Ini 5 teroris kelas kakap yang tewas ditembak di Indonesia
Beberapa teroris ini berhasil ditembak mati oleh tim bersenjata Indonesia.
Tim Satgas operasi Tinombala berhasil menembak mati Santoso, pentolan kelompok radikal Majelis Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah. Santoso tumbang setelah melakukan aksi baku tembak dengan tim Satgas Senin (18/7) petang waktu setempat.
Sepak terjang Santoso menjadi teroris terbilang cukup lama diburu. Santoso diketahui pernah mengikuti pelatihan militer pada 2001, dia juga pernah terlibat konflik horizontal di Poso antara tahun 1998 hingga 2001. Banyak yang meyakini keputusannya mengangkat senjata tak lepas dari pengaruh Abu Bakar Baasyir.
Tumbangnya Santoso, bukanlah satu-satunya teroris yang berhasil ditembak mati oleh tim gabungan Indonesia. Beberapa teroris ini berhasil ditembak mati oleh tim bersenjata Indonesia.
-
Siapa Entong Tolo? Entong Tolo, yang dikenal sebagai bandit dari Bekasi, aktif dalam dunia kejahatan selama kurang lebih empat tahun mulai dari tahun 1904-1908,” tulis narasi di Indonesia.go.id.
-
Kenapa para tentara salib ini tewas? Menurut sejarah Perang Salib, saat itu Sidon sedang dikepung dan dihancurkan pada tahun 1253 oleh tentara Mamluk dan tahun 1260 oleh bangsa Mongol. Kemungkinan besar para prajurit ini tewas dalam salah satu pertempuran ini.
-
Kenapa Mayjen Moestopo membentuk pasukan Terate? Alih-alih menertibkan para pembuat onar di masyarakat, Mayjen Moestopo justru memberdayakan mereka untuk ikut berjuang dalam perang revolusi.
-
Apa yang diwakili oleh Tari Topeng Kaliwungu? Dengan karakter yang tegas, tarian ini merupakan representasi dari Prabu Baladewa.
-
Kenapa Terong Raos banyak disukai? Sajikan menu sederhana nan lezat yang satu ini untuk menemani acara makan bersama keluarga. Terong juga mudah ditemukan terjual di mana saja, baik di pasar tradisional, supermarket, hingga warung-warung sayur kecil.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
Yang tak kalah menarik:
Jangan lengah, Santoso tewas bukan berarti terorisme selesai
Efektifkah seruan TNI supaya istri & anak buah Santoso menyerah?
Kapolri ungkap alasan kelompok Santoso sembunyi di hutan Poso
Dr Azahari
Pria kelahiran Melaka, Malaysia itu tewas tertembak ketika dirinya terkepung oleh kelompok Detasemen Khusus 88 di Kota Batu,Jawa Timur, pada 9 November 2005.
Azahari bukan sekadar orang biasa, sebelumnya dia merupakan dosen di Universitas Teknologi Malaysia. Pada tahun 1999 Azahari mulai berlatih militer dengan kelompok di bawah pimpinan Abu Bakar Baasyir, dia pun mulai tertarik dengan gerakan-gerakan radikal.
Dia juga diduga menjadi dalang atas pengeboman Bali tahun 2002 dan 2005, bersama dengan Noordin M Top, keduanya sering merakit bom dengan daya ledak cukup tinggi.
Dulmatin
Teroris yang tewas ditembak mati selanjutnya adalah Joko Pitono alias Amar Usman alias Dulmatin. Sama halnya dengan Dr Azahari, Dulmatin diduga turut andil dalam pengeboman di diskotek Bali tahun 2002 silam.
Dulmatin mendapat pelajaran-pelajaran radikal dari kelompok radikal Abu Bakar Baasyir. Selain itu, Dulmatin juga diduga terlibat aksi teroris di Mindao, Filipina.
Sepak terjang Dulmatin berhasil dilumpuhkan petugas pada 9 Maret 2010 saat penggerebekan di Pamulang, Tangerang Selatan.
Noordin M Top
Nama Noordin M Top sudah tidak asing didengar sebagai teroris yang menebar rentetan aksi teror di Indonesia. Pria berkebangsaan Malaysia itu menjadi dalang utama atas pengeboman dua hotel di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, bersama rekan seperguruannya Dr Azahari.
Baik Noordin dan Azahari, keduanya sangat diincar karena aksi terornya yang sangat mengkhawatirkan dan daya ledak bom rakitan mereka cukup besar, sebut saja aksi pengeboman di Marriott Hotel pada 5 Agustus 2003. akibat ledakan tersebut 12 orang dinyatakan meninggal sedangkan 147 orang terluka.
Noordin sempat terkepung oleh tim Densus 88 di kota Batu,Jawa Timur, pada 9 November 2005 bersama rekannya Azahari, namun Noordin berhasil meloloskan diri. Sampai pada Bulan September 2009 Noordin tewas ditembak oleh tim Densus 88 pada penggerebekan pada sebuah rumah di desa Beji Kecamatan Temanggung, Jawa Tengah.
Syaifuddin Zuhri
Nama Syaifuddin menjadi salah satu nama teroris kelas kakap yang berhasil ditembak mati oleh tim anti teror Indonesia. Syaifuddin sering kali berperan sebagai perekrut bagi siapa saja yang mau ikut serta dalam upaya aksi teror.
Dia juga berkontribusi dalam ledakan di hotel Marriot dan Ritz Cartlon, jakarta Selatan tahun 2003 silam. Pengeboman tersebut juga melibatkan Noordin M Top dan Azahari, dua teroris berkewarganegaraan Malaysia.
Nyawa Syaifuddin melayang setelah tim anti teror melakukan aksi baku tembak terhadap Syaifuddin beserta rekannya Mohamad Syahrir alias Aing, keduanya tewas di tempat.
Pemakaman dua teroris itu disaksikan keluarga besar Djaelani Irsyad Selasa (13/10) pagi sekitar pukul 10.15 WIB di Pondok Rangon, Jakarta Timur. Jenazah yang pertama masuk liang lahat M Syharir. Jasad M Syahir yang berada dalam peti jenazah warna Coklat, dikeluarkan dari peti.
Selanjutnya pemakaman kedua jasad Zuhri, di blok AA1 Blad 18. Namun Nurjana istri Syahrir, yang membawa anaknya Ikmah tak kuasa melihat pemakaman.
Santoso
Yang terbaru, tim Satgas operasi Tinombala berhasil menembak mati gembong teroris paling dicari di Indonesia dan Amerika, Abu Wardah alias Santoso. Perburuan kelompok Santoso cukup panjang dengan dikerahkannya ribuan prajurit TNI dan Polri.
Santoso merupakan pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dibaiat secara langsung oleh Abu Bakar Baasyir, laiknya Jemaah Anshorut Tauhid (JAT). Setelah itu, dia mulai memperkenalkan dirinya dengan membuat video dan menyebarkannya melalui jejaring sosial.
Perburuan terhadap Santoso dimulai sejak 2007. Dia dituding sebagai otak pembunuhan dan mutilasi terhadap tiga siswi SMK di Poso, disusul kasus pembunuhan terhadap sejumlah polisi yang dikuburkan dalam satu lubang. Sudah hampir satu dekade dia bergerilya menghadapi polisi dan TNI.
Rentetan aksi teror terus dilakukan Santoso, hingga pada hari Senin (18/7) waktu setempat Santoso alias Abu Warda tewas beserta satu orang lainnya yang diduga Basri. Sebelum tewas, Santoso sempat melakukan perlawanan baku tembak dengan tim.
Â
(mdk/dan)