Jelang Ramadan, Raskin berkualitas buruk beredar di Serang
Bulog menyangkal berasa mereka kirimkan sudah tidak baik.
Warga Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, mengeluhkan buruknya beras yang disalurkan Badan Urusan Logistik Serang. Beras diberikan ke sejumlah desa di wilayah itu berwarna kuning, bau, dan banyak dihinggapi kutu.
Berdasarkan informasi dihimpun, beras berkualitas buruk itu disalurkan ke Desa Kadu Kemplong sebanyak 10.530 kilogram, dan Desa Batu Kuwung sebanyak 15.480 kilogram.
Kepala Desa Kadu Kemplong, Maskam, membenarkan beras diterima oleh warganya bulan ini berwarna kuning dan bau. Namun, beras sudah terlanjur disalurkan kepada para ketua RT untuk dibagikan kepada warga.
"Iya berwarna kuning pak dan ada yang bau. Ya mau apalagi, karena beras sudah diterima oleh warga," ujar Maskam.
Maskam berharap, beras disalurkan kepada warganya bisa lebih bagus lagi kualitasnya.
"Saya cuma minta untuk selanjutnya, berasnya biar lebih bagus dan tidak berwarna pak," harap Maskam.
Senada dikatakan Kepala Desa Batu Kuwung, Nova Maulana. Menurutnya, informasi beras kualitas buruk yang dia peroleh tidak hanya beras yang disalurkan ke Desa Batu Kuwung.
"Untuk di desa kami, memang tidak semua kualitasnya jelek. Ada juga kata beberapa ketua RT yang bagus," kata Nova.
Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Kabupaten Serang, Muhsinin mengatakan, menjanjikan memerintahkan anggota dewan asal dapil Kecamatan Padarincang memeriksa, terkait beras Bulog dikeluhkan warga karena kualitasnya buruk.
"Sebelumnya, kami sudah pernah memberitahu pihak Bulog Serang untuk menyalurkan beras yang kualitasnya baik. Ini sekarang malahan ada informasi adanya keluhan. Jangan mentang-mentang raskin, lalu masyarakat menerima beras yang kualitasnya jelek. Kita akan ingatkan lagi pihak Bulog," kata Muhsinin.
Kasub Divre Bulog Serang, Dian Handayani, saat dihubungi menyangkal beras disalurkan ke Kecamatan Padarincang berkualitas buruk.
"Sejak bulan April saya di sini (Serang), semua beras yang disalurkan adalah hasil panen baru. Enggak tahu kalau sebelum saya. Tapi sampai saat ini, kami juga belum menerima laporan penolakan. Kalau mau ditukar, silakan ditukar. Tolong jangan dibesar-besarkan," kata Dian.
-
Siapa Pak Raden? Tanggal ini merupakan hari kelahiran Drs. Suyadi, seniman yang lebih akrab disapa dengan nama Pak Raden.
-
Bagaimana bentuk Rangkiang? Dari segi arsitektur, secara kasat mata terlihat jelas pada bagian atapnya menyerupai rumah gadang. Atap Rangkiang berbentuk gonjong dan terbuat dari bahan ijuk. Untuk dindingnya, Rangkiang terbuat dari anyaman bambu tanpa diberi jendela maupun pintu.
-
Bagaimana kerangka-kerangka raksasa tersebut diawetkan? Kerangka ini tingginya sekitar 2,4 sampai 3 meter, telah dimumifikasi seperti mumi-mumi Mesir kuno.
-
Apa yang dimaksud dengan radang tenggorokan? Radang tenggorokan, meskipun terdengar sepele, sering menghampiri anak-anak maupun orang dewasa. Tak jarang, kita mencari solusinya di dalam rumah, mengandalkan bahan-bahan alami. Ternyata, cara-cara nenek moyang kita yang berusia berabad-abad pun memiliki resep herbal untuk meredakan radang tenggorokan.
-
Kapan Raden Rakha lahir? Raden Rakha memiliki nama lengkap Raden Rakha Daniswara Putra Permana. Ia lahir pada 16 Februari 2007 dan kini baru berusia 16 tahun.
-
Di mana kerangka manusia raksasa ditemukan? Apa yang disebut "Raksasa Julcuy" ditemukan pada awal 2019 oleh ahli geologi Theofilos Toulkeridis dan arkeolog Florencio Delgado di dekat desa Julcuy di Provinsi Manabí, Ekuador.
Baca juga:
Pemerintah bakal ganti raskin dengan voucher pangan
'Lebih baik perbaiki kualitas raskin dari pada diganti voucher'
Ini syarat untuk pemerintah Jokowi-JK ganti raskin dengan voucher
Jatah raskin disunat tanpa alasan, warga di Ambon geram
Warga Batam beli beras raskin dengan sampah
Kades di Aceh ketahuan hendak jual raskin sebanyak 6 ton