Dua pengeroyok anggota Kodim Semarang saat ronda dibekuk polisi
Dua pengeroyok anggota Kodim Semarang saat ronda dibekuk polisi. Keduanya diringkus di rumah wilayah Bringin, Kabupaten Semarang, Selasa (16/5) malam.
Kepolisian membekuk dua dari sembilan terduga pelaku penganiayaan terhadap Pelda Edi Susanto, anggota Kodim 0733/Semarang, Jawa Tengah, Minggu (15/5) dini hari lalu. Keduanya diringkus di rumah wilayah Bringin, Kabupaten Semarang, Selasa (16/5) malam.
Kasatreskrim Polres Semarang, AKP Hartono mengatakan, kedua terduga pelaku itu adalah pria berinisal NDK (22) dan ARN (31) warga Kelurahan Langensari, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang. Kedua pelaku hingga saat ini masih menjalani pemeriksaan di Polres Semarang.
"Baru dua pelaku yang ditangkap. Hari ini masih kami mintai keterangan," kata Hartono saat dikonfirmasi wartawan, Rabu (17/5).
Menurut Hartono, pihaknya masih mendalami peran keduanya saat penganiayaan Pelda Edi, terjadi. Sementara itu, tujuh pelaku lainnya masih diburu pihak kepolisian.
"Salah satu dari dua pelaku yang kita amankan diduga ikut berperan memegang korban Pelda Edi Susanto, saat pengeroyokan," ujar dia.
Hartono membantah jika pada Senin (15/5) malam lalu, usai kejadian beberapa aanggota TNI-AD menggeruduk Mapolsek Ungaran. Namun, kedatangan beberapa anggota TNI-AD itu sebagai bentuk solidaritas kepada rekanya yang menjadi korban pengeroyokan dan penganiayaan geng motor.
"Tidak benar kantor kami digeruduk anggota TNI. Mereka datang untuk menyampaikan dukungan moral kepada rekanya saat dimintai keterangan supaya tujuh pelaku lainnya bisa segera diamankan," ujarnya.
Terpisah, Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen TNI Tatang Sulaiman mendesak pihak kepolisian segera mengungkap kasus penganiayaan yang dilakukan geng motor terhadap Pelda Edi Susanto (41). Tatang menyerahkan pengusutan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
"Kami berharap polisi dapat segera menangkap para pelaku guna mempertanggungjawabkan perbuatannya secara tuntas. Sebab penganiayaan ini dilakukan terhadap anggota kami yang tengah bertugas mengabdi," kata Tatang di sela acara Silaturahmi dengan Tokoh Masyarakat atau Tokoh Agama Jawa Tengah-DIY, di Balai Diponegoro, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Tatang mengungkapkan, anggotanya menjadi korban pengeroyokan geng motor saat melaksanakan tugas ronda malam yang merupakan bagian dari pengabdian anggota TNI di masyarakat. Kemudian, pihaknya juga telah mendapatkan informasi dari kepolisian jika dua orang dari sembilan orang pelaku berhasil ditangkap.
"Yang lainya (tujuh orang) lainya belum. Baru dikejar. Semoga identitas pelaku yang sudah dikantongi oleh polisi segera bisa diamankan," tegasnya.
Sebelumnya dikabarkan Pelda Edi Susanto (41), anggota Kodim 0733/Semarang, Jawa Tengah menjadi korban penganiayaan geng motor di Jalan Ronggowuni I RT 13 RW 16, Kelurahan Langensari, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (14/5) dini hari kemarin.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa berawal saat korban dan dua warga Jalan Ronggowuni Langensari, sedang melakukan ronda, Minggu (14/5) dini hari. Saat di depan Masjid LDII melintas dua sepeda motor yang dikendarai oleh empat pemuda dengan meraung-raungkan gas motor sehingga suara keras knalpot mereka membuat kegaduhan di areal perkampungan itu.
Korban saat itu bersama dua warga lainnya kemudian menegur empat pemuda tersebut. Namun tidak menghentikan aksinya yang meresahkan warga malah salah satu dari pemuda menantang korban sambil meludah.
Pemuda itu pergi dan sesaat kemudian kembali bersama teman-temannya satu geng motor itu mencari korban dan warga sedang ronda malam. Mereka terlibat pertengkaran berlanjut dengan memukuli korban Pelda Edi Susanto. Selain itu, juga melempar batu dan balok kayu yang dilakukan salah satu anggota geng motor itu.
Usai mengeroyok, pelaku kemudian lari tunggang langgang. Sampai akhirnya, akibat penaniayaan itu, korban Pelda Edi Susanto mengalami luka lebam di muka, kepala dan luka lecet di tangannya.
Baca juga:
Pekan depan, polisi tetapkan tersangka kasus anggota DPD dikeroyok
Kasus pengeroyokan Afnan Hadikusumo, polisi geledah Pusdatin DPD
Buron empat bulan, pelaku pengeroyokan di Cilacap tertangkap
3 Pelaku pengeroyok anggota provost Tanah Abang ditangkap, 3 buron
Dicurigai informan polisi, Yosua tewas diamuk warga kampung narkoba
Rayakan May Day, pemuda dikeroyok di warung bakso GOR Sidoarjo
Dituduh maling sapi, dua remaja di India dipukul sampai tewas
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Siapa yang mengeroyok warga di Semarang? Sementara itu, usai kasus sekelompok Bonek mengeroyok warga di Semarang pada Februari 2023 lalu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengundang perwakilan Bonek tiap tribun, Panpel, serta Manajemen Persebaya untuk menjajaki kemungkinan suporter tim Bajul Ijo berbadan hukum.
-
Apa yang menarik dari rumah terbengkalai di Semarang? Ruang tamu, pekarangan, hingga sejumlah ruangan di dalamnya nampak begitu luas. Sayangnya, bangunan tersebut kini mulai termakan usia dan tak terawat.
-
Apa fungsi Menara Syahbandar di Kampung Melayu Semarang? Menara ini dibangun pada tahun 1825 dan berfungsi sebagai menara pengawas serta kantor Kongsi perniagaan Belanda.
-
Di mana Menara Syahbandar di Kampung Melayu Semarang berada? Bangunan lain yang tampak masih berdiri megah di Kampung Melayu Semarang adalah bangunan Menara Syahbandar.
-
Siapa yang mengungkapkan kekagumannya terhadap Semarang? Sementara itu Prapan Disyatat mengaku terkesan dengan pelayanan yang ramah dan kebersihan sejak dari Bandara Internasional Ahmad Yani sampai Rumah Dinas Gubernur Jateng Puri Gedeh.