Jumlah elang Jawa dan kakatua jambul kuning di Jawa Timur meningkat
Catatan untuk elang Jawa tahun 2013 berhasil teridentifikasi sebanyak 8 ekor dan setahun kemudian terpantau menjadi 11 ekor. Tetapi antara tahun 2014 sampai 2015 tidak terjadi peningkatan jumlah elang Jawa, baru kemudian tahun 2016 teridentifikasi sebanyak 14 ekor.
Jumlah beberapa jenis satwa di lingkungan konservasi di Jawa Timur mengalami peningkatan selama tahun 2016. Salah satu yang mengalami peningkatan populasi adalah spesies Elang Jawa atau Nisaetus Bartelsi dan kakatua jambul kuning.
Kepala Balai Besar Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BB KSDA) Jawa Timur, Ayu Dewi Utari mengatakan, hasil monitoring di lapangan menunjukkan peningkatan jumlah dua satwa tersebut.
"Jenis satwa yang mengalami peningkatan jumlah di antaranya elang Jawa dan kakatua kecil jambul kuning atau cacatua sulphurea abbotti," kata Kepala Balai Besar Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BB KSDA) Jawa Timur, Ayu Dewi Utari, Rabu (18/1).
Kendati dari sisi angka jumlahnya sangat kecil, namun peningkatan jumlah Elang Jawa menjadi berita yang menggembirakan.
Catatan untuk elang Jawa tahun 2013 berhasil teridentifikasi sebanyak 8 ekor dan setahun kemudian terpantau menjadi 11 ekor. Tetapi antara tahun 2014 sampai 2015 tidak terjadi peningkatan jumlah elang Jawa, baru kemudian tahun 2016 teridentifikasi sebanyak 14 ekor.
Kata Ayu, monitoring elang Jawa dilakukan di tiga lokasi yakni Blok Hutan Banyulinu di kawasan cagar alam Kawah Ijen Merapi Ungup-Ungup, Kabupaten Banyuwangi. Lokasi lainnya di Blok Hutan Pancur Perkebunan Kalisat, Bondowoso dan Cagar Alam Gunung Picis Ponorogo.
Pada 15 Desember 2015 lalu, pihaknya juga melakukan pelepasliaran elang Jawa di Cagar Alam Gunung Picis.
Sementara satwa jenis kakaktua kecil jambul kuning juga mengalami peningkatan jumlah, meski hanya satu ekor. Pemantauan kakatua kecil jambul kuning selama ini dilakukan Maskambing, Kabupaten Sumenep.
Selain yang disebutkan di atas, satwa prioritas di Lembaga Konservasi yang tercatat mengalami perkembangan antara lain tapir, julang mas, babi rusa, rusa sambar, merak, owa jawa dan lain-lain.
"Tahun ini kebakaran hutan tidak ada, kemungkinan karena 2016 curah hujan tinggi atau kemarau basah, sehingga sangat menguntungkan," katanya.
Elang Jawa sendiri dianggap identik dengan lambang negara Republik Indonesia yaitu Garuda, Sejak 1992 ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia.
Baca juga:
Alami gizi buruk, anak Gajah di Aceh badannya kurus & memprihatinkan
3 Bayi harimau Benggala tambah koleksi bonbin Mangkang, Semarang
Lagi menjaring, warga Palembang kaget temukan ikan aligator
Upin bersama 3 orangutan lainnya dilepas ke hutan Aceh
Sejak 2012 hingga Desember, 251 Orangutan kembali dilepas ke hutan
Dipelihara warga, 4 lutung ini diberi nasi goreng & tahu campur
-
Untuk apa tulang-tulang hewan diletakkan di tempat tersebut? Tampaknya mereka berkumpul untuk melakukan ritual khusus dalam suatu kegiatan dengan cara menaruh tanduk-tanduk dan tengkorak hewan sebagai bagian dari ritual ritual ini.
-
Kapan tulang hewan berisi biji henbane hitam ditemukan? Tulang tersebut berasal dari antara tahun 70 dan 100 Masehi berdasarkan model keramik dan bros kawat yang ditemukan di lubang berlumpur yang sama.
-
Hewan apa yang ada di Jogja Exotarium? Dilansir dari Liputan6.com, salah satu koleksi satwa yang ada di Jogja Exotarium adalah kura-kura sulcata. Kura-kura ini biasanya tinggal di Gurun Sahara. Spesies kura-kura dataran terbesar ketiga di dunia ini merupakan satu-satunya spesies dalam genus Centrochelys.
-
Hewan apa yang paling sering disebut dalam tebakan lucu Jawa yang kamu berikan? Hewan opo sing iso sugih? He wan to be milionare.2. Siput opo sek kuat nggowo omah nengdi-ngendi? Siputa dari gua hantu.3. Hewan opo sing ra tau salah? Kucing ga wrong.
-
Hewan langka apa saja yang hidup di hutan lereng Gunung Slamet? Kawasan hutan di lereng Gunung Slamet merupakan rumah bagi banyak satwa, termasuk di antaranya satwa langka. Beberapa satwa langka itu masih dapat dijumpai walau keberadaan mereka terancam oleh para ulah pemburu liar.
-
Hewan apa yang ditemukan di sungai Desa Kebonagung? Awalnya saat sedang berburu, seorang pemuda di Desa Kebonagung Kecamatan Sulang, Rembang, memergoki adanya kucing hutan di pinggir sungai yang terletak di sebelah barat desa. Namun saat dikejar, kucing hutan itu masuk bersembunyi di dalam lubang. Karena penasaran dengan keberadaan kucing hutan, empat pemuda desa mendatangi lagi lokasi tersebut Minggu (10/9) dini hari. Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air Dimas Gilang Saputra, salah seorang pemuda itu, menuturkan bahwa hewan itu adalah buaya.