Ini hasil uji balistik glock 17 yang digunakan untuk tembak Gedung DPR
Delapan peluru tersebut berkaliber 9x19 milimeter.
Polisi melakukan uji balistik terkait penembakan Gedung DPR di lapangan tembak Hoegeng Imam Santoso, Brimob Kelapa Dua Depok. Aiptu Nanang Yulianto selaku penguji coba melakukan uji tembakan dari 300 meter dengan posisi lurus menuju sasaran.
Sasaran diilustrasikan dengan gambar dari kertas yang ditempel di kaca dengan jarak 300 meter dari penembak. Di belakang kaca terdapat triplek tiga lapis dengan ketebalan 16 mili. Jarak antara kaca dan triplek sekitar satu meter.
-
Bagaimana cara DPR mendukung kinerja Kejagung? Lebih lanjut, selaku mitra kerja yang terus memantau dan mendukung Kejagung, Sahroni menyebut Komisi III mengapresiasi setiap peran insan Adhyaksa.
-
Kapan PDRI dibentuk? Walaupun secara resmi radiogram Presiden Soekarno belum diterima, tanggal 22 Desember 1948, sesuai dengan konsep yang telah disiapkan, dalam rapat tersebut diputuskan untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), dengan susunan sebagai berikut:
-
Kenapa Wa Kepoh begitu digemari pendengar? Kehadirannya selalu ditunggu para pendengar, karena gaya mendongeng yang disampaikan unik. Wa Kepoh bahkan bisa menirukan banyak suara tokoh dan membuat suasana cerita jadi hidup meski hanya mengandalkan audio.
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Apa yang dilakukan Rizki Natakusumah di DPR? Melalui Instagram, Rizki sering membagikan momen rapatnya dengan berbagai komisi DPR. Misalnya, Rizki sering mengunggah foto ketika ia menyampaikan pandangannya mengenai pertanggungjawaban pelaksanaan APBN 2022 di hadapan anggota DPR lainnya.
-
Mengapa DPR memuji pengamanan Pemilu 2024? “Tentu saya sepakat dengan Pak Kapolri, Pemilu 2024 ini jauh lebih kondusif. Saya melihat ada peningkatan kedewasaan berdemokrasi di masyarakat. Dan tentu selain itu, ini juga tidak terlepas dari peran TNI-Polri yang solid dan humanis dalam memastikan situasi di lapangan. Hampir tidak ada, atau bahkan tidak ada laporan aparat yang aneh-aneh saat hari H atau pasca pencoblosan,” ujar Sahroni dalam keterangan, Kamis (25/4).
Aiptu Nanang melepaskan tembakan dari sudut kemiringan 15-20 derajat. "Hanya satu yang masuk sasaran, tujuh lainnya lolos," kata Aiptu Nanang, Selasa (23/10).
Delapan peluru tersebut berkaliber 9x19 milimeter. Namun delapan peluru tersebut berbeda merk. "Yang tujuh itu PMC, nggak kena. Yang satu tadi dari Pindad, langsung kena," tukasnya.
Menurutnya, dari delapan peluru tersebut memang berbeda spesifikasi. Peluru merk PMC memiliki berat 115 grim. Sedangkan buatan Pindad memiliki berat 124 grim. "Hanya berpengaruh pada akurasi saja untuk jarak jauh seperti ini yang lebih berat lebih stabil menuju sasaran," paparnya.
Di tempat yang sama, Kasubdit Senjata Api Puslabfor Mabes Polri, Kompol Arif Sumirat menambahkan dari uji balistik diketahui bahwa peluru kaliber 9x19 bisa menembus jarak 300 meter. Bahkan kaliber ini bisa sampai pada jarak 2,3 KM. "Yang kita fokuskan di sini adalah peluru 9x19 nya bukan pada senjata. Kebetulan yang dipakai adalah glock 17," katanya.
Dari uji balistik terlihat peluru menembus sasaran dengan menyisakan lubang di kaca. Kemudian peluru juga menembus triplek di belakangnya. "Kalau (sasaran) pecah menandakan kekuatan lemah. Namun ternyata kaca sasaran ini bolong," pungkasnya.
Baca juga:
Bongkar kasus peluru nyasar DPR, polisi uji balistik di Mako Brimob
Uji coba senjata tersangka peluru nyasar ke DPR, penembak lepaskan 8 peluru
Temukan 'switch auto' di Lapangan Tembak, pendamping kasih ke tersangka peluru nyasar
Penjelasan polisi soal peluru Glock 17 yang nyasar di Gedung DPR
Dua PNS Kemenhub jadi tersangka penembakan gedung DPR, ini respons Menhub Budi