Ikan aligator sempat serang ABG di Waduk Jatiluhur
Ikan aligator tertangkap warga pada akhir 2011 lalu. Diperkirakan ada 6-7 ikan bergerigi ini lepas di Waduk Jatiluhur.
Spesies ikan pemakan daging (karnivora) lepas di waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat. Namanya ikan aligator. Ikan endemik sungai hutan hujan tropis Amazon di benua Amerika, itu berhasil ditangkap oleh nelayan Waduk pada akhir 2011 lalu. Ikan aligator dianggap berbahaya karena bisa mengganggu kelestarian sumber daya perairan dengan memangsa ikan liar lain.
Menurut Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan setempat Herry Hermawan, penemuan ikan itu sudah lama. Tadinya, kata dia, ikan bergigi itu dibudidayakan sebagai ikan hias. "Ada yang membudidayakan di waduk, terus dikasih tahu kalau ikan itu dilarang dibudidayakan, lalu ikannya di bawa ke Jakarta. Nampaknya ada sisa ikan lepas ke waduk," kata Herry kepada merdeka.com, Selasa (10/9).
Dia menjelaskan, ikan aligator kecil (Lepisosteus oculatus) selama ini memang banyak dipelihara sebagai ikan hias rumahan. Ikan ini dipelihara untuk keperluan pribadi. Tapi bila ikan ini dilepas ke perairan umum, kemudian jadi besar bisa berbahaya karena memangsa ikan jenis lain. Di Jatiluhur, ikan aligator kini sudah besar (Atractosteus spatula).
"Yang tertangkap nelayan kemarin panjangnya sudah satu meter. Dulu pernah sekali ada laporan ikan (aligator) menyerang ABG. Ceritanya saya lupa, tapi pokoknya ada anak ABG sedang bermain di pinggir waduk, terus diserang sampai luka-luka sedikit," ujarnya.
Herry menjelaskan, tidak banyak ikan aligator yang lepas di Jatiluhur. Dinas memperkirakan, berdasar laporan warga ada sekitar 6 sampai 7 ekor ikan sering terlihat di pinggiran waduk. Dari perkiraan jumlah itu, yang tertangkap baru satu, terus diberi air keras, di taruh di ruang depan dinas perikanan dan peternakan.
"Ikan ini menampakkan diri ke tepian pada siang sampai sore hari. Awalnya dulu banyak yang melapor mengaku melihat, tapi sekarang sudah tidak ada lagi," tuturnya.
Ikan aligator di anggap berbahaya karena bisa merusak sumber daya perairan. Ikan jenis ini memangsa ikan jenis lain yang berukuran lebih kecil, sehingga akan berdampak pada berkurangnya ikan tangkapan warga, misalnya ikan emas dan nila. Padahal, ada 800 lebih nelayan ikan perairan umum yang menggantungkan hidupnya dari waduk Jatiluhur.
Selain itu, ikan aligator juga dianggap berbahaya karena ukuran aligator dewasa bisa merusak jaring para pembudidaya ikan setempat. Bila dibiarkan, ikan itu bakal mengancam nasib usaha 1000-an pembudidaya ikan di waduk itu.
Selain itu, jenis ikan karnivora lain yang lepas di Jatiluhur adalah jenis bawal merah dan red devil. Dua jenis ini sebenarnya juga dilarang dibudidayakan di Waduk Jatiluhur. Tapi sepertinya ada sisa-sisa ikan yang terlepas ke perairan. "Jenis ikan ini juga dilarang karena bisa memangsa anak-anak ikan lainnya," terangnya.
Oleh sebab itu, dinas menggandeng nelayan setempat untuk memburu ikan predator tersebut. Dinas membekali para nelayan dengan peralatan khusus untuk memburu ikan aligator dan jenis ikan berbahaya lainnya. Waduk Jatiluhur seluas 8.300 hektare ini memang memungkinkan menjadi tempat kembang biak ikan aligator.
-
Kapan Dewi Sartika meninggal? Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat.
-
Di mana Dewi Sartika meninggal? Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat.
-
Siapa Sanggramawijaya Tunggadewi? Sosok Sanggramawijaya Tunggadewi, Putri Mahkota Kerajaan Medang Kahuripan yang Memilih Jadi Pertapa dan Tak Menikah Ia meninggalkan kemewahan duniawi demi tujuan besar. Putri Sulung Raja Sanggramawijaya Tunggadewi merupakan putri sulung Raja Airlangga. Ia punya dua adik laki-laki yang kelak terlibat perang saudara.
-
Siapa Naja Dewi? Berikut adalah gambar Naja Dewi Maulana, anak tunggal Armand Maulana dan Dewi Gita.
-
Apa itu sujud sahwi? Sujud sahwi adalah sujud tambahan yang bisa dilakukan jika terjadi kesalahan, kelalaian, atau keraguan dalam melaksanakan rukun salat.
-
Siapa Mbak Dewi? Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan.