Imigran di Pekanbaru Demo Kantor IOM: Jangan Lupakan Kami
Saat berunjuk rasa, mereka juga membawa anak-anak yang masih sekitaran usia 4 tahun ke atas. Dengan bermodal karton bertuliskan aspirasi melalui bahasa Inggris, mereka menduduki halaman luar kantor Graha Pena di Panam Pekanbaru, yang dijadikan kantor IOM.
Ratusan Warga Negara Asing (WNA) asal timur tengah berunjuk rasa ke kantor organisasi internasional untuk migrasi atau International organizations for migration (IOM) di Gedung Graha Pena, Pekanbaru, Riau, Kamis (8/8). Mereka berasal dari negara konflik seperti Afghanistan, Somalia, Sudan, Iraq, Iran, Palestina.
Mereka mengaku sudah bertahun-tahun bahkan hingga 7 tahun sejak 2012 mengungsi di Indonesia. Saat ini, mereka ingin ke Negara tujuan, yaitu Negara ketiga yang ditunjuk United Nations atau Perserikatan bangsa bangsa seperti Kanada, dan Australia.
-
Kapan Suku Rejang tiba di pesisir barat Sumatera? Mereka diduga berlayar melintasi lautan dan menepi di pesisir barat Sumatera pada abad ke-2.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kapan Penyu naik ke darat? Penyu hanya datang ke darat untuk bertelur.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kejatuhan cicak di paha pertanda apa? Arti kejatuhan cicak yang berikutnya adalah jika kamu mengalami kejatuhan cicak tepat pada paha. Musibah yang disebabkan oleh orang lain ini bisa diketahui dari posisi cicak jatuh.
-
Apa isi dari Ikrar Sumpah Pemuda? Adapun Isi ikrar Sumpah Pemuda yaitu: 1. Ikrar Pertama "Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia" 2. Ikrar Kedua "Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia" 3. Ikrar Ketiga "Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia".
Saat berunjuk rasa, mereka juga membawa anak-anak yang masih sekitaran usia 4 tahun ke atas. Dengan bermodal karton bertuliskan aspirasi melalui bahasa Inggris, mereka menduduki halaman luar kantor Graha Pena di Panam Pekanbaru, yang dijadikan kantor IOM.
"Kami sudah terlalu lama di sini. Kami seolah tidak memiliki masa depan. Kami punya keluarga dan anak-anak. Tapi mereka tidak peduli dengan kami," ujar seorang pengungsi asal Afghanistan, Azzad saat dikonfirmasi dengan menggunakan bahasa Inggris.
Azzad dan para imigran lainnya datang di bawah perlindungan Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR). Namun mereka mengaku kurang diperhatikan.
Mereka tidak mendapat kepastian dari UNHCR, termasuk tujuan ke negara ketiga seperti Australia, dan Kanada. Ada 1.000 imigran yang mengungsi di Pekanbaru hidup dalam ketidakpastian.
"Don't forget us, (jangan lupakan kami)," lirih Azzad.
©2019 Merdeka.com/Abdullah Sani
Mirisnya, anak-anak mereka tidak mendapat akses pendidikan, begitu juga dengan para pengungsi dewasa yang tidak memperoleh pekerjaan. "Kami sangat dilupakan," ucapnya.
Azzad dan imigran lainnya menyadari kebijakan negara ketiga seperti Australia dan Amerika yang tidak lagi menerima pengungsi seperti mereka. Namun, mereka butuh kepastian ditempatkan di negara manapun asal mendapat kebebasan.
"Kami ingin diperlakukan sebagai manusia," ujarnya.
Beberapa spanduk yang dibawa para pencari suaka asal Afganistan, Sudan, Iran, Iraq dan Palestina itu bertuliskan "Please pay attention to the forgotten refugees in Indonesia", "Please hear our poor voice", "We ask for justice and equity". '6 Years we are refugees'. 'We ask for justice and equity'. Juga ada tulisan, 'Stress, humilation, uncertainty, anxiety kill us gradually'.
Azzad dan teman-teman seperjuangannya tidak berarti menentang pemerintah atau masyarakat Indonesia. Dia mengaku selama ini telah diperlakukan dengan baik oleh masyarakat Pekanbaru.
Mereka berunjuk rasa hanya bertujuan untuk menunjukkan kepada UNHCR dan dunia bahwa ada 14.000 pencari suaka se Indonesia, dan 1.000 di antaranya yang terlupakan di Pekanbaru. "Tolong dengarkan suara kami. Lihatlah wajah-wajah kami. Ada begitu banyak pengungsi di sini," keluhnya.
Aksi damai yang digelar para pencari suaka itu mendapat pengawalan puluhan personel polisi. Hingga berita ini diturunkan, belum ada perwakilan IOM maupun UNHCR yang menemui mereka. Sebelumnya, aksi serupa juga digelar para pencari suaka di sejumlah wilayah di Indonesia seperti Tanjung Pinang, Kepulauan Riau serta di Jakarta.
Kapolsek Bukit Raya Kompol Bainar menyebutkan, pihaknya hanya sebagai pengamanan dalam aksi unjuk rasa tersebut. "Mereka minta bertemu dengan pihak IOM, dan kita minta perwakilan mereka untuk bertemu dan menyampaikan aspirasi saudara-saudara kita ini kepada IOM," kata Bainar kepada merdeka.com, di lokasi.
Baca juga:
Puluhan Imigran Kembali Demo Kantor UNHCR
Ratusan Pencari Suaka di Tanjungpinang Tuntut Keadilan ke UNHCR
Tertangkap Satpol PP, Dua Pencari Suaka Terindikasi Praktik Prostitusi
Pemprov DKI Persilakan Masyarakat Bantu Pencari Suaka
Pemprov DKI Hentikan Bantuan untuk Pencari Suaka
Pencari Suaka Demo UNHCR