IDI: 458 Dokter Meninggal karena Covid-19
"Pada bulan Juni langsung naik 48 kematian dokter. Jadi hampir 7 kali lipat," ujarnya.
Ketua Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Muhammad Adib Khumaidi mengatakan sebanyak 458 dokter di Indonesia meninggal karena Covid-19. Jumlahnya bertambah 24 dari data yang dicatat Lapor Covid-19 hanya 434 dokter.
"Angka kematian dokter per tanggal 8 Juli, sampai kemarin, itu kita sudah mencatat ada 458 dokter," katanya dalam konferensi pers, Jumat (9/7).
-
Kapan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) resmi terbentuk? Tepat pada 24 Oktober 1950, IDI secara resmi mendapatkan legalitas hukum di depan notaris.
-
Dimana konsentrasi dokter spesialis di Indonesia? Dia mengatakan 59 persen dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa. "Rata-rata semuanya dokter spesialis pada di Jawa dan di kota. 59 persen dokter spesialis itu terkonsentrasi di Pulau Jawa, 59 persen," ujarnya.
-
Apa tujuan utama dibentuknya Ikatan Dokter Indonesia (IDI)? Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat profesi dokter.
-
Kapan dokter Soebandi gugur? Mengutip situs Begandring, dokter tentara sekaligus wakil komandan Divisi Damarwulan ini gugur ditembak tentara Belanda dalam sebuah penyergapan di Desa Karang Kedawung, Jember pada 8 Februari 1949.
-
Di mana Dokter Lo dirawat? Ia membenarkan jika dokter Lo Siauw Ging MARS saat ini sedang mendapat perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu (RSKI) Solo.
-
Kondisi Dokter Lo saat ini seperti apa? "Keadaannya memang masih kurang baik," terangnya. Namun hari berikutnya Jumat, (22/12) Sumartono mendapat kabar dari drg. Haryani, Supervisor Marketing RS Kasih Ibu Solo, bahwa Dokter Lo di rawat di RSKI.
Adib menjelaskan, sejak Januari hingga Juli 2021, penambahan kematian dokter tertinggi terjadi pada Juni. Pada bulan tersebut, kasus kematian dokter meningkat sebanyak 48 orang.
Padahal pada bulan sebelumnya, kasus kematian dokter hanya bertambah 7 orang.
"Pada bulan Juni langsung naik 48 kematian dokter. Jadi hampir 7 kali lipat," ujarnya.
Adib menambahkan, laporan yang diterima IDI, tenaga kesehatan yang paling banyak terpapar Covid-19 berada di Pulau Jawa. Mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten.
"Ini kondisi menurut saya luar biasa karena kebutuhan untuk saling mendukung, saling berkoordinasi dan berkonsolidasi menjadi sangat penting saat ini. Kami selalu ingatkan kepada anggota kami di IDI, tolong sampaikan kalau ada yang sakit, jangan sembunyikan," ucapnya.
Sebelumnya, Relawan LaporCovid-19, Lenny Ekawati melaporkan sebanyak 1.183 tenaga kesehatan di Indonesia meninggal dunia akibat Covid-19. Data ini merupakan akumulatif kematian tenaga kesehatan sejak 12 Maret 2020 hingga 19 Juli 2021.
Lenny menjelaskan dari total 1.183 tenaga kesehatan yang meninggal dunia, 434 orang di antaranya merupakan dokter. Kemudian 373 perawat, 208 bidan, 46 dokter gigi, 32 ahli teknologi laboratorium medis (ATLM), 10 apoteker dan 6 rekam radiologi.
Selanjutnya, 5 orang merupakan sanitiarian, 3 tenaga farmasi, 3 petugas ambulans, 3 terapis gigi, 3 elektromedik, 2 epidemiolog, 1 fisikawan medik, 1 entomolog dan 53 tenaga kesehatan lain-lain.
Lenny menyebut, dalam sembilan hari terakhir, kematian tenaga kesehatan akibat Covid-19 bertambah sebanyak 85 orang.
"Amat sulit membayangkan bahwa negara ini kehilangan setidaknya sembilan nakes sehari. Cukup sulit dan sangat menyedihkan," katanya dalam konferensi pers, Jumat (9/7).
Baca juga:
Pengamat: Terlalu Dini Indonesia Disebut Negara Gagal Karena Pandemi Covid
Pasien Positif Tambah 38.124, Ini Update Kasus Covid-19 Per 9 Juli 2021
Mahfud MD Sebut Bantuan Tabung Oksigen ke India saat Kondisi Pandemi di RI Terkendali
Jokowi Ajak Mahasiswa dan Ibu PKK Jadi Relawan Penanganan Pasien Covid-19
Jokowi: RS Asrama Haji Sudah Bisa Dioperasionalkan untuk Pasien Covid-19 Besok Pagi
1.183 Tenaga Kesehatan Gugur karena Covid-19