Kematian polisi di Pantai Kuta jadi perhatian serius Gubernur Bali
Pastika juga sempat meninjau proses otopsi dan juga berbincang–bincang dengan Ni Ketut Arsini.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika merasa prihatin dengan tewasnya anggota polisi, Aipda I Wayan Sudarsa, diduga dibunuh turis asing di Pantai Legian Kuta, beberapa waktu lalu. Masalah ini bakal menjadi perhatian serius pihaknya.
Itu disampaikan Pastika ketika mendatangi ruang Instalasi Forensik RSUP Sanglah, Jumat (19/8). Kehadiran Pastika juga untuk menenangkan istri korban, Ni Ketut Arsini.
"Ini merupakan fenomena yang harus kita beri perhatian serius, dalam rentang waktu yang sangat dekat sudah dua kali terjadi penganiayaan terhadap aparat yang berujung kepada kematian dan keduanya pelakunya adalah wisatawan asing,” jelas Pastika. Itu juga disampaikannya kepada para rekan kerja almarhum Sudarsa.
-
Apa yang disita oleh petugas Satpol PP di Denpasar? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas," kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
-
Tarian apa saja yang ditampilkan oleh Kota Denpasar? Duta kesenian dan kebudayaan Kota Denpasar menyuguhkan tiga pementasan, yakni Tari Legong Tri Sakti, Tari Baris, dan Tari Barong Ket Prabhawaning Bharuang pada malam pementasan budaya serangkaian Rakernas Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Kamis (24/8).
-
Kapan Pesta Rakyat Simpedes di Denpasar akan diadakan? Rencananya, PRS di Denpasar akan digelar pada 23-24 September 2023 di Lapangan Niti Mandala Renon.
-
Mengapa wanita di Denpasar itu marah kepada kurir? Wanita itu tidak terima membayar Rp50.000 sesuai nominal yang tertera d paket. Dia merasa, harga yang dibeli lewat marketplace hanya Rp15.000.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
Mantan Kapolda Bali ini mengakui, nasib aparat polisi berpakaian seragam lengkap berjaga atau patroli sendirian memang riskan. Sebab, para teroris selalu mengincar. Bahkan itu bisa terjadi kapan pun, meski kondisi Bali saat ini bisa dibilang aman.
"Kita harus siaga selalu bahwa teroris saat ini menjadikan polisi sebagai sasaran, mereka tidak peduli itu polisi apa,” ungkap Pastika.
Dalam kesempatan tersebut, Pastika juga sempat meninjau proses otopsi dan juga berbincang–bincang dengan Ni Ketut Arsini. Dirinya berpesan agar keluarga yang ditinggalkan selalu tabah dan kuat serta merelakan kepergian suaminya.
Sementara itu, Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah, dr Dudut Rustyadi menyatakan, berdasarkan hasil visum sementara terhadap jenazah ditemukan sebanyak 39 titik luka di jasad korban.
Menurut Dudut, luka paling fatal ada di bagian kepala. Dari gambarannya, luka-luka tersebut bukan diakibatkan oleh benda tajam tetapi akibat terkena kekerasan benda tumpul.
"Seizin dari pihak keluarga hari ini (19/8) akan dilakukan otopsi untuk memastikan penyebab kematian dari jenazah," jelas Dudut.
Diberitakan sebelumnya, korban yang bertugas di area Pantai Kuta, pada Rabu 17 Agustus 2016, pagi ditemukan dalam keadaan tewas di pinggir Pantai Legian. Kondisi korban saat itu, dari mulut hidung hingga mata dipenuhi pasir laut.
Baca juga:
Anggota Polsek Kuta tewas akibat benda tumpul
Kasus pembunuhan Aipda Sudarsa, 2 warga asing jadi buronan polisi
Memburu pembunuh Aipda Wayan Sudarsa
Aipda Sudarsa diduga dibunuh, polisi kesulitan cari alat bukti