Gurihnya pulut bakar tiga rasa di Ulee Lheue Aceh
Panganan yang terbuat dari beras ketan, lalu dipanggang menjadi makanan favorit warga saat berburu takjil. Apalagi, pulut yang diberi nama Poeloet Bakar Ulee Lheue ini memiliki tiga varian rasa, yaitu pulut original, kuah durian dan tape manis.
Menjelang berbuka puasa, warga tampak ramai-ramai ke pusat penjualan takjil. Di antaranya kawasan wisata Ulee Lheue, Banda Aceh, ada satu gerobak yang menjual pulut tiga rasa depan Masjid Baiturrahim.
Panganan yang terbuat dari beras ketan, lalu dipanggang menjadi makanan favorit warga saat berburu takjil. Apalagi, pulut yang diberi nama Poeloet Bakar Ulee Lheue ini memiliki tiga varian rasa, yaitu pulut original, kuah durian dan tape manis.
-
Kuliner apa yang menjadi salah satu makanan khas Yogyakarta? Gudeg adalah salah satu makanan khas Yogyakarta yang paling terkenal.
-
Kuliner kekinian apa saja yang ditawarkan di Chillax Sudirman? Di sana, Anda bisa mencoba berbagai makanan dan minuman dari yang ringan sampai berat seperti sushi, steak, ramen, dan berbagai jajanan khas Korea atau Jepang.
-
Bagaimana Bango Warisan Kuliner membantu mempromosikan kuliner Indonesia? Para pelaku industri kuliner Indonesia berusaha mempromosikan tradisi pangan Nusantara dengan berbagai cara. Misalnya mengadakan festival kuliner, memberikan edukasi kuliner, atau membuat program yang memperkenalkan masakan Indonesia seperti Bango Warisan Kuliner.
-
Kapan Sentra Kuliner Ikan Kabupaten Garut diresmikan? Dikutip dari ANTARA, Rabu (28/6) sentra ikan tersebut diketahui baru diresmikan pada Selasa 26 Juni 2023 lalu.
-
Bagaimana pabrik cokelat kuno itu diubah? Pada awal abad ke-18, bangunan itu dibagi menjadi tiga bagian. Lalu sekitar 100 tahun kemudian, rumah itu diubah menjadi pabrik cokelat yang disebut Guardia (Clemente). Chocolates and pastillaje".
-
Apa yang ditemukan di pabrik cokelat kuno itu? Di dalam bangunan tersebut, arkeolog menemukan beberapa pelat timah berukir. Pelat ini digunakan untuk membuat label pada cokelat, menyebutkan coklat tersebut berasal dari pabrik Clemente Guardia. Arkeolog juga menemukan tujuh bejana keramik besar.
Pulut dibakar di atas belanga yang datar menggunakan kompor gas. Sebelum dibakar, pulut itu dibungkus dalam daun pisang muda sebesar dua jempol jari orang dewasa. Setelah matang, daun pisang berubah warna, aroma yang gurih tercium sekitar lokasi tersebut.
Pulut semakin gurih disantap bila dicampur dengan kuah durian atau tape manis. Meskipun memakan pulut tanpa campuran apapun, juga ada cita rasa tersendiri, terasa gurih dan wangi daun pisang semakin memantik orang untuk terus menyantap pulut itu.
Nur Jannah (38), seorang pembeli mengaku sengaja datang ke Ulee Lheue untuk membeli pulut. bahkan bukan hanya bulan Ramadan, pada bulan biasa lainnya juga sering membeli pulut di Ulee Lheue.
"Karena rasanya gurih, enak pokoknya, apa lagi dicampur dengan kuah durian atau tape manis," kata Nur Jannah.
Meskipun Nur Jannad mengaku lebih suka makan pulut original. Baginya rasa gurih dengan wangi daun pisang mendapatkan cita rasa tersendiri yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.
"Enak pokoknya, yang original," tukasnya.
Amal Arifin (23), pedagang Poeloet Bakar Ulee Lheue mengaku, usaha ini sudah ia lakoni sejak 9 tahun lalu. Menurutnya, tidak ada yang istimewa dalam melakukan peracikan, namun yang terpenting adalah campurannya yang harus sesuai takaran.
"Takaran campurannya yang harus tepat, jangan sampai keasinan atau bakar jangan sampai hangus," ungkap Amal Arifin.
Selama bulan Ramadan, Amal mengaku omzet penjualannya tetap stabil. Namun yang membedakan jadwal buka usahanya. Biasanya sejak pukul 12.00 WIB sudah buka, selama Ramadan mulai buka pada pukul 16.00 WIB hingga menjelang berbuka puasa.
Satu hari dia bisa menghabiskan 4 bambu beras ketan dengan jumlah pulut 100 buah lebih. Harga jual pun relatif murah, cukup merogoh kocek Rp 10.000 bisa mendapatkan 10 buah pulut. Tetapi, bila hendak menambah kuah durian atau tape manis, satu buah masing-masing Rp 15 ribu.
"Satu hari beromzet mencapai Rp 1 juta lebih," jelasnya.
Amal mengaku timbul ide menjual pulut, terinspirasi dari orangtuanya yang sering membuat pulut di rumahnya Kabupaten Aceh Singkil. Lalu dia pun berpikir untuk menjadikan ini menjadi usaha di Banda Aceh sekitar 9 tahun silam.
(mdk/rzk)