Ini pendapat ilmiah mengenai suara misterius mirip sangkakala
"Seandainya manusia punya antena, alih-alih kuping, maka mereka bisa mendengar gelombang radio bumi itu."
Beberapa hari belakangan ini dunia dikagetkan dengan fenomena terompet sangkakala yang membuat banyak orang cukup heran sampai ketakutan. Bahkan faktanya, fenomena tersebut sudah terjadi selama sepuluh tahun yang lalu di berbagai belahan dunia.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyebut suara yang muncul dari langit itu berada dalam frekuensi infrasonik, yang jika dalam situasi normal, manusia tidak bisa mendengarnya. Sumber bebunyian tersebut dari gesekan lempeng bumi maupun medan magnetik di atmosfer, termasuk ketika muncul aurora di dekat kutub.
"Seandainya manusia punya antena, alih-alih kuping, maka mereka bisa mendengar gelombang radio bumi itu," tulis pernyataan pers NASA seperti dilansir WND.com, Selasa (26/5).
Sementara itu, Geolog David Deming dari Universitas Oklahoma, Amerika Serikat menyatakan bahwa fenomena suara-suara tersebut memang nyata. Meski belum bisa menjelaskan secara jelas mengenai fenomena tersebut, namun dia meyakini warga di pelbagai belahan dunia rutin mendengar suara infrasonik tersebut.
"Kira-kira 2 hingga 10 persen penduduk bumi mendengar nyanyian bumi ini," tuturnya.
Menurut NASA, emisi radio alami dari planet Bumi ini adalah hal yang lazim terjadi tapi tak banyak disadari. Beberapa ilmuwan juga berpendapat jika suara misterius itu bisa saja berasal dari bencana alam seperti gempa bumi, gelombang air pasang sampai ledakan gas metana.
"Gempa bumi kecil di bawah permukaan Bumi bisa mengeluarkan suara yang berasal dari pecahan kerak Bumi. Tapi suara itu juga bisa saja terpancar dari meteor. Namun bisa juga suara itu dari pengaruh lini daya listrik, radiasi elektromagnetik sampai jalur komunikasi nirkabel," jelas David Hill, salah satu peneliti dari U.S Geological Survey.