Kemenag Gelar Sidang Isbat Penentuan Idul Adha 2023
Dalam acara tersebut turut hadir Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi. Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar. Wakil Menteri Agama, Zainud Tauhid Sa'adi. Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin. Duta besar perwakilan negara-negara sahabat. Serta para tokoh lainnya.
Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) menggelar sidang isbat untuk menentukan awal bulan Dzulhijjah 1444 H. Sidang isbat digelar di kantor Kementerian Agama, Jl. M. H. Thamrin, Jakarta, Minggu (18/6). Sebelum menggelar sidang isbat, Kemenag terlebih dahulu menggelar seminar posisi hilal.
"Mohon izinkan saya Ahmad Izudin anggota dari tim hisab rukyat kementerian agama Republik Indonesia untuk menyampaikan data-data posisi hilal untuk penentuan awal Dzulhijjah 1444 H di wilayah hukum Negara kesatuan Republik Indonesia," kata Anggota Tim Hisab Rukyat, Ahmad Izudin dalam acara Seminar Posisi Hilal di Kantor Kemenag, Jakarta.
-
Apa yang dilakukan saat Idul Adha? Idul Adha termasuk salah satu hari raya besar yang diperingati oleh masyarakat Muslim di seluruh dunia. Ini disebut juga dengan hari raya haji atau hari raya kurban. Sebab, Idul Adha bertepatan dengan momentum ibadah haji dan ritual penyembelihan kurban yang dilakukan umat Muslim.
-
Idul Adha itu apa? Idul Adha juga dikenal dengan sebutan Hari Raya Kurban, di mana umat muslim melaksanakan ibadah penyembelihan hewan di setiap perayaan ini.
-
Kenapa sidang isbat Idul Adha penting? Dengan begitu, umat Muslim akan mengetahui kapan jatuhnya awal bulan Zulhijah dan Hari Raya Idul Adha.
-
Mengapa ucapan selamat Idul Adha penting? Di mana umat muslim saling mendoakan agar bisa mendapatkan ampunan dan keberkahan di hari yang penuh keutamaan.
-
Apa yang dimaksud dengan sidang isbat Idul Adha? Sidang isbat Idul Adha adalah proses menentukan atau menetapkan awal bulan Zulhijah dalam kalender Hijriyah.
-
Kapan Hari Raya Idul Adha tahun ini? Simak ulasan selengkapnya dilansir dari berbagai sumber, Jumat (14/6/2024):
Dalam acara tersebut turut hadir Ketua Komisi VIII DPR RI, Ashabul Kahfi. Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar. Wakil Menteri Agama, Zainud Tauhid Sa'adi. Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin. Duta besar perwakilan negara-negara sahabat. Serta para tokoh lainnya.
Usai menggelar acara Seminar Posisi Hilal. Kemenag akan menggelar Sidang Isbat, lalu menggelar konferensi pers untuk menyampaikan hasil sidang isbat.
Adapun pada tahun ini, perayaan Hari Raya Idul Adha antara pemerintah dan Muhammadiyah berpotensi berbeda.
Potensi perbedaan itu terjadi lantaran pemerintah dalam penentuan awal bulan hijriah menggunakan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), dimana dinyatakan awal bulan ketika ketinggian hilal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.
Sementara untuk Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan menggunakan hisab hakiki wujudul hilal, yang menyatakan bahwa 1 Dzulhijjah 1444 H jatuh pada hari Senin (19/6) sehingga Idul Adha (10 Zulhijah 1444 H) jatuh pada hari Rabu (28/6).
Hilal Awal Zulhijah 1444H Masih di Bawah Kriteria Imkanur Rukyat MABIMS
Kementerian Agama telah mengelar seminar posisi hilal yang disampaikan anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag Ahmad Izzudin.
Dalam paparannya, Izzudin mengungkapkan, secara astronomis, posisi hilal di Indonesia pada saat Maghrib masih berada di bawah kriteria baru MABIMS yang ditetapkan pada 2021, sehingga kemungkinan tidak dapat teramati.
"Di seluruh wilayah Indonesia, posisi hilal pada 29 Zulqaidah 1444H sudah berada di atas ufuk. Namun demikian, masih berada di bawah kriteria imkanur rukyat MABIMS," kata Izzudin.
Kriteria baru MABIMS menetapkan bahwa secara astronomis, hilal dapat teramati jika bulan memiliki ketinggian minimal 3 derajat dan elongasinya minimal 6,4 derajat. Sementara menurut Izzudin, pada saat Magrib 18 Juni 2023, posisi bulan di Indonesia tingginya 0 derajat 20 sampai 2 derajat 36 menit, dengan sudut elongasi antara 4 derajat 40 menit sampai dengan 4 derajat 94 menit.
"Melihat data tersebut, maka pada hari Ahad, 18 Juni 2023 di seluruh wilayah Indonesia, menurut kriteria Imkan Rukyat Baru MABIMS secara teori diprediksi tidak dapat teramati," tutur Izzudin.
"Kalau besok, posisi hilal pasti sudah lebih tinggi dan teramati," sambungnya.
Maka, lanjut Izzudin, jika data tersebut dikaitkan dengan potensi rukyatul hilal, secara astronomis atau hisab, dimungkinkan awal bulan Zulhijah jatuh pada Selasa, 20 Juni 2023. Tahun ini, Kemenag menurunkan tim rukyatul hilal di 99 titik se-Indonesia.
Mereka akan melaporkan hasil rukyatul hilal yang juga menjadi pertimbangan dalam Sidang Isbat (penetapan) 1 Zulhijah 1444H.
(mdk/ded)