Guru SMA Cabuli Murid Laki-Laki di Pagaralam, Modus Ajari Menari
Guru SMA Cabuli Murid Laki-Laki di Pagaralam, Modus Ajari Menari
Seorang guru SMA laki-laki di Pagaralam, Sumatera Selatan, IS (40), diduga mencabuli muridnya, AR (16). Kasus ini tengah diselidiki polisi yang mendapatkan laporan orangtua korban.
- ASN Guru SD di Garut Diduga Cabuli Siswa Laki-Laki, Korban Diperkirakan Lebih dari Satu Orang
- Guru Ngaji Ini Mengajar sambil Gendong Anaknya yang Idap Mikrosefalus, Suami Kabur saat Buah Hati Lahir
- 37 Pantun Lucu untuk Guru yang Menghibur, Cocok Dikirim saat Hari Guru
- Alasan Guru Honorer Cabuli Siswi SMK di Prabumulih, Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Guru SMA Cabuli Murid Laki-Laki di Pagaralam, Modus Ajari Menari
Korban merupakan murid SMA di tempat IS mengajar. Dia dicabuli di rumah sekaligus sanggar tari milik IS.
Perbuatan tak senonoh sesama jenis itu berlangsung saat korban berlatih tari, Sabtu (18/5). "Benar, guru sekaligus pelatih tari diduga menyodomi muridnya, sama-sama laki-laki, sudah dilaporkan ke polisi," ungkap Wakil Ketua Komisi Perlindungan Perempuan dan Anak Indonesia (KPAI) Pagaralam Taufik Hidayat, Senin (3/6).
KPAI Pagaralam tengah melakukan pendampingan, baik dalam proses hukum maupun rehabilitasi korban secara menyeluruh dan berkelanjutan.
Sebab, anak korban pencabulan perlu mendapatkan perlindungan identitas dan rasa aman.
"Kami pastikan kasus ini terungkap dan korban terlindungi psikisnya," kata Taufik.
Wakil Ketua KPAI Pagaralam Taufik Hidayat mengungkapkan, berdasarkan informasi yang mereka dapatkan masih ada siswa-siswa lain yang menjadi korban pencabulan ittu. Namun, baru AR yang berani membongkarnya hingga pelaporan dilakukan.
Taufik menambahkan, pihaknya akan menindaklanjutinya dengan menggali informasi dari korban.
Terlebih di sanggar tari milik IS dikabarkan cukup banyak siswa laki-laki menjadi anggotanya.
"Kami duga tidak hanya satu korban, tapi banyak. Tapi yang lain tidak berani berteriak, baru satu korban yang mengaku," ungkap Wakil Ketua KPAI Pagaralam Taufik Hidayat, Senin (3/6).
Untuk menelusuri informasi itu, Taufik menyebut sudah mendatangi SMA tempat korban sekolah sekaligus terlapor mengajar.
Namun, tidak ada informasi tambahan yang didapat karena pihak sekolah enggan memberi keterangan.
"Belum dapat apa-apa karena sekolah masih bungkam," kata Taufik.
Saat mendatangi sekolah, korban tidak ada di sana karena masih malu atas kejadian yang menimpanya. IS juga tidak berada di tempat.
"Kami tidak ketemu, tapi tetap kita coba gali lagi," kata Taufik.
Kasatreskrim Polres Pagaralam Iptu Candra Kirana membenarkan adanya laporan dari orang tua korban pada Minggu (2/6). Dia menyebut penyidik segera memproses kasus ini dengan memanggil saksi-saksi dan terlapor.
"Kami akan ungkap kasus ini secara transparan, terlapor bisa dijadikan tersangka jika ditemukan alat bukti cukup," kata Candra.