Gangguan jiwa, pria mondar mandir di Polresta Samarinda dibebaskan
Ventje Sulaiman (49) warga asal Manado, Sulawesi Utara, yang sempat diamankan lantaran bergelagat mencurigakan empat kali keluar masuk Mapolresta Samarinda, Kalimantan Timur, akhirnya dibebaskan. Belakangan diketahui, Ventje diduga mengalami gangguan kejiwaan.
Ventje Sulaiman (49) warga asal Manado, Sulawesi Utara, yang sempat diamankan lantaran bergelagat mencurigakan empat kali keluar masuk Mapolresta Samarinda, Kalimantan Timur, akhirnya dibebaskan. Belakangan diketahui, Ventje diduga mengalami gangguan kejiwaan.
Keterangan diperoleh, tidak memerlukan waktu lama bagi satuan Sabhara dan juga satuan Intelejen Keamanan (Intelkam) untuk menginterogasi Ventje. Dia dibebaskan, kurang dari 24 jam, setelah diamankan sejak Kamis (14/12) sore kemarin.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan Utara? Lempeng tektonik berumur 120 juta tahun dengan ukuran seperempat dari Samudera Pasifik terungkap berada di Kalimantan Utara setelah sebagian besar bagian kerak Bumi masuk ke dalam lapisan dalam Bumi.
-
Kapan Beji Sirah Keteng dibangun? Mengutip Instagram @purbosasongko_dalang, Situs Beji Sirah Keteng dibangun pada masa pemerintahan Raja Sri Jayawarsa.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Siapa Brigadir Jenderal Sahirdjan? Bapak Itu Brigadir Jenderal Sahirdjan, Guru Besar Akademi Militer!
"Sudah dipulangkan ke rumahnya di Handil Kopi, di Sambutan. Itu informasi terbaru yang saya terima dari Intelkam, dari hasil pemeriksaan," kata Kasubag Humas Polresta Samarinda Ipda Danovan kepada merdeka.com, Jumat (15/12) malam.
Danovan menerangkan, penyerahan Ventje kembali ke rumahnya juga disaksikan keluarga dan juga ketua RT setempat. Diperoleh keterangan, bahwa Ventje memang kerap berperilaku aneh.
"Diduga begitu (kelainan jiwa). Jadi, yang bersangkutan sekarang dalam pengawasan keluarganya, dan juga RT di lingkungan tinggalnya," ujar Danovan.
Menurut Danovan, belum ada alasan kuat untuk terus mengamankan Ventje. Sehingga dipastikan, Ventje buka sosok yang berbahaya. Meski dugaan awal, dia diduga terlibat jaringan teroris.
"Jadi tidak, tidak benar soal itu (terlibat jaringan teroris). Samarinda aman," sebut Danovan.
"Tapi ini juga bagian dari kesigapan personel Sabhara, di lingkungan Polresta sendiri. Dan kami pastikan, masyarakat bisa terus mendapatkan pelayanan kepolisian dengan aman dan nyaman," ungkapnya.
Diketahui, Ventje diamankan setelah terlihat bergelagat mencurigakan di halaman lingkungan Mapolresta Samarinda, Jalan Slamet Riyadi, Kamis (14/12) sore kemarin, sekira pukul 15.30 WITA. Saat berada di area parkir mobil operasional Polresta, Ventje beralasan mencari mobilnya yang dikenai tilang.
Saat didekati personel Sabhara, Ventje terlihat gusar dan berusaha menjauhi personel Sabhara. Namun polisi sigap mengamankan. Isi tasnya diketahui berisi catatan ujaran kebencian kepada pemerintah, KTP, pemetaan Polresta, hingga pisau cutter. Bahkan meski diduga kelainan jiwa, polisi juga menemukan paspor atas nama Ventje sendiri.
(mdk/cob)