Enggan menunggu, polisi di Medan gertak dan ancam anggota Pramuka
Bripka RN dan rekannya mengangkut sebagian anggota Pramuka dari sekolah Muhammadiyah VII tanpa sepengetahuan atasan.
Ada-ada saja kelakuan Polisi di Medan ini. Demi meraup keuntungan di dua tempat yang berbeda, polisi yang diketahui bernama Bripka RT Napitupilu ini tega menggertak anggota Pramuka dari SMP Muhammadiyah VII, yang saat itu tengah melakukan kegiatan penanaman 500 pohon di Pantai Palo Merbo Percut Sei Tuan.
Dikutip dari akun Facebook SMP Muhammadiyah VII, Napitupilu saat itu tengah menjemput anggota Pramuka dengan mobil Polisi Sabhara Polresta Medan usai melaksanakan kegiatan penanaman. Namun, karena merasa tidak sabar menunggu anggota Pramuka makan siang, Napitupilu malah menggertak.
"Kegiatan penanaman 500 pohon di Pantai Palo Merbo Percut sei tuan yang dilaksanakan anggota Pramuka Gudep 20.535 - 20. 536 dan perkemahan Sabtu-Minggu tanggal, 19 - 20 September 2015 berjalan dengan lancar dan baik. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan anggota pramuka dijemput dengan mobil Polisi Sabhara Polresta Medan, saat itu anggota dari kepolisian yang menjemput tidak sabar menunggu peserta Pramuka untuk pulang yang saat itu sedang makan siang. Kemudian polisi tersebut berbicara 'kalau kalian makan kami akan tinggal kan kalian di sini'," tulis admin Facebook SMP Muhammadiyah VII, dikutip merdeka.com, Jumat (25/9).
Para anggota kemudian dipaksa menaiki mobil tanpa adanya konfirmasi dengan pembina Pramuka. "Karena tidak sabar menunggu polisi tersebut menekan-nekan gas memberi tanda supaya cepat, akan tetapi dengan keegoisan mereka akhirnya mobil yang dibawa polisi itu di jalankan dan di rem mendadak dan akhirnya satu orang dari anak pramuka terpelanting ke belakang mobil dan punggungnya terbentur dengan besi, setelah mobil berhenti adik-adik pramuka turun dari mobil dan menangis ketakutan, dengan keangkuhan polisi yang tak mau bersabar menunggu," tulisnya lagi.
Kejadian tersebut menimbulkan cekcok antara pembina Pramuka dengan Napitupilu. Bahkan salah satu dari pembina memukul mobil polisi karena terlalu emosi. Bukannya mereda, Napitupilu semakin naik pitam sambil mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh dan mengajak berkelahi.
"Polisi itu, RT Napitupilu pangkat Bripka, yang tidak mau mengakui kesalahan mengatakan ancaman dari mulutnya 'ku tembak kau ya'. Seorang Pembina Pramuka amsar diancam dengan ucapan akan ditembak. Tidak pantas seorang Polisi yang katanya pelayan masyarakat dan apa lagi Anggota Pramuka di buat seperti itu,"
Kejadian ini akhirnya memicu perhatian Kasat Shabara Polresta Medan, Kompol AA Rangkuti. Dia mengakui bahwa kejadian yang diposting di laman Facebook itu, benar adanya.
"Anggota sudah kita tindak disiplin malam itu juga. Kapolres pun turun tangan terkait kejadian ini," ucapnya saat dihubungi merdeka.com.
Rangkuti menjelaskan, sanksi terhadap Bripka RN bukan hanya karena berlaku kasar dan mengancam kepada anggota Pramuka. Dia juga diproses karena membawa truk tanpa koordinasi.
Bripka RN dan rekannya ternyata mengangkut sebagian anggota Pramuka dari sekolah Muhammadiyah VII tanpa sepengetahuan atasan. "Sekolah Muhammadiyah memang ada menghadap saya minta bantuan pinjam truk untuk mengangkut Pramuka dari Medan ke Sibolangit," jelasnya.
Namun, tanpa sepengetahuan atasan, Bripka RN dan rekannya mendapat telepon, dan menerima permintaan untuk mengantar anggota Pramuka yang lain. Kali ini kegiatannya bukan di Sibolangit tetapi untuk penanaman mangrove di Paluh Merbau, Percut Sei Tuan.
"Jadi dia ke Percut tanpa koordinasi dan tidak sesuai dengan perintah. Sebagai pelayanan, kita memang memberikan bantuan truk, tetapi tetap harus ada prosedurnya," jelas Rangkuti.
Masalah muncul saat truk harus menjemput anggota Pramuka di dua lokasi yang berjarak sekitar 3 atau 4 jam itu pada hari yang sama. Personel Sabhara yang membawa truk itu diduga mengatur waktu agar dapat menjemput peserta di kedua kegiatan itu, Minggu (20/9).
"Dia memperkirakan anak-anak yang di Percut harus sudah diangkut pukul 11.00 WIB agar bisa menjemput anak-anak yang di Sibolangit pada pukul 14.00 WIB. Ternyata anak-anak belum siap sama sekali. Mungkin dia panik, dan takut ketahuan sama saya, terjadilah miskomunikasi di sana," sambung Rangkuti.
Dia mengaku tidak tahu pasti miskomunikasi apa saja yang terjadi di Percut. "Yang jelas anggota kita itu sudah kita tindak," pungkasnya.
Baca juga:
Ini kata polisi soal banyaknya warga Afrika di Tanah Abang
Ikut sekolah mengemudi jadi syarat bikin SIM baru?
Polisi tangkap 5 pembuat uang palsu, alat dan Rp 16 juta disita
Laporkan kasus penipuan online, pasangan ini dicueki polisi di Bogor
Jelang Pilkada, polisi tunda pengusutan kasus kepala daerah
Polda Metro kecewa direksi minimarket tak penuhi undangan diskusi
-
Siapa yang ditangkap oleh pihak kepolisian Polrestabes Medan? Iya benar, Pelaku pembunuh Fonda sudah ditangkap. Pelaku tertangkap di daerah Binjai dan kedua kakinya ditembak karena sempat melawan petugas,"
-
Mengapa polisi meningkatkan patroli di wilayah Medan? Penangkapan ini tidak lepas dari kegiatan patroli rutin yang ditingkatkan di wilayah Kepolisian Resor Kota Besar Medan dan jajaran untuk membantu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
-
Mengapa polisi di Pekanbaru mengajak admin media sosial untuk bersinergi? Pentingnya kolaborasi ini dalam menyebarkan informasi positif terkait Pemilu. "Kami meminta agar setiap informasi diverifikasi dengan cermat sebelum diposting, guna menjaga keamanan dan ketenangan masyarakat menjelang Pemilu," kata Bery.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
-
Kenapa pangkat polisi penting? Selain itu pangkat juga merupakan syarat mutlak yang perlu dimiliki oleh anggota Polri jika hendak mendapatkan amanat untuk mengemban jabatan tertentu.
-
Siapa yang ditangkap polisi? "Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran," ujar Kusworo.