Kapolri bakar ladang ganja di Aceh, total ada 189 hektare
Sedikitnya ada 765 ribu pohon ganja di sana, atau setara dengan 579 ton.
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti memimpin pemusnahan ladang ganja secara simbolis di Gampong Lambada, Kecamatan Seulimum, Aceh Besar, Jumat (1/4). Ladang ganja tersebut ditemukan dalam Operasi Bersinar Rencong 2016.
Kapolri tiba di ladang ganja menggunakan helikopter. Turut hadir bersama Kapolri, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Muhammad Nasir Djamil.
Ladang ganja yang dimusnahkan hari ini seluas 189 hektare yang tersebar di 23 titik yang ada di tiga kabupaten, yaitu Aceh Besar, Gayo Lues dan Nagan Raya. Lokasi ladang ganja yang didatangi Kapolri seluas 21 hektare di Aceh Besar dan dimusnahkan secara simbolis.
"Hari ini kita musnahkan ladang ganja sebanyak 189 hektare. Yang ada di 23 tempat, yang ada di tiga kabupaten, yaitu Aceh Besar, Gayo Lues, dan Nagan Raya," kata Badrodin Haiti.
Menurut Badrodin, dari 189 hektare yang ditemukan, terdapat 765 ribu pohon ganja, atau setara dengan 579 ton. Dia menambahkan, jika satu orang mengonsumsi lima gram ganja, dengan 189 hektare ladang ganja tersebut, bisa untuk dikonsumsi 100 juta lebih orang.
Kata Badrodin, narkoba menjadi ancaman serius bagi pemuda di Indonesia dan khususnya di Aceh. Ancaman narkoba di Aceh tidak hanya ganja, tetapi sekarang sudah masuk jenis lain, yaitu sabu. Meskipun banyak ganja yang ditanam di Aceh dipasarkan ke luar Aceh dengan harga tinggi.
Badrodin berharap masyarakat Aceh untuk tidak lagi menanam ganja, tetapi lebih baik beralih menanam tanaman yang halal dan bermanfaat, seperti kakao, jagung dan lainnya. Karena ganja bisa merusak generasi penerus dan berbahaya untuk kesehatan seseorang.
Baca juga:
Penemuan 189 hektar ladang ganja di Aceh
Kapolri akan beri Polda Aceh helikopter untuk melacak ladang ganja
Kasus narkoba 4 anggota DPRD Kepulauan Sula, polisi ringkus 5 warga
PNS Pemkot Samarinda dibekuk polisi saat hendak nyabu di Kantor
Obat asma jadi bahan sabu, BNN awasi toko bahan kimia
Rumah sisa kebakaran di Medan jadi laboratorium pengoplos sabu
-
Apa ciri khas topi Napoleon? Topi hitam lebar yang menjadi ciri khasnya – salah satu dari sedikit topi yang masih ada yang dikenakan Napoléon ketika ia memerintah Prancis abad ke-19 dan mengobarkan perang di Eropa – pada awalnya dihargai 600.000 hingga 800.000 euro ($650.000-870.000).
-
Kapan KH Hasyim Asy'ari wafat? KH Hasyim Asy'ari wafat pada 25 Juli 1947, tepat pada hari ini, 76 tahun yang lalu.
-
Kapan topi Napoleon dijual? Sebuah topi milik Napoleon Bonaparte ketika ia memerintah Prancis pada abad ke-19 telah terjual seharga €1,9 juta atau USD2,1 juta.
-
Apa yang ditemukan di kuburan Romawi kuno di Prancis selatan? Arkeolog menemukan kuburan Romawi kuno berukuran luas di Prancis selatan, berisi 1.430 makam.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Siapa yang dikuburkan bersama dengan harta karun di makam kuno Panama? Makam yang diperkirakan berusia sekitar 1.200 tahun ini menandai area di mana seorang pemimpin elit dimakamkan bersama dengan kemungkinan puluhan orang yang meninggal untuk menemaninya ke "alam baka", ungkap Kementerian Kebudayaan Panama dalam rilisnya.