Kekurangan ruang, pelajar di Karawang belajar melantai di teras kelas
Puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Gempol Kokot 1, Karawang terpaksa menjalani kegiatan belajar dengan cara melantai di selasar kelas. Itu dilakukan lantaran terbatasnya ruang kelas serta bangku dan meja di sekolah akibat banyak yang rusak dan tak bisa digunakan.
Puluhan siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri Gempol Kokot 1, Karawang terpaksa menjalani kegiatan belajar dengan cara melantai di selasar kelas. Itu dilakukan lantaran terbatasnya ruang kelas serta bangku dan meja di sekolah akibat banyak yang rusak dan tak bisa digunakan.
Sekolah hanya memiliki lima ruang kelas dan satu ruang yang dijadikan kantor guru, sehingga siswa kelas V di sekolah ini terpaksa belajar di lantai sambil duduk di teras sekolah. Selain itu siswa kelas 1 yang berjumlah 63 harus menggunakan ruang belajar secara bergantian.
-
Kenapa ucapan kelulusan sekolah dianggap penting? Ucapan tersebut juga menjadi penyemangat untuk membantu mereka ketika mereka memulai tahap kehidupan selanjutnya.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Apa bentuk kekerasan yang terjadi di satuan pendidikan? KPAI menilai segala bentuk kekerasan anak pada satuan pendidikan mengakibatkan kesakitan fisik/psikis, trauma berkepanjangan, hingga kematian. Bahkan lebih ekstrem, anak memilih mengakhiri hidupnya.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
-
Di mana Sekolah Gendhis? Sekolah Gendhis berada di Magelang, Jawa Tengah.
"Kondisi seperti ini sudah berlangsung sejak masuk ajaran baru dimulai," kata salah seorang guru, Ahmad Dahlan, Senin (22/7).
Dahlan mengatakan, kekurangan kursi dan meja serta ruang kelas di sekolah sudah berlangsung lama. Meningkatnya jumlah siswa kelas 1 yang mendaftar dan mencapai 63 siswa, tidak sebanding dengan daya tampung kelas yang ada.
Pihak sekolah sebenarnya telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Karawang dan mengajukan penambahan ruang kelas baru serta bantuan pengadaan meja dan kursi. Sayangnya hingga kini, bantuan tersebut belum juga ada realisasi.
Pelajar SD di Karawang belajar di lantai ©2018 Merdeka.com/Bram Salam
"Kondisi sekolah seperti ini sudah kami ajukan ke Dinas dan pihak terkait setiap tahun karena jumlah siswa mendaftar melebihi kapasitas daya tampung sekolah namun sampai hari ini pihak sekolah belum menerima jawaban pasti dan terpaksa siswa kelas V belajar di lantai sambil duduk ," paparnya.
Sementara siswa kelas 1 terpaksa harus belajar bergantian karena keterbatasan meja dan kursi.
"Siswa kelas 1 yang baru sejak masuk tahu ajaran baru dimulai harus bergantian proses belajar mengajarnya," jelas Dahlan.
Baca juga:
Kontribusi 105.000 lulusan Binus untuk Nusantara
Miris, siswa & guru di SD ini terancam ISPA karena sungai Cimalaya tercemar & bau
Zenius Education adakan edukasi bimbingan belajar online
Selama bertahun-tahun, pelajar di Subang belajar di kelas rusak parah
Dua pelajar raih medali di ajang inovasi ilmiah internasional di Malaysia
Tradisi rebutan bangku di hari pertama sekolah