Din Syamsuddin ragu soal informasi 40 masjid sebar intoleransi di DKI
Din Syamsuddin ragu soal informasi 40 masjid sebar intoleransi di DKI. Dia meminta pendapat tersebut harus didasari fakta, sehingga tidak terus menerus menyudutkan satu kaum.
Din Syamsuddin mengkritik keras perihal adanya pendapat ataupun pernyataan adanya penyebaran intoleransi di beberapa masjid di Jakarta. Dia meminta pendapat tersebut harus didasari fakta, sehingga tidak terus menerus menyudutkan satu kaum.
"Dari mana dasarnya harus dijelaskan, kalau tidak, menimbulkan ketersinggungan di umat, jangan segala sesuatu dituduhkan ke umat Islam," ujar Din di kediaman dinas Ketua MPR, Zulkifli Hasan, Jakarta Selatan, Sabtu (9/6).
-
Kapan Syeikh Ahmad Yassin dibunuh? Tanggal 22 Oktober 2004, saat itu Syeikh Ahmad Yassin baru meninggalkan masjid setelah Salat Subuh. Jet Tempur F-16 Israel sengaja terbang di atas Gaza untuk menyamarkan suara Helikopter Apache yang akan melakukan misi pembunuhan.
-
Kapan Djamaluddin Adinegoro lahir? Gunakan Nama Samaran Djamaluddin Adinegoro lahir di Talawi, sebuah kecamatan di Sawahlunto, Sumatra Barat pada 14 Agustus 1904.
-
Apa yang diduga dikorupsi oleh Sirajuddin? Sirajuddin Machmud diduga terlibat dalam kasus korupsi yang berhubungan dengan pembangunan gereja pada tahun 2015.
-
Siapa Pak Sadimin? Di Desa Gempol hiduplah seorang saksi sejarah yang diperkirakan sudah berusia 105 tahun bernama Pak Sadimin.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
Menurutnya, pendapat penyebaran intoleransi di beberapa masjid hanya sekedar isu tanpa ada bukti nyata. "Saya ragukan itu, itu hanya isu saja tanpa bukti, harus hati-hati terkait agama," imbuhnya.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno mengaku telah mengantongi nama-nama masjid yang diduga menyebarkan radikalisme. Namun, dia menegaskan Pemprov DKI tidak akan membuka daftar 40 nama masjid yang diduga menyebarkan paham radikal dan intoleransi dengan pertimbangan menghindari perpecahan.
"Tentunya tidak mungkin kita umum-umumkan, akhirnya nanti menjadi perpecahan," kata Sandi di Masjid Hasyim Asyari, Jakarta Barat, Rabu (6/6).
Daftar nama 40 masjid radikal, menurut Sandi didapatkan Pemprov DKI dari hasil survei yang dilakukan oleh Alyssa Wahid.
"Kita dapat kabarnya dari survei yang dilakukan oleh Mbak Alyssa Wahid yang disebarkan dan kita kroscek di Biro Dukmental memang ada beberapa yang kita pantau (radikal)," ujarnya.
Sementara sikap berbeda ditujukan oleh Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta. Mantan Menteri Pendidikan itu justru enggan mengomentari adanya pendapat penyebaran intoleransi di beberapa masjid di ibu kota. Dia menantang temuan itu agar dibuktikan. "Ya yang ngomong suruh tunjukin," kata Anies.
(mdk/eko)