Fakta Kekejaman Sugeng Santoso, Pemutilasi Pakai Gunting di Malang
Sugeng, pelaku mutilasi di Malang ditangkap. Namun motifnya belum diketahui karena keterangannya yang dianggap janggal:
Sugeng Santoso (49) pelaku mutilasi di Pasar Besar, Kota Malang telah ditangkap. Penangkapan pelaku merupakan hasil penyelidikan dan peran anjing pelacak. Selama pemeriksaan, Sugeng memberikan keterangan tak masuk akal.
Diduga, Sugeng mengalami gangguan jiwa. Ia membunuh korban dengan sadis. Berikut mengungkap fakta kekejaman Sugeng Santoso yang memutilasi korban di Malang:
-
Kapan sagu mutiara dianggap matang? Setelah direbus selama sekitar tujuh menit, kompor dimatikan, Diamkan sagu mutiara sejenak, paling lama satu menit. Setelah itu, sagu mutiara telah matang sempurna dan dapat disajikan.
-
Apa yang terjadi dengan keluarga di Malang? Polisi menduga tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia di Kabupaten Malang bunuh diri bersama-sama.
-
Kapan Adi Suryanto meninggal? Kabar duka datang dari salah satu instansi pemerintah, Lembaga Administrasi Negara (LAN). Kepala LAN, Prof Dr. Adi Suryanto, meninggal dunia di Yogyakarta pada Jumat (15/12).
-
Kapan Mahkamah Agung memutuskan kasasi kasus TPPU Irfan Suryanagara? Kasasi kasus atas dua terdakwa yakni Irfan Suryanagara dan Endang Kusumawaty, kata Arif, diputus tanggal 14 Juni 2023.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
-
Apa yang istimewa dari madu lanceng milik Sugeng? Berawal dari pintu tripleks, madu lanceng milik Sugeng bagaikan emas yang memiliki banyak keistimewaan dari pelosok Gunungkidul.
Mengaku Mutilasi Karena Keinginan Korban
Sugeng, pelaku kasus mutilasi di Pasar Besar Kota Malang mengaku melakukan perbuatannya atas pesan dari korban. Korban meminta untuk dimutilasi sebelum meninggal dunia karena sakit.
"Itu permintaan dari korban. Nanti setelah meninggal tolong dilakukan pemotongan," kata AKBP Asfuri, Kapolres Malang Kota.
"Itu menurut keterangan pelaku, karena pesan dari korban. Ini masih kita dalami terus," tegasnya.
Pelaku Dikenal Sebagai Orang Stres
Sugeng pernah tinggal di Jodipan, Malang. Kini ia sudah tidak tinggal di sana karena diusir warga. Warga menganggap Sugeng sebagai orang stres.
Menurut salah satu warga, Sugeng pernah kedapatan membawa senjata saat berjalan-jalan. "Dia (Sugeng) memang sering corat-coret tembok dan jalan-jalan dengan membawa senjata," kata warga tersebut.
Untuk membuktikan kondisinya, pihak kepolisian meminta Sugeng untuk menjalani tes kejiwaan. "Ini nantinya kami mengundang psikiater atau dokter untuk memeriksa pelaku," kata Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri.
Tertangkapnya Sugeng Karena Sebuah Tulisan dan Tatto
Keberadaan Sugeng berhasil ditemukan berkat tatto di tubuh korban dan juga secarik kertas. Tatto di telapak kaki korban dibuat dengan menggunakan soder sol sepatu yang ditebali dengan pulpen.
"Tattoo itu dilakukan setelah korban meninggal, menggunakan alat yang seperti untuk sol sepatu. Kemudian dikasih tinta bulpoint, itu pesan dari korna menurut korban," jelasnya.
Kemudian, tulisan yang banyak ditemukan di lokasi kejadian, ternyata juga banyak ditemukan di rumah kontrakan pelaku. Tulisan itu serupa yakni dengan susunan kalimat sulit dipahami.
"Hasil penyelidikan personel di lapangan, berdasarkan tulisan di TKP, kemudian dicari di daerah Jodipan, ditemukan tulisan yang sama di rumah warga. Rumah warga tersebut pernah ditempati pelaku untuk kos, tulisannya hampir sama," jelasnya.
Sugeng Tak Tahu Nama Korban
Sugeng mengaku tak mengenali nama korban. Ia mengaku baru mengenal korban sekitar 9 hari lalu di sekitar Klenteng Ang En Kiong Jalan RE Martadinata Kota Malang.
Saat bertemu, korban dalam kondisi sakit sebelum kemudian meninggal dunia. Saat dibawa ke Pasar Besar kondisinya masih hidup, sebelum dimutilasi.
"Setelah ketemu itu dibawa ke pasar dan dilakukan mutilasi atas permintaan korban. Pengakuan itu masih kita dalami," tegasnya.
"Pengakuan dari pelaku, perempuan tersebut mengaku Maluku, tetapi tidak menyebutkan namanya," tegas Kapolres Malang Kota AKBP Asfuri. Namun Asfuri juga belum berani memutuskan kalau korban berasal dari Maluku dan masih melakukan pendalaman lebih lanjut.
Memutilasi Pakai Gunting
Sugeng mengaku memutilasi korban dengan menggunakan gunting. Keterangan Sugeng terdengar cukup janggal. Perbuatannya dilakukan tiga hari setelah korban meninggal.
"Mutilasinya pakai gunting dan alat seadanya yang dimiliki pelaku," kata Asfuri.
selain itu, tindakan keji ini ia lakukan karena bisikan gaib yang didengar Sugeng. "Dimutilasi karena bisikan gaib dan pesan korban sebelum meninggal," kata Asfuri.