Hilang Senyum Keisha, 12 Tahun Trauma Saksikan Ibu Dibunuh dan Ayah Dipenjara
Anak gadis itu kini menjadi pemurung. Akibat kenangan pahit 12 tahun lalu ketika melihat ibunya Putri Megah Umboh tewas dibunuh di depan mata.
Keceriaan Keisha Tampubolon hilang seketika. Anak gadis itu kini menjadi pemurung. Akibat kenangan pahit 12 tahun lalu ketika melihat ibunya Putri Megah Umboh tewas dibunuh di depan mata.
Perkembangan Keisha pun disampaikan sang nenek Getwin Mosse yang kini mengurusnya. Mereka tengah berjuang mendapatkan keadilan atas rentetan 'badai' yang menimpa keluarganya.
-
Dimana pembunuhan sadis itu terjadi? Diberitakan sebelumnya, seorang ibu muda berinisial MSD (24) tewas digorok oleh NKW (24), suaminya sendiri di dalam rumah kontrakan Jalan Cikedokan RT01 RW04, Kampung Cikedokan, Desa Sukadanau, Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Bagaimana dampak buruk sadfishing bagi pelaku? Pada akhirnya orang lain akan memberikan stigma negatif terhadap kondisi orang yang melakukan sadfishing.
-
Apa motif pelaku melakukan pembunuhan? Dia sedang pusing mencari uang untuk membiayai kuliah adiknya beserta biaya kebutuhan hidup untuk orangtuanya.
-
Kapan kejadian pembunuhan itu terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Kapan kejadian penganiayaan tersebut? Dalam cerita tersebut, ia menuliskan mengenai pengalaman perempuan berinisial RST (18) yang disiksa secara sadis oleh orang asing pada Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.40 WIB.
"Rentetan itu kan jatuh ke psikis Keisha, kebetulan Keisha ikut saya semenjak kasus itu. Jadi tumbuh berkembangnya keisha sama oma ya, tahu banget," kata Getwin saat dihubungi merdeka.com, Rabu (28/6).
Getwin bercerita Keisha mengalami trauma karena melihat ibunya dibunuh. Oleh Rosma alias Ros pembantunya dan Gugun Gunawan alias Ujang pada 24 Juni 2011, silam ketika usia Keisha 3 tahun.
"Dia itu traumatik luka batin mendalam karena Keisha jadinya lemah fisiknya. Dia apa-apa tidak bisa dicepat-cepat kalau dia dengar sesuatu dengar suara keras dia takut. Itu kelihatan banget," ucapnya.
"Jadi dampaknya semua itu ke Keisha, kenapa oma bilang begitu. Karena saat dibunuh dia benar-benar melihat. Jadi Oma kalau berdoa itu dia suka bertanya 'kenapa mama dibunuh', dia bisa bercerita," tambah dia.
Sebelum kasus pembunuhan Putri terkuak, Keisha yang menjadi saksi mata sampai sekarang sangat mengingat bagaimana sang ibu dihabisi oleh Ujang. Karena ingatan itulah membuatnya trauma mendalam. Menyisakan luka yang sangat sulit tersembuhkan.
"Cuma Kok cucuku seperti apa ya dia mengalami bener itu kejadian karena dia yang dibunuh anak itu (Putri) anak saya. Wajar dong (ingin tahu) siapa sih pembunuhnya. 'Kie lihat enggak siapa yang bunuh mamah, (kata Kei) 'Rosma sama temannya oma'," ucap Getwin sambil tirukan percakapan dengan Keisha.
Ingatan Kelam Keisha
Kei ingat betul detail pembunuhan sang ibu. Mulai dari awal ketika Putri, Kei dan Rosma mengantarkan Mindo Tampubolon, mantan perwira menengah Polda Kepri ke kantornya.
"Kei tau dari mana kok tau dari mana bisa temukan Papa (Mindo). 'Bukan oma'. 'Kan waktu itu Kei sama Papa ke kantor yang nyetir mobil Papa, sampai di kantor ciumlah Papa ke Kei sama Mama (Putri) lalu yang nyupir mama," ujarnya.
"Di dalam ada Rosma, pulang dari kantor sampai rumah. Dikunci pintu pas gedor-gedor pintu. Ini ucapan Kei, 'begitu mama gedor-gedor pintu buka pintu dari luar ternyata dari dalam terbuka itulah si Ujang," sambungnya.
Ujang yang memegang teflon penggorengan langsung memukul kepala Putri sampai berdarah. Dibantu dengan Rosma, Putri dan Keisha pun ditarik ke lantai atas.
"Kok tahu (dipukul pakai) penggorengan, kamu lihat Oma kalau masak pakai teflon. Dipukul pala mamanya kemudian digeret, anak saya digeret dari lantai bawah ke lantai dua. Dipukul di kamar mandi disiram air," ujarnya.
