Hampir Sebulan Berlalu, Polisi Masih Kesulitan Tangkap Pencuri Puluhan Penyu di Bali
Sudah hampir sebulan berjalan, pihak kepolisian masih kesulitan menangkap pelaku pencurian puluhan penyu yang bertempat di Konservasi Penyu Pantai Sindhu, Sanur, Denpasar Selatan, Bali, yang terjadi pada Senin 21 Oktober 2019.
Sudah hampir sebulan berjalan, pihak kepolisian masih kesulitan menangkap pelaku pencurian puluhan penyu yang bertempat di Konservasi Penyu Pantai Sindhu, Sanur, Denpasar Selatan, Bali, yang terjadi pada Senin 21 Oktober 2019.
"Masalah kasus pencurian penyu sampai saat ini kita masih sangat minim alat bukti malah saksi sama sekali kita tidak punya karena kejadian itu dini hari. Itu kendala kita," kata Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol Nyoman Wirajaya saat ditemui di Denpasar, Bali, Rabu (20/11).
-
Kenapa hewan liar yang dipelihara bisa menyebabkan luka? Sebagian besar hewan liar seharusnya tidak dijadikan hewan peliharaan. Hewan seperti primata, harimau atau singa, dan beberapa jenis reptil bisa menyebabkan luka bagi orang yang memeliharanya.
-
Bagaimana Pohon Pelawan menjadi penghasil madu liar? Selain dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, pohon ini rupanya juga menjadi rumah atau sarang lebah liar sehingga menjadi penghasil madu lebah liar yang memiliki cita rasa pahit.
-
Di mana henbane hitam ditemukan tumbuh liar? Sisa-sisanya umum ditemukan di situs arkeologi di Eropa Barat Laut karena tumbuh liar di dekat pemukiman manusia, sehingga sulit untuk menentukan apakah itu sengaja digunakan.
-
Bagaimana cara warga Sampangan mengatasi kucing liar? Warga yang khawatir kemudian menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) untuk membantu mengevakuasi hewan tersebut.
-
Bagaimana hewan liar bisa dipisahkan dari induknya untuk jadi peliharaan? Hewan liar biasa ditangkap atau dipisahkan dari induknya untuk dijadikan hewan peliharaan.
-
Mengapa warga Sampangan panik dengan kucing liar? Warga menduga bahwa kucing liar itu terkena rabies.
Ia menerangkan, untuk alat bukti sudah 3 rekaman CCTV diamankan di TKP untuk dijadikan acuan penyelidikan mengungkap pelaku itu. Namun, dari rangkaian rekaman akses keluar masuk di TKP tersebut sama sekali tidak muncul atau terlintas wajah pelaku.
Selain itu, Wirajaya juga belum bisa memastikan bahwa pelaku adalah warga negara asing. Sehingga belum berkoordinasi dengan pihak imigrasi di Bali.
"Kita belum sampai ke sana (Koordinasi Imigrasi). Karena belum berani memastikan bahwa pelaku ini orang asing. Kita tidak boleh berasumsi, kalau betul-betul kita tidak punya data yang akurat. Nanti kita bilang WNA kita menuduh-nuduh, kita tidak boleh," imbuhnya.
Wirajaya juga berjanji, tidak akan menutup kasus pencurian puluhan penyu itu selama pelakunya belum tertangkap. Kemudian, untuk penyelidikan penyu itu ada potensi dijual atau dipelihara pihaknya juga belum bisa memastikan.
"Untuk dugaan, kita tahu penyu itu adalah salah satu binatang yang dilindungi, potensi-potensi untuk dijual lah kan banyak sekali tapi kita tidak berani memastikan," ujarnya.
Koordinasi dengan BKSDA Bali
Selain itu, ia juga mengatakan pihaknya sudah koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali untuk mengungkap kasus tersebut.
"Yang jelas memang ada kasus pencurian kita akui dan juga pelakunya terekam di CCTV. (Tapi) kita elum berani pastikan ini pelakunya dari luar apa tidak. Kita berusaha menemukan pelakunya dan sudah hampir sebulan berlalu belum ada tanda-tanda," ujar Wirajaya.
Seperti diberitakan, video yang diduga warga negara asing (WNA) yang belum diketahui identitasnya, viral di media sosial. Dalam video itu, terduga WNA itu mencuri puluhan penyu di Konservasi Penyu Pantai Sindu, Sanur, Denpasar Selatan, Bali, Senin (21/10).
Pengurus Konservasi Penyu Pantai Sindu I Made Winarta (43) menceritakan, awal pencurian penyu itu dirinya datang ke area konservasi sekitar pukul 05.00 Wita.
Kemudian saat memeriksa kolam-kolam, ternyata ada penyu yang hilang. Karena merasa curiga, ia mengecek CCTV dan ternyata benar ada pria diduga pelaku melompat pagar dari sisi timur dan masuk mengambil penyu. Dari rekaman CCTV diketahui pencurian dilakukan sekitar pukul 03.00 WITA
"Yang hilang adalah 9 ekor penyu ukuran dewasa dari berbagai jenis. Sisanya 15 ekor adalah bayi penyu atau tukik," ujarnya, Senin (21/10) lalu.
(mdk/bal)