Ibu korban sebut banyak yang babak belur usai outbond SMA 3
Arfian meninggal usai ikut kegiatan pecinta alam. Polisi menduga dia dipukuli dengan benda tumpul.
Diana (46), ibu kandung Aca pelajar SMA 3 Setiabudi yang tewas dianiaya oleh seniornya mengatakan, selain anaknya masih ada beberapa siswa lainnya yang sempat dirawat di rumah sakit usai mengikuti outbond.
"Tadi, waktu teman-temannya Aca melayat ke sini saya melihat ada beberapa anak yang kakinya sakit. Tapi saya nggak berani nanya hanya saja kalau dilihat dari luka di kakinya, dia pasti juga habis dianiaya seperti anak saya," ungkap dia, Sabtu (21/6).
Tak hanya itu saja, ada pula seorang pelajar SMA 3 Setiabudi bernama Fadel yang datang melayat dengan naik kursi roda. Fadel selama ini dikenal sebagai sahabat korban.
"Saya juga lihat si Fadel datang ke sini pakai kursi roda. Tapi saya tidak melihat dia ada luka-luka apa tidak karena saya kebetulan sedang sibuk," katanya.
Dia juga mengaku mendapatkan kabar dari salah satu orang tua siswa SMA 3 yang sempat mengantarkan anaknya dirawat ke UGD di sebuah rumah sakit di Jakarta. "Kalau Aca pulang dari rumah skait lebih awal dibandingkan teman-temannya yang lain. Aca pulangnya sekitar pukul 24.00 WIB malam," ujar dia.
Secara terpisah, Arfin salah seorang teman kelas Aca di kelas X IPA A SMA 3 Setiabudi menyebutkan bahwa Aca di kelas termasuk anak paling pintar karena selalu masuk rangking 10 besar. Menurut dia, selain pintar Aca juga dikenal sebagai anak yang ramah dan suka belajar bersama teman-teman lainnya.
"Aku juga kalau belajar suka diajarin dia. Anaknya baik banget pokoknya," katanya.
Saat peristiwa penganiayaan terjadi, dia mengaku ada empat teman kelasnya termasuk Aca yang ikut outbond yakni Fadel, Aji dan Pandian. "Dan aku dapat kabar katanya Fadel kemarin ke sini (datang melayat Aca) memakai kursi roda karena kukunya pecah-pecah. Pandian juga katanya masih dirawat di ICU," urainya.