Kecintaan warga Papua terhadap Gus Dur dituangkan dalam buku
Apa yang dilakukan Gus Dur di Papua yang direkam dalam buku 'Gus Dur Guru Papua' ini adalah sebagian dari jasa-jasanya.
Masyarakat Papua ternyata begitu mencintai sosok Gus Dur. Hal itu terungkap dari Buku 'Gus Dur Guru Papua' yang diterbitkan oleh PT Suara Harapan Bangsa (SHB) yang dikarang oleh Titus Pekei.
"Karena Gus Dur telah mengembalikan identitas warga Papua," Kata Direktur PT SHB Toenggoel P Siagian di peluncuran dan bedah buku Gus Dur bersama Charles Bonar MT Sirait di Perpustakaan DKI - Gedung Nyi Ageng Serang, Jakarta, Selasa (11/3).
Menurutnya, apa yang dilakukan Gus Dur di tanah Papua yang direkam dalam buku 'Gus Dur Guru Papua' ini adalah sebagian dari jasa-jasanya bagi bangsa ini.
Salah satu penulis di dalam pengantar buku ini, Charles Bonar MT Sirait mengaku sangat mengagumi sosok Gus Dur.
"Saya rindu gagasan-gagasannya yang sangat cerdas. Gus Dur jauh berbeda dengan pemimpin yang lain, beliau sangat baik dalam sisi gagasan, pemikiran, dan komunikasi," ujarnya.
Menurut politisi dan juga aktor senior ini, Gus Dur merupakan tokoh yang peduli dengan masalah pendidikan yang saat ini tengah dalam masa krisis.
"Andai saja Gus Dur masih bersama kita, ia tentu akan mendorong perubahan bagi dunia pendidikan Indonesia. Yang menurut saya makin tidak menentu arahnya," ujar Charles dalam peluncuran buku tersebut.
Charles menambahkan, berkaitan dengan kurikulum khususnya di Papua, lebih baik kembali saja ke kurikulum yang lama. Bukan hanya cerdas di bidang akademik tapi harus cerdas dengan kehidupan.
Charles kecewa karena apa yang terjadi pada dunia pendidikan Indonesia pada umumnya dan Papua pada khususnya saat ini sangat tidak mencerminkan cita-cita kemerdekaan RI yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.
Itu artinya bangsa ini harus lebih memperhatikan masalah kualitas pendidikan dan bukan hanya memperhatikan masalah pembangunan fisik seperti gedung sekolah.
"Memang pembangunan gedung fisik sangat diperlukan, namun yang lebih penting adalah masalah pembangunan kualitas pendidikan," ujarnya.
Laporan: Gaby Virginia
-
Bagaimana Gus Dur mengubah namanya? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan "Wahid," yang diambil dari nama ayahnya.
-
Siapa yang disebut Gus Dur sebagai wali? Di mata Gus Dur sendiri, Kiai Faqih adalah seorang wali. “Namun, kewalian beliau bukan lewat thariqat atau tasawuf, justru karena kedalaman ilmu fiqhnya,” kata Gus Dur
-
Mengapa Gus Dur disebut sebagai Bapak Pluralisme? Kedekatan Gus Dur dengan masyarakat minoritas dan orang-orang terpinggirkan, membuatnya dikenal sebagai sosok yang plural dan menghargai semua perbedaan. Hal ini yang kemudian Gus Dur dijuluki sebagai Bapak Pluralisme Indonesia.
-
Apa saja yang dilakukan Gus Dur untuk menunjukkan toleransi dalam kehidupan berbangsa? Pasalnya beliau selama hidup selalu menanamkan nilai-nilai toleransi dalam kehidupan berbangsa.
-
Apa itu Gulo Puan? Konon, kudapan manis yang satu ini merupakan makanan legendaris, sebab dulunya menjadi kudapan para bangsawan dan raja Kesultanan Palembang.
-
Bagaimana cara Gus Ipul mengajak warga Pasuruan untuk peduli lingkungan? Gus Ipul kembali menghimbau untuk tetap menjaga konsistensi dalam pengelolaan lingkungan. Hal ini dilakukan demi menyalakan api semangat kompetisi dalam pelaksanaan lomba di tahun depan khususnya bagi kelurahan yang belum berkesempatan juara.