DPR Nilai Ada 3 Dosa Besar Dunia Pendidikan di Era Mendikbud Nadiem Makarim
Ketua DPP PKB ini menyebut adanya terjadi tren tingkat kenaikan tindak kekerasan seksual.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan, ada tiga dosa besar dalam dunia pendidikan yang belum mendapatkan hasil yang maksimal selama lima tahun terakhir. Hal ini disampaikan usai rapat membahasan anggaran bersama dengan Mendikbudristek Nadiem Makarim di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
"Kita punya PR besar terkait dengan dunia pendidikan kita hari ini. Kita harus jujur menyampaikan keprihatinan yang sedalam-dalamnya, tiga dosa besar yang selama ini sudah kita maksimalkan 5 tahun terakhir, tapi jujur harus diakui belum mendapatkan hasil yang maksimal," kata Huda kepada wartawan di Jakarta, Jumat (6/9).
- Selain JK, DPR juga Pernah Minta Mendikbud Nadiem Kunjungi Daerah
- PP Kesehatan Atur Penyediaan Kondom Buat Siswa, Komisi X DPR Anggap Seolah Izinkan Seks Bebas
- 80 Persen Penerima Salahgunakan KJP, DPRD DKI Nilai Sekolah Swasta Gratis Jadi Solusi Tepat
- DPR Bakal Panggil Mendikbud Nadiem Buntut Wacana Ekstrakurikuler Pramuka Dihapus
Bahkan, Ketua DPP PKB ini menyebut adanya terjadi tren tingkat kenaikan tindak kekerasan seksual, tindak kekerasan bullying yang semakin tinggi dari hari ke hari.
"Peristiwa terkahir di Palembang, peristiwa yang terakhir di Bogor itu. Saya kira ini harus menjadi concern pemerintah serius kedepan. Jadi tindak bullyng dan kekerasan ini betul-betul sudah menjadi semacam perilaku endemik baru dari peserta didik kita," sebutnya.
Butuh Langkah Konkret
Menurutnya, ada banyak cara pemerintah dan harus melakukan langkah-langkah lebih konkret lagi ke depannya terkait dengan masalah pendidikan.
"Salah satu yang paling konkret dan dilakukan pemerintah saya sudah berkali-kali sampaikan adalah memproteksi peserta didik kita dengan cara peserta didik kita tidak boleh lagi begitu mudah bisa mengakses situs-situs pornografi dan situsi-situs kekerasan," ujarnya.
"Ini PR kita dan apakah mungkin, sangat mungkin kita minta pemerintah melakukan pembatasan ini. Ini sungguh betul. Karena yang kita dapati, peristiwa tindak kekerasan di Palembang anak-anak yang masih umur 13, 12, dan 16 tahun itu, empat anak itu di hp nya cukup tertera jelas, mereka begitu mudah bisa mengakses aksi pornografi di hp-nya masing-masing," tambahnya.
Itulah yang lalu kemudian dikatakannya menjadi perilaku menyimpang. Sampai akhirnya melakukan tindak kekerasan terhadap peserta didik yang akhirnya berujung sampai meninggal dunia.
"Jadi menurut saya opsi yang paling cepat supaya mitigasinya juga jelas dan dampaknya akan terasa langsung adalah memastikan pemerintah membatasi akses peserta didik kita terhadap situs-situs porno aksi dan pornografi," pungkasnya.
- Bocah Tenggelam di Area Lomba Layar PON Aceh-Sumut, Begini Kronologi Lengkapnya
- Cerita Turis Jerman Kagum Lihat Langsung IKN
- Forum Kreator Era AI Diharapkan Bisa Berbagi Pengalaman Gunakan AI
- Nikita Mirzani akan Diperiksa terkait Kasus Dugaan Aborsi Anaknya Besok
- Kampanye di Kolaka, Cagub ASR Jelaskan Tiga Program Dasar Sejahterakan Rakyat Sultra
Berita Terpopuler
-
Arsjad Rasjid Minta Bantuan Jokowi Atasi Kisruh Pengangkatan Anindya Bakrie Sebagai Ketua Kadin
merdeka.com 16 Sep 2024 -
Pimpinan KPK 'Curhat' Sulit Bertemu Jokowi, Istana Jelaskan Alasannya
merdeka.com 16 Sep 2024 -
Ahmad Luthfi Ungkap Pesan Jokowi untuk Dirinya, Tuntaskan Masalah di Jateng
merdeka.com 15 Sep 2024 -
VIDEO: Prabowo Ucapkan Kata Menyentuh Bikin Jokowi Terharu, Luhut Datang Beri Hormat
merdeka.com 15 Sep 2024 -
VIDEO: Menohok Pesan Jokowi Depan Prabowo "Jangan Bikin Kebijakan Ekstrem Rugikan Rakyat!"
merdeka.com 15 Sep 2024