Kejahatan di Aceh meningkat, korban terbanyak perempuan dan anak
Tahun 2015 ini mengalami peningkatan yaitu mencapai 271 kasus.
Kapolda Aceh Irjen Husen Hamidi mengakui jika kekerasan terhadap anak dan perempuan di wilayahnya sudah dalam taraf memprihatinkan. Angka tersebut terus naik dari tahun ke tahun.
Menurut data yang dimiliki Polda Aceh, peningkatan terjadi sejak tahun 2013 hingga 2015. Dimana di tahun 2013 terdapat 114 kasus, kemudian mengalami peningkatan sebanyak 178 kasus.
Lalu pada tahun 2015 ini semakin mengalami peningkatan yaitu mencapai 271 kasus. Mengalami peningkatan sebanyak 93 kasus terjadi kekerasan pada perempuan dan anak.
Bercermin dari fakta dilapangan, Polda Aceh pun membentuk Satgas perlindungan perempuan dan anak.
“Kalau sudah ada Satgas ini, kita prediksikan akan mengalami booming, tetapi tidak apa-apa mengalami peningkatan, karena setelah itu akan selesai,” ujar Kapolda di Mapolda Aceh, Selasa (22/12).
Menurutnya, ia sangat yakin masih banyak terdapat angka kekerasan pada perempuan dan anak di Aceh yang tidak terpublis. Dengan adanya Satgas ini, selain akan menekan angka kekerasan, juga akan membongkar kekerasan yang terselubung saat ini atau tidak berani melapor kekerasan tersebut.
“Saya minta kepada seluruh Polres juga segera membentuk Satgas perlindungan perempuan dan anak. Bahkan kalau bisa dibentuk sampai ke Polsek, tetapi sekarang cukup sampai di Polres saja dulu,” tuturnya.
Menurut Kapolda, terjadi kekerasan pada perempuan dan anak tidak terlepas pengaruh globalisasi dan teknologisasi. Karena semua sudah menggunakan smarphone dan beragam bisa dilihat dari telepon pintar tersebut.
“Semua sekarang pegang HP, anak-anak juga sudah pegang HP. Ibu saya sebelumnya gak pegang HP, sekarang pegang HP, ini sangat berpengaruh,” jelasnya.
Sementara itu Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Teuku Irwan Djohan menyambut baik gagasan Polda Aceh membentuk Satgas khusus untuk melindungi perempuan dan anak. Hal ini mengingat kekerasan pada perempuan dan anak di Aceh meningkat.
“Kita menyambut baik rencana Polda, ini sebuah gagasan yang bagus untuk melindungi perempuan dan anak di Aceh,” tukas politisi Partai NasDem.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Banda Aceh, Partai NasDem menyebutkan, dirinya telah mengajukan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA) 2016 sebesar Rp 500 juta. Anggaran tersebut untuk dibangun rumah singgah atau tempat konsultasi khusus korban kekerasan, terutama perempuan dan anak.
“Intinya kita sangat mendukung niat baik Polda Aceh untuk menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Aceh,” tutupnya.
Satgas ini melibatkan multistakeholder, seperti Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Badan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (BP2A) Aceh, akademisi, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan LBH Anak.
Sedangkan leading sektornya adalah Diskrimum Polda Aceh yang melakukan pemantauan dan pendataan serta pencegahan terjadinya kekerasan pada perempuan dan anak. Terutama kekerasan seksual yang menimpa anak marak terjadi akhir-akhir ini.
Baca juga:
Menyelinap ke indekost, Serka Bambang hendak perkosa Polwan di Aceh
Digerebek polisi syariat, penjual miras kabur rela tinggalkan anak
Tepergok mesum, pasangan kekasih di Aceh terancam hukuman cambuk
Warga Aceh diharamkan rayakan tahun baru
Terdengar suara dentuman keras, backhoe dan truk terbakar
Selundupkan 78 Kg sabu, 4 terdakwa divonis mati hakim PN Banda Aceh
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Apa saja tipe gangguan kecemasan pada anak? Mengutip situs Anxiety and Depression Association of America, terdapat beberapa tipe gangguan kecemasan pada anak, antara lain: Gangguan Kecemasan Umum Tipe gangguan kecemasan pada anak yang pertama disebut kecemasan umum atau Generalized Anxiety Disorder (GAD). Ketika gangguan kecemasan pada anak ini terjadi, ia akan merasakan kekhawatiran secara berlebih pada semua hal. Gangguan kecemasan pada anak tipe ini akan membuat pribadi anak menjadi terlalu perfeksionis terhadap berbagai hal. Jika terus berlanjut hingga lebih dari 6 bulan, gangguan kecemasan pada anak akan membuatnya memaksakan diri mencapai semua hal dengan sempurna dan merasa ketakutan atas kesalahan sekecil apapun. Gangguan Kepanikan Tipe gangguan kecemasan pada anak yang selanjutnya adalah gangguan kepanikan atau panic disorder.Pada umumnya, dokter atau psikiater akan melakukan pemeriksaan tipe gangguan kecemasan pada anak apabila ia sudah mengalami minimal dua kali serangan panik secara tiba-tiba tanpa adanya alasan yang jelas.