Dokter Spesialis: Lewat Ngobrol, Penderita TBC Aktif Bisa Menularkan ke Lawan Bicara
TBC adalah penyakit infeksi oleh kuman mikroorganisme atau mikrobakterium tuberkolosis, yang umumnya menular melalui droplet atau percikan.
TBC adalah penyakit infeksi oleh kuman mikroorganisme atau mikrobakterium tuberkolosis, yang umumnya menular melalui droplet atau percikan.
-
Bagaimana cara menularnya penyakit tuberkulosis? Penularan penyakit ini pun bisa menyebar melalui udara.
-
Apa yang diluncurkan oleh BPJS Kesehatan dan Kemenkes untuk mengatasi masalah pengobatan Tuberkulosis? Dalam acara ini diluncurkan Inovasi Pembiayaan Kesehatan Strategis Tuberkulosis melalui metode pendanaan JKN.
-
Gejala apa saja yang biasanya dialami penderita TB paru? Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menderita TB paru, biasanya mereka akan: • batuk berdahak • batuk darah • mengalami demam yang konsisten, termasuk demam ringan • mengalami keringat malam • mengalami nyeri dada • mengalami penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
-
Mengapa Google berfokus pada penyakit tuberkulosis? Tuberkulosis, yang menjadi salah satu penyakit paling menular di dunia, menyebabkan sekitar 4.500 kematian setiap hari dan melumpuhkan 30.000 orang setiap harinya.
-
Siapa yang menemukan bakteri penyebab Tuberkulosis? Ketika bakteri penyebab TB, Mycobacterium tuberculosis, ditemukan oleh dokter Jerman Robert Koch pada tahun 1882, TB telah membunuh satu dari setiap tujuh orang di Amerika Serikat dan Eropa.
-
Siapa saja yang berisiko tinggi terkena TB paru? Orang yang berisiko tinggi terkena TBC paru ada pada mereka yang melakukan kontak dekat dengan penderita TBC. Seperti berada di sekitar keluarga atau teman yang menderita TBC atau bekerja di tempat-tempat seperti berikut ini: • fasilitas pemasyarakatan • rumah jompo • rumah sakit • shelter
Dokter Spesialis: Lewat Ngobrol, Penderita TBC Aktif Bisa Menularkan ke Lawan Bicara
Dokter spesialis respirologi anak konsultan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dr. Wahyuni Indawati Sp.A(K) mengatakan kontak erat di lingkungan rumah merupakan faktor risiko paling kuat terhadap penularan tuberkulosis (TBC) terutama pada anak.
“Yang paling kuat hubungannya adalah house of contact atau kontak di rumah, ada juga kontak erat meski nggak tinggal serumah tapi sering ke rumah itu juga perlu ditanyakan jika melakukan investigasi terkait siapa yang jadi sumber penularan anak,” kata Wahyuni dalam diskusi TBC pada anak yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Wahyuni mengatakan penyakit TBC adalah penyakit infeksi oleh kuman mikroorganisme atau mikrobakterium tuberkolosis, yang umumnya menular melalui droplet atau percikan.
Pada penderita TBC aktif dapat menularkan ke lingkungannya melalui batuk, bersin, dan berbicara dan terhirup oleh orang di sekelilingnya termasuk anak-anak.
Sebanyak 90 persen kuman TBC akan masuk ke saluran napas dan akhirnya ke paru, sehingga tidak menutup kemungkinan pada anak yang sangat muda dengan daya tahan tubuh yang belum optimal, kuman tuberkolosis akan menyebar ke seluruh tubuh.
- Ibu Pengidap TBC Ternyata Masih Boleh Menyusui, Apakah Bakal Menular ke Bayinya?
- Dokter Spesialis: Deteksi Dini dan Penanganan Cepat Kunci Sembuh dari Cacar Monyet
- Cara Mencegah TBC pada Anak, Kenali Tanda-tanda yang Muncul
- Potret Lulu Tobing Datangi Dokter Terawan di RSPAD untuk Jalani Immunoteraphy, Penampilannya Malah Bikin Salfok
“Kuman akan menyebar ke seluruh tubuh dan organ lain misalnya ke otak, ginjal, mata, tulang yang menimbulkan penyakit yang seringkali menimbulkan kecacatan atau bahkan kematian,” kata Wahyuni.
Pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengatakan, seseorang yang berisiko menularkan kuman tuberkolosis di lingkungan rumah yang patut diwaspadai adalah yang dalam kurun waktu dua bulan masih menjalani pengobatan intensif, dan juga yang telah melakukan pemeriksaan dahak ada konfirmasi TBC sehingga risiko penularannya semakin tinggi.
Selain itu pada seseorang yang tidak memiliki gejala batuk namun ada bercak di paru saat rontgen juga patut dicurigai sebagai pembawa kuman tuberkolosis yang bisa menularkan sekitarnya.
Maka dari itu, ia menyarankan jika ada salah satu anggota keluarga yang terdiagnosis menderita TBC aktif segera lakukan skrining kepada seluruh anggota keluarga lainnya.
“Kalau ada yang TBC aktif maka harus skrining seluruh anggota keluarga, siapa yang terkena TBC, dalam hal ini bisa saja tertular TBC aktif bisa juga terpapar tapi nggak sakit atau TBC laten, itu ditentukan apakah harus segera tindak lanjut apakah di obati, atau diberikan terapi pencegahan TBC supaya ngga jadi aktif,” sarannya.
Adapun gejala TBC pada anak yang patut dicurigai setelah kontak dengan orang yang terdiagnosis TBC aktif adalah batuk yang tidak sembuh lebih dari dua pekan, demam tidak tinggi selama dua minggu, penurunan berat badan atau kesulitan menaikkan berat badan.