Hotspot muncul di area bekas hutan dan lahan terbakar tahun lalu
Saat ini terdapat 13 hotspot yang tersebar di wilayah Sumatera Selatan.
Memasuki musim kemarau tahun ini, titik panas atau hotspot di wilayah Sumatera Selatan mulai bermunculan. Titik panas tersebut berada di daerah yang menjadi langganan terjadi kebakaran hutan dan lahan setiap tahun.
Berdasarkan data dari satelit NOAA, hotspot di Sumsel pada tanggal 11 Juli 2016 terdapat 13 titik. Hotspot tersebut menyebar di Musi Banyuasin dua titik, Ogan Komering Ilir (2 titik), Ogan Komering Ulu (2 titik), Musi Rawas Utara (3 titik), dan Musi Rawas (4 titik).
Sebaran titik panas tersebut cenderung meningkat, dibanding hari sebelumnya yang hanya berjumlah lima titik. Di antaranya berada di Musi Rawas sebanyak dua titik, Panukal Abab Lematang Ilir dua titik dan satu titik api di Musi Banyuasin.
Kasi Observasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang Agus Santosa mengungkapkan, adanya titik panas tersebut disebabkan curah hujan semakin menurun bersamaan dengan datangnya musim kemarau.
"Ya mulai meningkat (titik panas)," ungkap Agus kepada merdeka.com, Selasa (12/7).
Dari prediksi, kata Agus, puncak musim kemarau di wilayah Sumsel tahun ini terjadi pada akhir Juli dan Agustus. Di saat itu, tidak ada hujan ditambah suhu cuaca yang cenderung panas.
"Hari tanpa hujan yang sering bulan Juli-Agustus. Untuk sekarang suhu cuaca 34,2 derajat celsius," ujarnya.
Dia mengimbau, warga mewaspadai musim kemarau sehingga jika api muncul dapat segera ditanggulangi dan tidak meluas ke daerah lain. Para petani atau pekebun juga tidak membuka lahan dengan cara membakar.
"Kita harapkan tahun ini tidak terjadi kebakaran dan asap seperti tahun-tahun sebelumnya," tukasnya.