HTI imbau warga Aceh tak ikuti sistem kesetaraan gender sekuler
Peserta aksi juga berorasi sambil membawa bendera khas mereka bertuliskan syahadat berwarna hitam dan putih.
Seratusan aktivis muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) perwakilan Aceh menggelar aksi di Simpang Lima, Banda Aceh, Minggu (8/3). Aksi ini bertepatan peringatan hari perempuan sedunia mengambil isu oleh HTI Aceh mengkampanyekan agar berhenti mengikuti sistem kesetaraan gender yang liberal dan sekuler.
Aksi yang berlangsung di pusat kota Banda Aceh sempat menyita perhatian warga yang sedang melintas. Apalagi beberapa muslimah HTI Aceh membagi-bagikan selebaran di lampu merah.
-
Acara apa yang diduga ditunggangi oleh organisasi terlarang HTI? Acara Metamorfoshow yang digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) ramai menjadi perbincangan. Diduga, kegiatan itu ditunggangi organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
-
Di mana HBS Bandung terletak? Bandung merupakan sebuah kota besar yang sudah berkembang sejak era penjajahan Belanda. Di kota itu, terdapat sebuah bangunan sekolah tua yang masih berfungsi hingga kini.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
-
Kenapa TNI memberi kejutan di HUT Bhayangkara? Para prajurit TNI dan anggota Polisi lain pun hanya bisa tertawa terbahak-bahak melihat aksi harmonis antara TNI dan Polri di tengah perayaan HUT Bhayangkara ke-78 tersebut.
-
Bagaimana besaran THR PNS Depok? Disebutkan, untuk besaran THR yakni penghasilan gaji 100 persen dari penghasilan satu bulan yang diterima pada bulan Maret.
Selain itu peserta aksi juga berorasi sambil membawa bendera khas mereka bertuliskan syahadat berwarna hitam dan putih. Tidak hanya itu, peserta yang aksi semua dari kaum hawa juga membawa sejumlah poster dan spanduk mengecam sistem gender sekuler dan liberal.
Juru bicara muslimah HTI, Iffah Ainur Rochman mengatakan, aksi ini dalam rangka mengkampanyekan perempuan dan syariah yang dilakukan serentak di kota-kota besar di Indonesia. HTI ingin mengajak untuk memahami mana yang tuduhan dan mana yang realita terhadap perempuan selama ini.
"Sudah puluhan tahun Syariat Islam itu disuarakan sebagai musuh utama perempuan, saat suatu daerah menerapkan Syariat Islam dianggap mendiskriminasikan perempuan, bahkan membelenggu perempuan," kata Iffah Ainur Rochman.
Menurutnya, sesungguhnya sumber permasalahan yang menimpa perempuan saat ini bukan pada Syariat Islam. Akan tetapi masalahnya muncul kemudian penerapan syariat Islam sepenggal-penggal, artinya tidak dilakukan secara kaffah.
"Kalau bicara Aceh penerapanan Syariat Islam dengan qanun Syariah ini, kita tidak dapat pungkiri tidak diberlakukan pada semua aspek kehidupan," tegasnya.
Iffah Ainur Rochman mencontohkan, sistem ekonomi masih masih menganut sistem sekuler, pendidikan yang diberikan oleh negara atau daerah juga masih dasarnya sekuler. "Nah penerapan sekuler inilah yang menghasilkan persoalan, perempuan tidak sejahtera, perempuan korban perdagangan manusia, menanggung kemiskinan dan sebagainya," tukasnya.
Jadi pihaknya ingin membongkar ada tidak relevan tuduhan yang disampaikan oleh kaum feminis liberal. Terutama oleh pengusung kesetaraan gender, ketika mengatakan ide kesetaraan gender itulah yang harus dipilih oleh perempuan dan tinggalkan syariat Islam, karena membelenggu perempuan.
"Kami ingin hentikan tuduhan itu dengan melakukan kampanye ini, kampanye ini akan terus kita lakukan," tutupnya.
(mdk/eko)