Ini Bukti Presiden Soeharto Punya Hubungan Kuat dengan China
Presiden Soeharto ingin menanyakan langsung sampai di mana Partai Komunis China menganut prinsip tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
Soeharto sempat mampir ke masjid tua di China.
Ini Bukti Presiden Soeharto Punya Hubungan Kuat dengan China
Presiden Kedua Indonesia, Soeharto dan Ibu Tien Soeharto melakukan kunjungan ke China pada 16 November 1990. Salah satu lokasi yang dikunjungi oleh Presiden Soeharto dan Ibu Tien adalah Tembok Besar China, yang letaknya 70 Km dari Beijing.
- Momen Soeharto Jelaskan Makna Mendalam dari Huruf Aksara Jawa ‘Bisa Mengetahui Jati Diri’
- Desa Kelahiran Presiden Soeharto Terdampak Pembangunan Tol Jogja-Bandara YIA, Begini Kondisinya Sekarang
- Ketika Presiden Soeharto Kaget Di Kamboja Disuguhi Lagu Genjer-Genjer
- 15 Kata Bijak Presiden Soeharto yang Penuh Makna
Usai dari Tembok Besar China, Soeharto melakukan pertemuan dengan Sekretaris Jenderal Partai Komunis China, Jiang Zemin.
Presiden Soeharto ingin menanyakan langsung sampai dimana Partai Komunis China menganut prinsip tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
Jiang Zhemin menjawab pertanyaan Presiden Soeharto, bahwa pihaknya tidak mencampuri urusan dalam negeri dan partai komunis negara lain.
"Partai Komunis China bahkan menginginkan RRC bekerja sama dengan negara lain," ujar Jiang Zemin.
Jiang Zemin mengungkapkan ada bekas anggota PKI yang masih berada di China dan apa yang dilakukan Soeharto jika mereka ingin kembali ke Indonesia.
Presiden Soeharto tak mempermasalahkan jika bekas anggota PKI ingin kembali ke Tanah Air, namun hukum juga menunggu kepulangan mereka.
"Bekas-bekas anggota PKI yang masih berada di RRC boleh saja kembali ke Indonesia, tetapi mereka akan harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di depan pengadilan. Jika ada di antara mereka nanti ternyata tidak bersalah, maka mereka tidak diapa-apakan," jelas Soeharto.
Setelah pertemuannya dengan Jiang Zemin, Presiden Soeharto dan Ibu Tien mengunjungi Masjid Dongsi, salah satu dari 60 masjid yang terdapat di Beijing.
Soeharto menyerahkan sumbangan uang sebesar USD30.000,- di masjid yang dibangun pada tahun 1447 Masehi ini. Selain itu, Presiden Soeharto juga memberikan sejumlah kitab Suci Al Quran terbitan Indonesia dan kaligrafi kepada imam masjid tersebut, Haji Saliha An Shi Wei.
Sebagai balasan, Imam masjid ini memberikan sebuah kitab suci Al Quran terbitan China kepada Presiden Soeharto, sebagai tanda persahabatan sesama muslim.