Dua Helikopter Rusak dan Sumber Air Mengering, Pemadaman Karhutla di Sumsel Terkendala
Total sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus terjadi. Kabut asap pekat menyelimuti beberapa daerah dan kondisi udara masuk kategori berbahaya.
Dua Helikopter Rusak dan Sumber Air Mengering, Pemadaman Karhutla di Sumsel Terkendala
Kapolda Sumsel Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo mengungkapkan, beberapa bulan terakhir terdapat 30 titik api di Sumsel setiap hari. Titik api itu berada di daerah rawan karhutla, seperti Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Banyuasin, dan lainnya.
- Mengintip Kecanggihan Helikopter H225M, Alutsista Terbaru Milik TNI AU
- Viral Helikopter Mendarat Bikin Rusak Warung di Pangandaran, Ini Fakta di Baliknya
- Api di Lereng Gunung Agung Belum Padam Sepenuhnya, Hampir Merembet ke Pura dan Rumah Warga
- Menengok Lagi Perjalanan Kasus Korupsi Heli AW di Tengah Kisruh KPK vs TNI Usai OTT Basarnas
Dalam proses pemadaman, satgas mengalami banyak kendala. Tim pemadam darat kesulitan menjangkau lokasi kebakaran ditambah cuaca panas yang menyebabkan api cepat merambat ke tempat lain.
Hal yang sama juga dialami tim pemadam udara. Terdapat tiga unit helikopter yang disiapkan, tapi tak semuanya dapat dioperasikan untuk waterboombing.
"Dua heli harus mendapat perawatan karena dalam kondisi rusak. Hanya tiga armada yang bisa difungsikan," ungkap Kapolda Sumsel Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo, Rabu (11/10).
Meski dapat beroperasi, penyiraman air dari udara tidak serta merta berjalan lancar. Petugas mengalami kesulitan mencari air karena banyak sungai dan kanal mengering akibat musim kemarau.
Setelah mendapatkan titik koordinat api, helikopter harus berkeliling mencari sumber air yang memadai untuk penyiraman. Ketika air didapat, helikopter harus terbang menuju lokasi kebakaran dengan waktu yang lama.
"Terakhir saya mendapatkan informasi dari Lanud kalau mengambil air waktu sekarang bisa mencapai 20 menit karena air mulai berkurang dan kering."
Kapolda Sumsel Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo.
Dalam situasi ini, pihaknya melakukan evaluasi terkait misi pemadaman karhutla dengan kondisi kekinian. Apalagi, waktu kemarau masih berlangsung lama.
"BMKG menyampaikan cuaca panas dampak El Nino masih panjang, sampai Desember nanti. Itu yang harus segera diantisipasi," kata Albertus.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatra Ferdian Kristanto mengungkapkan, luas karhutla di Sumsel meningkat drastis pada September 2023.
Pada Januari hingga Agustus 2023, tercatat ada 4.082,8 hektare. Sementara selama September 2023 ada penambahan sekitar 28.413 hektar.
Karenanya total sepanjang Januari hingga September tahun ini sudah ada 32.496 hektare lahan terbakar.
Ferdian mengakui, luas lahan terbakar tahun ini lebih sedikit dibanding periode yang sama di tahun 2019 yakni mencapai 52.000 hektare. Untuk itu, pihaknya terus berupaya memaksimalkan personel Manggala Agni dalam pemadaman.
"Fokus kita memang pemadaman karhutla di OKI karena di lahan gambut dan asap yang ditimbulkan inilah yang mengarah ke Palembang," kata Ferdian.
Diakui Ferdian, luas lahan terbakar pada periode tahun ini masih jauh lebih sedikit dibanding periode yang sama di tahun 2019 yakni mencapai 52.000 hektare. Untuk itu, pihaknya terus berupaya memaksimalkan personel Manggala Agni dalam pemadaman. "Fokus kita memang pemadaman karhutla di OKI karena di lahan gambut dan asap yang ditimbulkan inilah yang mengarah ke Palembang," jelas Ferdian.