Kecelakaan Tol Pandaan Malang, Polisi: Rem Tangan dan Ban Truk Sudah Diganjal
Tim Penyidik melakukan olah kejadian perkara dan memeriksa sejumlah barang barang bukti.
Rem tangan truk bermuatan pakan ternak yang terlibat kecelakaan di Tol Pandaan-Malang KM 77+200 dalam posisi aktif. Selain itu juga ditemukan barang bukti kayu pengganjal di lokasi kejadian.
Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jawa Timur melakukan penyelidikan kecelakaan menewaskan empat orang pada Senin (23/12). Tim Penyidik melakukan olah kejadian perkara dan memeriksa sejumlah barang barang bukti.
- Kecelakaan Maut di Tol Malang, Bus Pelajar SMP Ditabrak Truk, 4 Tewas, 30 Terluka
- Kecelakaan Mengerikan di Tol Malang, Truk Mundur Tabrak Bus Pariwisata Pelajar
- Kecelakaan Bus Tol Malang, Begini Kondisi Truk Pengakut Pakan Ternak
- Pengemudi Mobil di Tol Tangerang-Jakarta Resah dan Takut Banyak Bocah Lempar Batu dari Atas JPO, Polisi Diminta Segera Bertindak
Dirlantas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Komarudin mengatakan, tim ahli akan diturunkan untuk memastikan hand rem truk wingbox bernopol S 9126 UU tersebut berfungsi atau tidak.
Sehingga dapat dijelaskan secara pasti penyebab truk mundur tak terkendali hingga terjadinya tabrakan dengan bus Tirto Agung nopol S 7607 UW.
"Posisi hand rem truk terakhir kami cek dalam keadaan on ataupun terpasang. Oleh karenanya sebentar lagi tim ahli akan turun untuk memastikan apakah hand remnya fungsi atau tidak," kata Komarudin, Selasa (24/12).
Pengakuan dari sopir truk bahwa kendaraannya berusaha diparkir di bahu jalan dan turun untuk mengganjal dengan kayu pengganjal yang selalu dibawanya. Dua kayu balok pengganjal juga ditemukan di lokasi kejadian.
"Posisi mesin hidup, hand rem terpasang, persneling netral," kata Komarudin.
Kayu Pengganjal Ban
Lewat CCTV diketahui sopir truk memarkir kendaraannya di bahu jalan dengan posisi berseberangan dengan jalur darurat untuk rem blong dan tepat di jalur tikungan.
Jalur darurat untuk rem blong berada di jalur Malang-Surabaya karena kondisi jalan menurun. Sementara kondisi jalan di jalur Surabaya-Malang yang dilewati truk posisi menanjak.
"Artinya, truk berhenti pada posisi kemiringan," kata Komarudin.
Kayu pengganjal diduga tidak kuat menahan beban kendaraan sehingga truk berjalan mundur. Truk yang awalnya berada di bahu jalan tersebut mundur ke arah lajur kanan dan menggores pembatas tengah jalan.
"Truk tadinya dari bahu jalan, turun. Karena (kondisi jalan) ini menikung, maka pindah ke lajur kanan," jelas Komarudin.
Saat bersamaan bus yang membawa para siswi SMP Islam Terpadu Darul Quran Mulia Kecamatan Gunung Sindur, Bogor melaju dari arah Surabaya ke Malang.
Bus melaju dengan kecepatan 80 Km per jam berada di lajur kanan. Tabrakan antara kedua kendaraan tersebut pun tidak terhindarkan.
Kecepatan bus berada di bawah batas kecepatan di tol. Karena kecepatan maksimal kendaraan dalam tol 100 Km per jam.
Sopir Tertabrak Bu
Sigit Winarno (65), sopir truk pengangkut pakan ternak dalam kecelakaan tersebut tengah menjalani perawatan. Pengemudi sempat berusaha mengejar kendaraannya yang mundur tidak terkendali hingga kemudian tertabrak oleh bus syarat penumpang tersebut.
"Dirlantas dan kami sudah menemui sopir truk, yang kendaraannya terlibat kecelakaan, karena mundur tanpa kendali. Inisial SW, kondisi luka lebam di bagian mata dan lengan sebelah kiri, karena keterangannya yang bersangkutan mengejar saat truk mundur tidak terkendali sehingga tertabrak bus tadi," jelas AKBP Putu Kholis Aryana, Kapolres Malang, Senin (23/12).
Jumlah korban dalam kecelakaan di Tol Pandaan-Malang sebanyak 52 Orang, terdiri dari 48 korban luka-luka sementara 4 orang meninggal dunia. Korban luka-luka dirawat di beberapa rumah sakit di Kabupaten Malang dan Kota Malang.
Korban tewas dalam kecelakaan adalah sopir dan kernet bus, Untung Subagyo (44), warga Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan dan Ahmad Bahrur Rozi (23), warga Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Kedua jenazah telah diserahkan kepada keluarga.
Korban meninggal dunia lainnya adalah Iyan Maryanah (28), warga Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon, Banten dan Tri Subangkit (23), warga Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Keduanya pendamping dan penumpang dalam rombongan tersebut.