Sampai akhirnya Keisha dan Putri pun dibawa oleh Ujang dan Rosma ke sebuah hotel di kawasan Batam. Awal kasus ini diduga penculikan, namun setelah dua hari ditelisik berkembang menjadi kasus pembunuhan.
Putri ditemukan tewas dengan lima luka tusukan pada tubuh dan luka bekas digorok pada bagian leher. Jasadnya ditemukan di dalam sebuah jurang. 15 meter dari jalan utama Tanjung Punggur-Batam Centre.
Kasus kembali berkembang ketika ayah Kei, mantan Anggota Polisi AKBP Mindo Tampubolon ditetapkan sebagai tersangka otak pembunuhan di balik tewasnya sang istri.
Ketika disidik, penyidik Polda Kepri menemukan fakta baru setelah membuat BAP kedua terhadap seluruh tersangka. Kepada penyidik, Ujang dan Ros selaku pelaku utama mengaku ada perencanaan dari orang yang mengorder pembunuhan sebelum eksekusi bahwa Hotel Bali ditetapkan sebagai tempat persembunyian.
"Oma sampai yakin tidak benar (kasus yang menyeret Mindo). Cucu saya (bercerita). Apa motivasi mantu saya bunuh anak saya apa motivasinya. Bagaimana Oma bisa menuduh anak mantu Oma otak pembunuh. Hidupmu begitu harmonis, motif apa yang bisa mengarah anak saya tega membunuh anak saya," ungkap Getwin.
Trauma Ganggu Tumbuh Kembang
Sederet ingatan kelam yang dialami Keisha mempengaruhi tumbuh kembangnya. Anak gadis yang kini menginjak usia 14 tahun dan duduk di kelas 2 SMP takut terhadap beberapa hal.
"Mas tahu kalau shower mandi. Jadi kalau oma mandiin dia itu kalau oma shower dia, dia spontan tidak sadar tampar muka saya. Waktu itu kaget kenapa dia tidak mau lihat alat itu," ujarnya
"Kenapa Kei tampar oma, 'Itu oma (shower). Baru oma tahu mamanya diguyur berdarah-darah pakai alat itu. Terus tidur tidak bisa sendiri itu Keisha, kemudian kalau lagi bangun tidak bisa segera," lanjut dia.
Bahkan, Getwin mengatakan Keisha tidak bisa lihat adegan kekerasan sampai mendengar bunyi kencang. Serentetan trauma itu mengganggu pendidikan Keisha di sekolah.
"Tapi kok tidak ada keadilan di negeri ini, nilai ulangannya merosot banyak. Yang Oma lihat kadang dia suka kei sakit dada, Oma kam bingung," kata dia.
Ingin Dekat Sang Ayah
Saat ini, Keisha telah tinggal di Pekanbaru. Hal itu sesuai permintaanya agar lebih dekat dengan sang ayah Mindo yang kini ditahan di Lapas Pekanbaru setelah vonis berkekuatan tetap.
"Seorang anak yang notabene, katanya papahnya bunuh mamahnya kok dia mau dekat papahnya. Gak masuk akal kan mas, karena kalau dipenjara tidak bisa seenaknya nelpon, makanya oma antar tinggal dekat besan saya," ujarnya.
Getwin lantas menyinggung kejadian Keisha yang ada di dekapan sang ayah ketika Mindo ditangkap oleh pihak kejaksaan untuk menjalani eksekusi tahanan pada 27 Juni 2019. Untuk jalani vonis seumur hidup yang dijatuhkan Mahkamah Agung (MA).
Pada 24 Mei 2012, Pengadilan Negeri Batam menyatakan mantan Kasubdit II Ditreskrimsus Polda Kepri itu memvonis Bebas Mindo. Begitu juga dengan Pengadilan Tinggi Pekanbaru. Namun palu hakim MA berbeda dan membatalkan putusan PN Batam dan PT Pekanbaru karena ada kekeliruan
"Pada saat papanya ditahan, dia lihat sendiri papanya digerebek digeret. Keisha sampai ikut masuk ruang tahanan," ungkap Getwin.
"Palanya ditahan masuk dalam tahanan jaksa dia tidak mau lepas sama papanya. Segitunya anak itu alami traumatik dalam arti rentetan dari mamanya belum selesai," tambahnya.
Getwinberencana untuk mengajukan peninjauan kembali (PK) atas vonis MA yang kedua kalinya. Usai PK pertama ditolak, dan tetap dengan putusan vonis seumur hidup.
"Oma akan terus berjuang, sampai ditemukan ada bukti kuat menunjuk menantu Oma Mindo pembunuhnya," ucapnya.
(mdk/ray)