Kemenag: Orangtua sekarang takut anaknya ikut pengajian
Kementerian Agama mengajak tokoh-tokoh untuk mengkampanyekan Islam nusantara.
Maraknya paham radikalisme di Indonesia semakin memprihatinkan. Khususnya ideologi ISIS dan terorisme yang terjadi belakangan ini. Ternyata dalam pengusutan kasusnya, polisi banyak menangkap orang yang telibat dalam kasus teror bom di Sarinah, Thamrin, Januari lalu.
Dirjen Bimas Islam Kemenag Machasin menilai, pendidikan Islam moderat merupakan benteng utama dalam pencegahan paham radikal.
"Penyebaran paham Islam yang cocok untuk wilayah Indonesia. Salah satunya dengan menarik mahasiswa luar negeri untuk belajar agama Islam di Indonesia," kata Machasin dalam Diskusi Publik PKB di Gedung Graha Gus Dur, Raden Shaleh No. 42 Jakarta Pusat, Selasa (2/2).
Katanya, cara ini dinilai efektif karena Islam di Indonesia berbeda dengan negara-negara lain. Memang setiap negara memiliki ciri khas tersendiri dalam menganut agama, tak terkecuali agama Islam.
Kampanye-kampanye Islam nusantara juga dilakukan dengan merangkul berbagai organisasi Islam yang ada di Indonesia. Tak hanya itu, Kementerian Agama juga menggaet tokoh-tokoh agama untuk mencegah adanya paham radikal di masyarakat.
"Kementerian Agama mengajak tokoh-tokoh untuk mengkampanyekan Islam nusantara. Ada 16 titik di seluruh Indonesia yang mengajak untuk berbicara tentang Islam nusantara," lanjut Machasin.
Selain itu, peran keluarga dalam menangkal paham radikal juga dinilai penting. Keluarga menjadi landasan dasar tentang pemahaman agama.
"Dulu orangtua khawatir anak-anak nonton bioskop, sekarang malah takut anak ikut pengajian," ungkapnya.
Katanya, kini orangtua lebih cemas anaknya ikut pengajian. Ini dilatarbelakangi banyaknya kasus anak yang ikut pengajian pulangnya malah menghadirkan orangtua lantaran perbedaan pemahaman tentang agama.
Upaya terakhir yang dilakukan yaitu, menyebarkan penyuluh-penyuluh agama kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang Islam di Indonesia. Cara ini dilakukan dengan metode konseling terhadap warga.
"Sudah satu minggu kami mengirimkan penyuluh agama kepada eks Gafatar. Caranya dengan mengajak mereka ngobrol dan tidak membahas tentang agama," pungkasnya.
Baca juga:
Pascabom Sarinah, kelompok An Nadzir sering disambangi intel
PM Hungaria puji Indonesia cepat tangani teror Sarinah
PPATK: Dana teroris dari Timur Tengah, beli senjata di Filipina
Orangtua pelaku teror Thamrin meminta maaf kepada seluruh rakyat
Pemakaman jenazah Dian Juni Kurniadi dikawal personel polisi
Ada info, pelaku teror bom Sarinah sempat telepon orang di Malaysia
Saat ada teroris, Ponpes disorot lalu bagaimana dengan korupsi?
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Bagaimana cara mencegah tindakan terorisme? Cara mencegah terorisme yang pertama adalah memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengetahuan tentang ilmu yang baik dan benar ini harus ditekankan kepada siapa saja, terutama generasi muda.
-
Siapa Pratama Arhan? Lemparannya Nyaris Jadi Goal, Simak Deretan Fakta Pratama Arhan Siapa Pratama Arhan? Lemparan dalam nyaris jadi goal Pertandingan Indonesia vs Argentina yang digelar kemarin (19/6) membawa nama Pratama Arhan jadi sorotan.
-
Apa yang dimaksud dengan Sarisa Merapi? “Jadi Sarisa Merapi berasal dari kata ‘sari salak dari lereng Merapi’ dan berdiri sejak 2016 dengan saat ini sudah memiliki 20 jenis olahan salak,” kata Rini kepada Merdeka, beberapa waktu lalu.
-
Bagaimana Sarisa Merapi mengolah salak? Brand ini konsisten mengolah buah salak segar mulai dari mulai kulit hingga bijinya.
-
Mengapa Sarisa Merapi dibentuk? Melimpahnya buah salak menggerakkan Kelompok Wanita Tani Kemiri Edum untuk mendirikan sebuah UMKM bernama Sarisa Merapi di Dusun Kemiri, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem.