Indahnya, parasut paralayang bertarung di langit Gunung Banyak Batu
Ada 98 orang atlet sedang mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Paralayang untuk ketepatan mendarat di Gunung Banyak.
Bagaikan burung raksasa yang berputar-putar mencari mangsa, para atlet paralayang mengitari udara perbukitan Gunung Banyak Kota Batu. Payung parasut yang beraneka warna menambah keindahan langit berpadu dengan hijaunya pepohonan.
Ada 98 orang atlet sedang mengikuti Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Paralayang untuk ketepatan mendarat. Mereka bergilirian menunggu antrean untuk take off dari salah satu sisi puncak Gunung Banyak.
"Ini merupakan Kejurnas, diikuti 78 Peserta dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, Yogyakarta, DKI Jakarta dan lain-lain," kata Ketua Pelaksana Kejurnas, Thomas Sabar di Gunung Banyak Kota Batu, Sabtu (17/10).
Kejurnas tersebut terbagi dalam dua kategori, yakni kategori perempuan dan laki-laki. Kejuaraan dimulai sejak Kamis (15/10) sampai Minggu (18/10).
Sementara itu, akibat cuaca Kota Batu yang cerah dan berangin kencang, para peserta harus menunggu berjam-jam. Mereka menunggu hingga angin berada di bawah 17 Km per jam, untuk bisa melakukan penerbangan secara aman dan normal.
"Gangguannya kecepatan angin yang tidak stabil, sehingga peserta harus menunggu sampai stabil. Dari pagi baru pukul 15.00 WIB kita bisa kembali terbang," katanya.
Gunung Banyak dikenal sebagai salah satu destinasi wisata di Kota Batu. Selain menawarkan olahraga paralayang, para wisatawan bisa menikmati keindahan hijaunya pegunungan.
Berdasarkan pengamatan merdeka.com, para atlet akan membeber parasutnya dengan dibantu para petugas. Setelah dalam posisi siap, tali parasut akan ditarik hingga melebar terbawa angin.
Pada posisi tertentu, atlet akan membalikkan tubuhnya dan meloncat ke arah jurang. Saat itulah payung parasut akan menangkan angin dan membawa terbang.
Ivakurniawati, atlet senior paralayang perempuan mengaku, kondisi angin di Kota Batu bisa mencapai 34 Km per jam. Angka tersebut tidak memungkinkan untuk take off maupun landing.
"Sudah tidak ideal untuk terbang. Lebih dari 17 Km per jam sudah tidak berani lagi. Take off terakhir pukul 17.15 WIB, setelah itu sudah dilarang," katanya.
Kondisi medan yang dikelilingi gunung juga menjadi kewaspadaan tersendiri, karena turbulensi angin mempengaruhi penerbangan. Apalagi yang dipertandingkan untuk kategori ketepatan mendarat, sehingga harus benar-benar mempertimbangkan cuaca.
Seorang peserta asal DKI Jakarta sempat mengalami kecelakaan kecil, karena pengaruh angin. Dia salah mendarat hingga terjatuh di pepohonan.
"Memang harus sering latihan, setiap medan memiliki karakteristik masing-masing. Harus kenal medan, mempelajari arah angin. Tentu harus datang beberapa hari sebelum pertandingan," katanya.
Iva yang mengaku baru mengalami patah tulang pundak mengaku membekali latihan fisik secara rutin. Kesiapan fisik menjadi keutamaan, karena harus memiliki stamina kuat setiap terbang.
Baca juga:
Cuaca buruk, wisata paralayang di Batu harus tolak pengunjung
Sulteng kirim 3 atlet ikuti Kejurnas paralayang
Nenek 104 tahun kembali jajal paralayang
-
Kenapa Desa Wisata Batulayang terpilih mewakili Indonesia? Alasan dipilihnya Desa Wisata Batulayang Disampaikan Yogi, terdapat dua hal penting yang dimiliki Desa Wisata Batulayang, sehingga bisa mewakili ajang Best Tourism Village. Pertama, desa itu pernah mendapat penghargaan Indonesia Nasionalisme Award. Kedua, juga memiliki sertifikat desa wisata berkelanjutan dari Kemenparekraf RI.
-
Dimana letak Desa Wisata Batulayang? Destinasi yang berada di wilayah dataran tinggi membuat kawasan tersebut terasa sejuk, dengan suguhan pemandagan alam dan daya tarik lokal yang sayang untuk dilewatkan.
-
Apa saja tempat wisata menarik yang ada di Batang? Batang adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kendal, Wonosobo, Banjarnegara, dan Pekalongan. Sebagaimana kota kabupaten lainnya, Batang juga memiliki spot wisata menarik yang menjadi daya tarik wilayahnya.
-
Apa saja daya tarik Desa Wisata Batulayang? Daya tarik tersebut seperti konservasi alam, observasi hutan, menanam pohon, merawat pohon dan lain-lain. Ada wisata edukasi dari kerajinan khas yang dibuat warga. Ada juga edukasi pertanian, di mana anak-anak sekolah yang berkunjung bisa mengetahui pola budi daya dari hulu hingga hilir.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
-
Bagaimana Desa Wisata Nusa mengembangkan pariwisata? Desa Wisata Nusa berada di Kabupaten Aceh Besar, Aceh bergerak dan mengembangkan desa wisata berbasis masyarakat. Pengunjung bisa berinteraksi langsung dengan penduduk sekitar, bahkan bisa menginap di rumah milik warga.