Jakmania tewas di GBK diduga dipukuli polisi
Korban mengalami pendarahan di bagian kepala.
Nasib malang menimpa seorang suporter klub Persija. Adalah Muhammad Fahreza yang malam itu berniat menonton laga Persija vs Persela di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (13/5).
Nahas, malam itu merupakan pertandingan sepakbola yang disaksikan Fahreza untuk terakhir kalinya. Pasalnya, ia meregang nyawa usai menerima bogem mentah diduga dari aparat kepolisian.
Hal itu diungkapkan Sholeh, kakak kandung korban.
"Iya adik saya meninggal katanya abis dipukulin sama polisi-polisi pas nonton bola kemarin," ujar Soleh saat dihubungi merdeka.com, Minggu (15/3).
Soleh pun menceritakan awal peristiwa itu terjadi. Menurutnya, ketika itu korban yang merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara itu pergi dengan kakaknya yang lain, Yatna memang berencana menonton laga Persija vs Persela.
"Jadi almarhum itu pergi sama adik saya juga Yatna nonton Persija sama temen-temen lainnya," jelas Soleh.
Namun, entah apa pemicunya terjadi keributan antara para suporter dengan aparat kepolisian yang sedang berjaga. "Gak tahu apa masalahnya pokoknya rusuh saja. Terus namanya adik saya lari kocar-kacir itu nyari kakaknya Yatna, karena mereka terpisah," tuturnya.
Sayang, korban yang tengah berlarian mencari kakaknya itu tertangkap pihak kepolisian hingga kemudian dipukuli secara beramai-ramai. "Mungkin polisi ngiranya dia (korban) provokator atau apa jadi pas ketangkep langsung dipukuli gitu. Luka-luka lebam di kepala," ungkapnya.
Kronologi peristiwa itu diketahui Soleh dari keterangan korban sendiri lantaran saat tiba di rumah kondisi korban masih bisa diajak bicara.
"Adik (korban) saya itu dibawa pakai ambulans ke rumah sekitar jam 00.30 Wib, sedangkan Yatna pulang naik motor. Nah namanya pulang dengan kondisi luka-luka begitu akhirnya ditanya-tanya sama orangtua saya sama saya juga itu kenapa bisa lebam-lebam parah gitu. Adik (korban) saya bilangnya gitu dipukulin sama polisi," terangnya.
Namun, lanjut Soleh, tak dapat keterangan yang lebih dalam dari korban lantaran masih mengalami trauma. "Abis itu adik (korban) saya enggak ditanya-tanya lagi. Masih trauma dia. Akhirnya keluarga sepakat bawa almarhum ke rumah sakit terdekat. Tapi kata dokter almarhum kepalanya harus di CT Scan karena ada pendarahan di dalam kepala," ungkapnya.
"Tapi di rumah sakit itu enggak ada alatnya dan kita dirujuk ke rumah sakit di Cilandak. Karena sudah malam, enggak ada kendaraan cuma motor satu aja jadi kita putusin bawa ke rumah sakitnya besok aja pas pagi," tambah Soleh.
Selama menerima perawatan seadanya di rumah, lanjut Soleh, kondisi korban kian memburuk. "Dikasih makan malah muntah-muntah. Muntah darah," ucapnya.
"Pas pagi-pagi keluarga langsung bawa ke rumah sakit Cilandak. Ternyata CT Scan itu mahal. Lalu keluarga musyawarah, saya sampai gadein surat tanah buat ngumpulin uangnya. Selang beberapa menit kita pindah ruangan di RS Cilandak dan dokter bilang Fahreza (korban) ini harapannya sudah tipis. Terus tadi sudah meninggal," tandasnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono saat dikonfirmasi mengaku belum menerima laporan itu. Menurut dia, tidak ada kerusuhan antara Jakmania dengan polisi saat di GBK saat itu.
"Yang ada anggota kita ditimpukin sama penonton sampai ada yang kepalanya luka," ucapnya.
Kini korban tengah disemayamkan di rumah duka, Jalan Raden M.Kahfi 1, Gang Sawo, RT 4 RW 1, Ciganjur, Jakarta Selatan. Untuk kemudian akan dimakamkan sore nanti.
-
Bagaimana The Jakmania dikenalkan ke warga Jakarta? "Paling gue inget itu, waktu awal-awal gitu ini, kan orang warga Jakarta gak ada yang tau The Jak mania. Jadi kebetulan karena waktu itu gue kebetulan di Humas, gue, Oge, Gatot, itu setiap persija mau main, keliling-keliling tiap kampung naik mobil. Teriak besok pertandingan persija, saksikan lah. Nah itu yang paling berkesan" ujar Edi Supatmo.
-
Kapan The Jakmania didirikan? The Jakmania sendiri adalah kelompok suporter yang dibentuk pada 19 Desember 1997 oleh 40 pendiri, salah satunya artis terkenal, Gugun Gondrong, yang juga menjadi Ketua Umum pertama.
-
Bagaimana jalannya pertandingan Persebaya vs Persita? Permainan kedua tim cukup intens dan menarik, namun hingga peluit akhir dibunyikan skor imbang tidak berubah.
-
Apa yang menjadi inspirasi nama The Jakmania? Nama The Jakmania sendiri terinspirasi dari spanduk berwarna putih bertulisan warna orange bertuliskan ‘Welcome The Jak’ di Menteng.
-
Kapan Persebaya bertanding melawan Persita? Bermain di Stadion Indomilk Arena, Tangerang, pada Jumat (23/2/2024), Tim Bajul Ijo, julukan persebaya, berhasil menahan imbang Persita dengan skor 1-1.
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.