Jemaah Umrah akan Diberi Kartu Scan Sertifikat Vaksin Sebelum Berangkat ke Saudi
Pernyataan ini berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD) Kementerian Agama bersama Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian kesehatan dan PT Telkom pada 12 Oktober 2021.
Direktur Bina Haji dan Umrah Kementerian Agama, Nur Arifin mengatakan jemaah umrah Indonesia akan mendapatkan kartu scan sertifikat vaksin Covid-19 sebelum berangkat ke Arab Saudi. Kartu tersebut akan memudahkan jemaah umrah menyampaikan status vaksinasi kepada Arab Saudi.
Pernyataan ini berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD) Kementerian Agama bersama Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian kesehatan dan PT Telkom pada 12 Oktober 2021.
-
Apa yang dilakukan pelaku penipuan umrah ini terhadap para korbannya? Para jemaah pun mulai membayar biaya perjalanan umrah kepada tersangka. Sampai akhirnya, para jemaah tersebut dibawa pelaku ke Jakarta dan diinapkan di salah satu hotel selama tiga hari. "Namun setelah tiga hari ini mereka tidak kunjung diberangkatkan sampai akhirnya meyakini bahwa mereka ini sudah menjadi korban penipuan," ungkapnya.
-
Siapa yang sedang beribadah umrah? Inilah gambar Happy Asmara yang sedang bersiap-siap menuju bandara untuk terbang ke Madinah. Happy membawa keluarganya untuk menjalani ibadah umrah.
-
Kapan jemaah umrah asal Rembang seharusnya berangkat? Dalam sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover pada 17 Maret 2023 lalu, tampak puluhan jemaah umrah yang telantar di Yogyakarta International Airport. Dalam video itu dijelaskan bahwa sejatinya mereka berangkat pukul 17.30 sore hari.
-
Bagaimana Timnas Indonesia menjalankan ibadah umrah? Dalam video tersebut, terlihat beberapa pemain Timnas Indonesia mengenakan pakaian ihram saat menjalankan ibadah umrah. Salah satu pemain yang terlihat adalah Ragnar Oratmangoen, yang juga mencukur rambutnya sebagai bagian dari ritual tersebut.
-
Kapan Krisdayanti dan keluarga berangkat umrah? Momen keberangkatan tersebut diabadikan Krisdayanti lewat akun instargam pribadinya pada Senin (30/10) kemarin.
-
Kapan seseorang dianggap sah melakukan umrah? Pelaksanaan ibadah umrah memiliki rukun atau bagian-bagian yang wajib untuk dilakukan tanpa kecuali. Apabila salah satu tidak dilaksanakan, maka ibadah umrahnya tidak sah. Rukun umrah tersebut tidak bisa ditinggalkan walaupun sebagian bisa digantikan dengan dam.
"Kami buat keputusan bahwa jemaah tidak hanya membuat aplikasi (PeduliLindungi), tapi setiap jemaah dibuat kartu, nanti dikalungkan. Jadi ketika ada scan langsung kartunya dilihat sehingga mempermudah jemaah terutama para lansia-lansia dan tidak terbiasa dengan teknologi," katanya dalam diskusi virtual, Kamis (21/10).
Konsul Jenderal RI (KJRI) di Jeddah, Eko Hartono menambahkan jemaah umrah Indonesia sebaiknya dibekali dengan kartu scan sertifikat vaksin Covid-19. Dengan adanya kartu tersebut, jemaah tidak perlu mengakses aplikasi PeduliLindungi saat memasuki Arab Saudi.
Eko mengambil contoh Nigeria yang mengandalkan buku berisi nama jemaah umrah, tempat tanggal lahir, gender, jenis vaksin lengkap yang telah diterima, maupun booster. Buku tersebut sudah disertakan dengan barcode vaksinasi.
"Itu saja, sangat simpel tapi fungsional, efektif. Jadi jangan kemudian kita ini canggih-canggih ternyata tidak bisa dibaca," ujarnya.
Selain itu, Eko mencontohkan jemaah umrah Bangladesh yang menggunakan jenis vaksin Covid-19 sama dengan Arab Saudi seperti Pfizer, Moderna, AstraZeneca, dan Johnson and Johnson. Meskipun, mayoritas masyarakat Bangladesh memakai vaksin Sinovac.
"Begitu mereka mau umrah mereka minta divaksin dengan 4 yang dipakai Saudi. Ada 13 negara yang masuk ke Saudi pakai 4 vaksin yang dipakai Saudi. Jadi tidak ada booster, tidak ada karantina. Dan alhamdulillah sekarang semuanya lancar," jelasnya.
Sebelumnya, Eko mengatakan jemaah Indonesia belum bisa memasuki Arab Saudi untuk melaksanaan ibadah umrah. Hal ini terkendala masalah teknis, di antaranya vaksin dan barcode PeduliLindungi.
Terkait vaksin, kata Eko, berdasarkan aturan sementara jemaah asing yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 seperti digunakan Arab Saudi bisa langsung menjalankan ibadah umrah. Jika sebaliknya, jemaah harus sudah mendapatkan booster minimal satu kali dari jenis vaksin yang dipakai Saudi Arabia itu.
"Jadi sampai nanti ada kesepakatan, sampai ada pengaturan mengenai booster dan mengenai vaksin ini, maka jemaah asing belum bisa masuk," kata Eko.
Kendala berikutnya, aplikasi miliki Arab Saudi yakni Tawakkalna belum bisa membaca barcode PeduliLindungi jemaah umrah Indonesia. Padahal, PeduliLindungi berperan penting untuk menyampaikan status kesehatan jemaah umrah Indonesia kepada petugas Arab Saudi, termasuk status vaksinasi.
"Kami sudah mencoba, teman-teman di lapangan sudah mencoba untuk mencocokkan, memastikan barcode yang kita punya di PeduliLindungi itu bisa dibaca oleh petugas Arab Saudi. Sampai sekarang tidak bisa. Tanpa dibaca itu, tidak mungkin jemaah bisa masuk ke Masjidil Haram," jelasnya.
Eko menekankan, pihaknya belum bisa memastikan kapan jemaah umrah Indonesia bisa memasuki Arab Saudi. Sebab, penyelesaian masalah teknis soal vaksin dan barcode PeduliLindungi bersifat situasional.
"Masih belum bisa dipastikan kapan kira-kira pembicaraan itu akan selesai dan kapan kira-kira jemaah kita bisa masuk ke Saudi. Karena memang ya teknis. Saya juga kalau kita tanya mungkin teman-teman teknis mengatakan 10 hari, tapi ya pembicaraan sangat dinamis di lapangan," tuturnya.
"Mungkin perkiraan teman-teman Kemkes di Jakarta 'oh mungkin seminggu, 10 hari selesai'. Tapi ternyata ada perkembangan di lapangan yang membuat mereka tidak bisa menentukan kapan hasil kesepakatan itu bisa tercapai," sambungnya.
Baca juga:
Ada Tes PCR hingga Karantina, Biaya Umrah Saat Pandemi Diperkirakan di Atas Rp30 Juta
KJRI di Jeddah Sebut Barcode PeduliLindungi Belum Bisa Dibaca Arab Saudi
Ini Skema Umrah di Tengah Pandemi Hasil Kesepakatan Kemenag-Kemenkes
Salat di Masjidil Haram Sudah Tak Dibatasi, Pemerintah Tunggu Kabar Umrah dari Saudi
Kemenag Jelaskan Skema Perjalanan Umrah di Masa Pandemi Covid-19