Hutan di Lereng Gunung Slamet Terbakar
Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyumas mengaku dengan ditambah lagi angin kencang di lokasi kebakaran yang berpotensi membuat api cepat melewati sekat yang sudah dibuat oleh tim gabungan. Terkait kerugian masih belum diketahui.
Setidaknya 500 personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Banyumas dikerahkan untuk melakukan pemadaman hutan yang terbakar di lereng timur Gunung Slamet, Purbalingga, Jawa Tengah, Rabu (11/9). Diperkirakan lahan yang terbakar seluas 2,5 hektar.
"Memang benar, lereng gunung Slamet juga terbakar. Ini petugas masih menyisir memadamkan lokasi secara manual," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah, Sudaryanto, Jumat (13/9).
-
Bagaimana karakteristik Gunung Slamet? Gunung Slamet punya karakteristik yang "tenang namun menghanyutkan".
-
Bagaimana aktivitas Gunung Slamet menurut Sukedi? “Yang pasti sampai saat ini status Gunung Slamet masih normal. Mungkin kabar tersebut berasal dari pemberitaan beberapa tahun lalu saat Gunung Slamet berstatus siaga," Sukedi mengatakan, ia sering ikut membantu pengamatan terhadap aktivitas Gunung Slamet karena secara kebetulan rumahnya cukup dekat dengan Pos PGA Slamet.
-
Apa yang diyakini sebagai tempat bersemayam makhluk gaib di Gunung Slamet? Mitos Gunung Slamet yang pertama, yaitu puncaknya konon menjadi tempat bersemayam makhluk gaib. Ada beberapa alasan yang mendukung kepercayaan tersebut.
-
Apa yang dimaksud dengan "Kabuyutan" dalam konteks Gunung Salak? Kabuyutan adalah tempat larangan. Tidak semua orang boleh masuk. Biasanya digunakan sebagai tempat peribadatan dan dianggap suci.
-
Di mana saja tempat-tempat angker di Gunung Slamet? Gunung Slamet memiliki reputasi sebagai tempat angker dengan beberapa lokasi yang terkenal menyeramkan, termasuk Pos 2, Pos 9, dan Pasar Setan di Pelawangan.
-
Siapa saja yang memburu satwa langka di lereng Gunung Slamet? Beberapa satwa langka itu masih dapat dijumpai walau keberadaan mereka terancam oleh para ulah pemburu liar.
Dari pantauan di lapangan, kondisi tanah yang gambut dan ilalang menjadi hambatan para personel saat melakukan pemadaman.
"Kendalanya lokasi terbakar tanaman pinus terdapat pada jurang yang terjal. Jadi susah dijangkau," ungkapnya.
Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Banyumas mengaku dengan ditambah lagi angin kencang di lokasi kebakaran yang berpotensi membuat api cepat melewati sekat yang sudah dibuat oleh tim gabungan. Terkait kerugian masih belum diketahui.
"Untuk kerugian, kita masih menunggu data detail. Namun yang pasti luas kejadian masih dalam penghitungan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Sugiarto menyatakan saat ini api sudah padam sekitar 80 persen. Meskipun masih terlihat titik-titik api, namun harapannya bisa dipadamkan.
"Dari total empat sektor yang terbakar, dua di antaranya telah berhasil dipadamkan sekitar pukul 10.50 WIB. Sedangkan, dua sektor lain masih dalam penanganan," ujarnya.
Diketahui sebelumnya, kebakaran yang terjadi di lereng Gunung Slamet sejak Rabu, 11 September 2019 terus meluas ke area hutan lindung.
Baca juga:
BPBD Tutup Jalur Pendakian Gunung Slamet, Warga Diminta Jauhi Radius 3,5 kilometer
Puluhan Pendaki Masih Terjebak di Gunung Slamet
Gunung Slamet Berstatus Waspada, Zona Bahaya 2 Km dari Puncak
PVBMG Imbau Pendaki Tak Upacara 17 Agustus di Gunung Slamet
Pelesir ke Desa Karangsalam di Lereng Gunung Slamet
Usai Geger Serangan Babi Hutan, Satu Warga di Lereng Gunung Slamet Hilang