juga mengakui pentingnya rehabilitasi. Rumah yang ditempati Bung Karno pada 1938 hingga 1942 itu berdiri sejak 1918.
"Merupakan rumah seorang saudagar keturunan China yang diberikan untuk ditempati Bung Karno ," tuturnya.
Ia mengatakan, renovasi terakhir dilakukan pada 2003 setelah gempa besar berkekuatan 7,3 pada skala Richter mengguncang Bengkulu pada 2000. Selanjutnya pada 2008 dilakukan perbaikan pada beberapa bagian rumah, setelah Bengkulu diguncang gempa berkekuatan 7,8 pada skala Richter pada 2007.
"Rumah ini membutuhkan perawatan khusus agar tetap terjaga kelestariannya," tambahnya.
Yaman mengatakan BP3 Jambi selaku pemangku peninggalan sejarah itu sudah membahas masalah anggaran perbaikan, namun belum ada kepastian apakah tahun ini akan direhab.
Ia juga mengatakan perbaikan sangat mendesak karena material bangunan 90 persen masih asli dan sudah rapuh dimakan usia, terutama material kayu 70 persen sudah harus diganti.
Bagian yang perlu direnovasi adalah atap, sebab sebagian sudah bocor sehingga mempercepat kerusakan bangunan tersebut. Jika hujan kata dia, atap yang bocor menyebabkan beberapa ruangan tergenang air. Hal ini dikhawatirkan juga akan merusak benda-benda yang ada di dalam rumah itu.
Buku-buku yang dibaca Bung Karno saat menjalani pengasingan masih ada di dalam satu rak buku. Terdapat sebanyak 336 eksemplar yang hanya bisa dilihat tapi tidak bisa dipegang oleh para pengunjung.
Buku-buku tua itu kata dia juga perlu perawatan khusus sebab rawan dimakan rayap. Benda-benda bersejarah lainnya seperti sepeda ontel, tempat tidur serta sejumlah kostum yang dipakai oleh tim sandiwara 'monte carlo' besutan Bung Karno masih ada di rumah itu.
"Benda-benda ini menjadi salah satu daya tarik wisata dan sebagai pengetahuan bagi pengunjung," ujarnya.
Tingkat kunjungan wisatawan ke rumah itu menurutnya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Terutama di musim libur sekolah dan hari besar keagamaan, rumah pengasingan Bung Karno selalu ramai dikunjungi masyarakat.
Baca juga:
Rumah bersejarah Soekarno dijual Rp 29 M di tokobagus.com
Bagaimana cerita rumah bersejarah Soekarno dijual di tokobagus?
Soekarno dan kisah pelariannya di Jakarta, Yogya dan Madiun
Rumah bersejarah Soekarno, meski kuno namun masih kokoh
Warga tak tahu rumah dijual di tokobagus peninggalan Bung Karno
-
Siapa yang melahirkan dan membesarkan Bung Karno? Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, menjadi orang hebat salah satunya berkat peran besar sang ibu, Ida Ayu Nyoman Rai. Sadar betapa besarnya jasa sang ibu, Bung Karno selalu menghormati perempuan yang melahirkan dan membesarkannya itu.
-
Di mana rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu berada? Lokasi rumah ini berada di Jalan Jeruk yang kini berganti nama menjadi Jalan Soekarno-Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
-
Apa saja yang disimpan di rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu? Di dalam bangunan, banyak sekali barang-barang peninggalan Bung Karno yang sampai saat ini masih awet. Di antaranya yaitu sepeda onthel, satu set kursi yang ada di ruang tamu, lemari makan, bahkan surat cinta yang ia tulis untuk Fatmawati, dan beberapa perabotan klasik lainnya.
-
Bagaimana bentuk dan ukuran rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu? Rumah ini memiliki luas bangunan 162 meter persegi dengan bangunan 9 x 18 meter. Bentuknya persegi panjang, tidak berkaki serta memiliki halaman yang cukup luas.
-
Kapan Bung Karno merenovasi Masjid Jamik? Melansir dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, dari catatan sejarah yang ada, di balik keberadaan Masjid Jamik rupanya ada peran Bung Karno semasa pengasingan di Bengkulu pada 1938 sampai 1942.
-
Bagaimana cara Bung Karno menghabiskan waktu di Istana Gebang? Di Rumah Gebang, Bung Karno muda menghabiskan waktu libur sekolah dan berdiskusi secara informal tentang kemerdekaan Indonesia dengan sahabat, keluarga dan pekerja rumah tangga di sana.