Jadikan Perbedaan sebagai Kekuatan, Bukan Permusuhan
Keberagaman jangan menjadi pintu masuk untuk menciptakan permusuhan di Tanah Air. Untuk itu penting bagi masyarakat untuk menguatkan kembali semangat persaudaraan kebangsaan dengan keberagaman yang dimiliki.
Keberagaman jangan menjadi pintu masuk untuk menciptakan permusuhan di Tanah Air. Untuk itu penting bagi masyarakat untuk menguatkan kembali semangat persaudaraan kebangsaan dengan keberagaman yang dimiliki.
"Sekarang bagaimana caranya supaya perbedaan itu menjadi kekuatan, menjadi sebuah persaudaraan. Kuncinya sederhana, bagaimana kita membangun persaudaraan dari sebuah perbedaan," ujar Mayjen TNI (Purn) Supiadin Aries Saputra dalam keterangannya, Kamis (14/3).
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Kapan Demokrasi Pancasila diterapkan di Indonesia? Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang berlandaskan pada nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila. Dahulu, Indonesia sempat menganut ideologi Demokrasi Pancasila.
-
Siapa yang merumuskan Pancasila? Pada hari ini, kita mengenang kembali lahirnya Pancasila sebagai dasar negara yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa.
-
Bagaimana Pancasila berperan sebagai dasar negara Indonesia? Pancasila sebagai dasar negara memberikan arah dan petunjuk bagi pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, mempersatukan dan memantapkan kebudayaan dan identitas nasional Indonesia, serta memandu dan mengarahkan pembangunan nasional.
-
Bagaimana Pancasila berperan dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia? Pancasila memiliki peran penting dalam membentuk karakter atau kepribadian bangsa. Hal ini yang kemudian membedakan antara bangsa Indonesia dan bangsa lainnya. Pancasila disahkan dalam pembukaan dan batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), yang terdiri dari wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia.
-
Kapan Hari Kesaktian Pancasila dirayakan? 1 Oktober adalah Hari Kesaktian Pancasila.
Anggota Komisi I DPR ini mengatakan, menyikapi perbedaan dengan mengambil nilai-nilai positif mengesampingkan hal-hal negatif. "Begitu kita mulai mengangkat kelemahan dalam perbedaan, maka di situlah awal dari sebuah disintegrasi atau perpecahan. Untuk itu ambil hal-hal yang positif dalam sebuah perbedaan," kata alumni Akmil 1975 ini.
Dirinya mengatakan bahwa selama ini masyarakat seolah-olah seperti lupa dengan apa yang diperbuat para pendahulu bangsa yang mana terdiri dari berbagai suku, agama, ras untuk menyatukan bangsa. Menurutnya, faktor-faktor yang bisa menimbulkan perpecahan seperti saling menghina dan sebagainya harus dihindari. Selain itu teladan kepemimpinan dari tokoh-tokoh masyarakat juga harus diperhatikan dengan seksama
"Tokoh-tokoh seperti ulama, tokoh masyarakat itu harus menjadi teladan dalam membangun kebersamaan dalam perbedaan. Jangan sampai justru tokoh-tokoh di masyarakat ini menjadi 'kompor' untuk memecah belah," kata Politikus NasDem itu.
Dia mengatakan, dampak dan bahaya yang akan terjadi kalau masyarakat tidak bisa menjaga dan melestarikan keberagaman akan timbul friksi-friksi. Kalau friksi itu tidak terkendalikan maka akan dapat menimbulkan konflik.
"Kalau konflik akan terjadi perpecahan, kita ini negara dengan suku-suku, kebhinekaan yang paling besar di dunia. Contohnya Afghanistan itu cuma empat suku, Pakistan, India itu cuma berapa suku? Sementara kita (Indonesia) ribuan suku. Inilah anugerah dan faktanya kita bisa bersatu," jelasnya.
Oleh karena itu kalau masyarakat bangsa kita salah dalam menyikapi perbedaan yang dimiliki, tentunya hal ini bisa menjadi potensi perpecahan dalam kehidupan. Untuk itu dirinya menghimbau kepada seluruh elemen bangsa untuk bisa menjaga agar jangan sampai ada friksi atau gesekan-gesekan.
"Semua harus menghormati satu sama lain, dari situ nanti akan terjadi semangat kebersamaan, hidup kebersamaan, maka akan terjadi harmonisasi, saling menghargai, saling menghormati dalam perbedaan supaya sama-sama saling memiliki," tuturnya.
Supiadin juga menyoroti maraknya hoaks dan ujaran kebencian yang banyak berkembang melalui media sosial (medsos). Dirinya juga meminta kepada generasi muda bisa ikut berperan dalam mengkampanyekan bahwa perbedaan yang dimiliki bangsa bisa menjadi alat untuk menguatkan identitas.
"Generasi milenial harus ikut mengkampanyekan tentang semangat persaudaraan, persatuan dalam kebhinekaan di media-media sosial bahwa kita ini satu, bangsa Indonesia. Walaupun suku kita sekian ribu, agama kita berbeda, bahasa kita berbeda, tapi kita tetap Indonesia," tandasnya.
Baca juga:
PDIP Gelar Acara Generasi Milenial Bicara Pancasila
'Jangan Sampai Tempat Ibadah Jadi Lahan Timbulkan Perpecahan'
Taufiequrachman Ruki: UUD 45 Sekarang Sudah Menjadi UUD 45 yang Palsu
Taufiequrachman Ruki: Belakangan Banyak Yang Mengaku Pancasilais
Gerakan Kebajikan Pancasila Gelar Aksi Pemilu Gembira Melawan Hoaks
Menhan Sebut Abu Bakar Ba'asyir Jangan Numpang Lama di RI Kalau Tak Akui Pancasila