(Foto : istockphoto.com) Kecemasan saat Berpisah Gangguan kecemasan pada anak yang selanjutnya adalah Separation Anxiety Disorder (SAD). Kondisi kecemasan ini biasanya dimulai ketika anak berusia 18 bulan hingga 3 tahun. Diperlukan penanganan yang lebih serius jika terus mengalami gangguan kecemasan pada anak karena hal ini dapat menghambat potensi anak untuk berkembang dan hidup mandiri dengan dirinya sendiri. Kecemasan Sosial Tipe gangguan kecemasan pada anak yang keempat disebut kecemasan sosial atau social anxiety atau fobia sosial. Kondisi ini mengakibatkan anak akan merasa ketakutan ketika diminta berinteraksi dengan dunia sosial. (Foto : istockphoto.com) Selective Mutism Ketika anak secara tiba-tiba menjadi diam membisu apabila ia merasa ketakutan dan panik, ini dapat dikategorikan sebagai gangguan kecemasan pada anak tipe Selective Mutism. Anak yang mengalami gangguan kecemasan ini akan diam, tidak bergerak, tidak berekspresi, menghindari kontak mata, dan menundukkan kepalanya ketika menghadapi situasi yang menegangkan baginya. Fobia Fobia merupakan kondisi ketakutan secara berlebihan terhadap suatu hal. Gangguan kecemasan pada anak yang satu ini dapat menyerang anak apabila ia dihadapkan pada suatu hal yang membuatnya gelisah, menangis, tantrum, rewel, sakit kepala, atau bahkan sakit perut.(Foto : istockphoto.com) Obsessive-compulsive Disorder (OCD) OCD juga termasuk ke dalam tipe gangguan kecemasan pada anak. Kondisi ini biasanya lebih banyak dialami oleh anak pada usia 8 hingga 12 tahun. Anak yang mengalami gangguan kecemasan satu ini akan terobsesi pada suatu hal yang tidak wajar, terutama pada keteraturan dan pengulangan.(Foto : istockphoto.com) Post-traumatic Stress Disorder (PTSD) Tipe gangguan kecemasan pada anak yang terakhir adalah Post-traumatic Stress Disorder atau biasa disebut dengan trauma. Merasa takut atau sedih akan sesuatu hal yang emosional memanglah wajar. Namun, sejumlah anak mungkin akan mengalami trauma jika situasi tersebut sangat mengerikan atau mencekam. Gangguan kecemasan pada anak ini akan mengubah karakter anak secara keseluruhan dan sangat diperlukan penanganan secara khusus agar mental anak membaik.
-
Apa saja ciri kepribadian anak? Lima Ciri Kepribadian pada Anak Seperti temperamen, ciri kepribadian telah dijelaskan dengan berbagai cara oleh peneliti yang berbeda. Salah satu teori kepribadian yang terkemuka memusatkan perhatian pada lima ciri kepribadian utama berupa: Keteraturan (Conscientiousness) Seseorang yang cenderung tepat waktu, bertanggung jawab, dan bekerja menuju tujuan jangka panjang dengan sedikit pengawasan. Kebajikan (Agreeableness) Seseorang yang menyenangkan, bersosialisasi positif, membantu orang lain, dan berkolaborasi baik dalam situasi kelompok. Keterbukaan terhadap Pengalaman (Openness to Experience) Orang yang kreatif, fleksibel, penasaran, dan berani. Neurotisme (Neuroticism) Seseorang yang cenderung mengalami kondisi emosional negatif secara teratur. Ekstroversi (Extroversion) Seseorang yang mendapatkan energi dari interaksi sosial.
-
Apa dampak pelukan bagi anak? Anak yang sering dipeluk atau merasakan sentuhan fisik dari orang tua juga cenderung memiliki hati yang tenang dan dapat menularkan kebahagiaan kepada orang lain ketika mereka dewasa. Hal ini karena mereka tidak terpapar kekerasan dan merasa aman serta dicintai.
-
Apa itu kejang demam pada anak? Kejang demam pada anak atau yang sering disebut penyakit step terjadi akibat adanya kenaikan suhu tubuh alias demam yang tinggi. Pada umumnya, demam tinggi itu disebabkan oleh adanya inveksi virus ataupun bakteri.
-
Apa saja contoh perilaku anak yang manja? Dilansir dari Learning-Mind, berikut adalah 10 tanda bahwa buah hati Anda mungkin tumbuh menjadi anak yang manja dan perlu diwaspadai: Sering Tantrum Tidak Bisa Melakukan Pekerjaan Rumah Tangga Selalu Mendapatkan Apa yang Diinginkan Takut Kalah Ada Reaksi Negatif dari Teman Sebaya Mengeluarkan Ancaman Kosong Nada Bicara Sombong Harapan Orangtua yang Tidak Konsisten Terlalu Melindungi dari Emosi Negatif Tidak Mengerti Nilai Uang