Empat Wilayah di Pantura Alami Abrasi, Garis Pantai Mundur sampai 5 Kilometer
Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah mengungkap garis pantai utara Jawa Tengah mengalami pergeseran dampak abrasi sejauh 5 kilometer dari titik awal.
Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah mengungkap garis pantai utara Jawa Tengah mengalami pergeseran dampak abrasi sejauh 5 kilometer dari titik awal. Temuan garis pantai utara yang bergeser mundur ada di empat kabupaten kota berdasarkan data perubahan pemetaan yang dilakukan Badan Informasi Geoparsial (BIG) tahun keluaran 2021.
- Ruas Arteri Jawa Barat dan Jawa Tengah Masih Padat Meski Puncak Arus Balik Sudah Lewat
- Wilayah Pesisir Pantura Jateng Kembali Dilanda Banjir Besar, Ketinggian Air Capai 1,5 Meter
- Perusahaan yang Bantu Hijaukan IKN Bisa Dapat Pengurangan Pajak 200 Persen
- Anies: Kita Masih Alami PR Besar, Ketimpangan Luar Biasa di Luar Pulau Jawa
Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jawa Tengah, Benovita Dwi Saraswati mengatakan perubahan garis pantai utara bila dibandingkan tahun 2021 dengan 2012 sangat kelihatan jelas.
Maka dari hasil pendataan BIG kemudian disinkronkan dengan peraturan perda nomor 13 tahun 2018 tentang zonasi pesisir dan pulau-pulau kecil.
"Di Brebes, Pekalongan, Demak, Semarang perubahannya sangat jelas. Sepeti contoh di Demak itu ada kemunduran garis pantainya sampai 5 kilometer di sekitar lokasi yang sedang dibangun jalan tol. Di Semarang, Magunharjo juga besar. Ada yang dua kilometer tapi juga bervariasi dan di situ memang ada perbedaan. Ada abrasi dan akresi. Paling parah di pantura, pansela masih ada perbedaan tipis," kata Benovita Dwi Saraswati di Semarang, Senin (29/7).
Dia menyebut perubahan garis pantai utara yang bergeser mundur tersebut dipicu banyak faktor alam dan non alam. Untuk yang disebabkan ulah manusia masih kalah akibat pembangunan di tepi pantai yang menjorok ke lautan.
Pendirian break water yang terlalu menjorok justru bisa mempengaruhi arus gelombang laut yang membawa sedimentasi pasir.
"Padahal ekosistem laut butuh keseimbangan. Kalau ombak laut tertahan bangunan, arusnya akan berpindah hingga masuk ke pemukiman warga. Disitulah akresinya terjadi yang ditandai adanya campuran air laut pada tampungan air tanah. Dampaknya air yang tadinya dirasakan tawar kemudian berubah menjadi asin," ungkapnya.
Total garis pantai yang ada di Jawa Tengah sepanjang 1.127 kilometer. Garis pantai tersebut memanjang dari pesisir utara pantai selatan (Pansela) dan Pulau Karimunjawa Jepara. Untuk menanggulangi dampak abrasi, pihaknya selama ini masih rutin menanam mangrove di titik abrasi yang parah.
"Zona tanam mangrove keseluruhannya kisaran 16 ribu hektare," pungkasnya.